Mira’s POV
Keesokan paginya aku berjalan santai di koridor rumah sakit sambil terus tersenyum menuju ke arah kamar Calum. Ya. Aku membawa kabar bahagia untuknya. Aku yakin sembilan ratus sembilan puluh sembilan persen dia akan senang mendengarnya, haha.
“Selamat pagi semuanya.” Sapaku kepada setiap manusia disana saat aku memasuki kamar Calum.
“Pagi, dok.” Suara itu terdengar serempak dari mulut beberapa orang, sedangkan yang lainnya hanya membalas dengan tatapan hangat dan sebuah senyuman.
“Hi, Calum. Bagaimana keadaanmu?? Coba aku periksa,”
Keadaan Calum semakin membaik, ditambah lagi kabar gembiraku ini, aku yakin jika semua berhasil Calum akan segera sembuh dan dapat pulang.
“Oh ya, semua. Pagi ini saya membawa kabar gembira. Khususnya untuk kau, Cal.” Aku menyenggolnya pelan.
“Apa itu? Apa kau yakin aku akan gembira setelah mendengar ini?” Suaranya bernada meremehkan.
“Tentu saja. Karena apa? Ada seseorang yang mendonorkan matanya untukmu!! ” Aku tersenyum sangat senang begitu juga semua di ruangan ini. Calum juga tak kalah senangnya.
Calum’s POV
“Tentu saja. Karena apa? Ada seseorang yang mendonorkan matanya untukmu!! ” Finally!! Aku sangat senang sekarang. Mira benar, berita ini benar-benar gembira.
“Terimakasih Tuhan. Akhirnya, Cal.” Mom memelukku, kurasakan dia menangis bahagia.
“Selamat bro.” Luke buka suara.
“Yey, kita akan manggung lagi.” Mike menambahkan.
“Aku turut senang, Cal.” Ash mengelus pundakku. Kami berempat lalu berpelukan
“Benarkan, kau akan senang, Cal.”
“Haha, iya Mira. Kau memang benar.”
“Oh iya, aku hampir lupa, keluarga pendonor memberi ini untukmu. Kata mereka kau harus membacanya sendiri saat kau telah melihat lagi nanti.” Mira menyodorkan sebuah amplop kepadaku. Seperti surat kurasa.
“Terimakasih. Tapi kira-kira siapa dia ya?” tanyaku penasaran.
“Iya, sama-sama. Ntahlah, yang jelas dia mengenalmu. Mungkin dia fans mu.” jelas Mira seadanya.
“Mungkin.” Yah mungkin saja, yang jelas aku sangat bereterimakasih kepadanya
“Oh iya, kalau kau dan keluargamu bersedia, kita bisa melakukannya siang ini juga. Semoga semua ini berhasil dengan lancar. Kita akan mengetahui hasilnya besok pagi, Cal.” Sambung Mira.
“Tentu kami setuju. Dan aku sudah sangat siap.” Aku sudah tak sabar melihat dunia lagi.
***
Mira’s POV
Siang ini aku tengah berada di ruang operasi. Calum terbaring di depanku, bertaruh nyawa menginginkan pengliatannya kembali. Aku disini juga berjuang, melakukan yang terbaik untuknya, untuk pasien yang sekaligus temanku. Aku sangat berharap semua berhasil dan Cal bisa melihat dunianya lagi.
Tak lama setelah itu, setelah beberapa jam di dalam ruangan, aku keluar dari ruang operasi karena operasi telah selesai dilaksanakan. Di ambang pintu keluarga dan teman-teman Calum telah menunggu.
“Bagaimana operasinya, dok? Apakah berhasil? Calum akan dapat melihat lagi kan?” Calum’s Mom menemuiku langsung. Membanjiri ku dengan beberapa pertanyaan bertubi-tubi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Beautiful Miracle (Calum Hood)
RomanceKeajaiban bukanlah sebuah hal yang tak mungkin terjadi. Selama kau percaya kau pasti akan mendapatkannya. Seperti saat kau mencintai seseorang, teruslah berusaha dan percayalah bahwa keajaiban akan datang. Tuhan Maha Adil, Dia akan memberikan sesuat...