Chapter. 1

333 20 0
                                    


Srettt...., cittt....

"Ini yang terakhir" gumam namja bergigi kelinci dan bersurai
Brown-black. Meletakan satu kotak susu terakhir di depan rumah pelanggannya. Mengantar susu selesi dan sekarang adalah waktu baginya untuk kerja paruh waktu disebuah minimarket.

Namanya Jeon Jungkook, biasa di panggil Jungkook. Berumur 17 tahun.Di saat anak remaja seusianya menghabiskan waktu dengan bersekolah juga bersenang-senang. Dia harus bekerja mencari uang untuk menghidupi dirinya sendiri.Yah,mau bagaimana lagi. Dia bukanlah anak dari seorang yang berada.Jungkook terlahir di keluarga miskin, dan tinggal sendiri setalah ajhumanya meninggal.
Yaitu, orang satu-satunya dimiliki Jungkook setelah kedua orang tuanya meninggal di umurnya yg ke-5 tahun. Namun walaupun dia tidak bersekolah dia mempunyai satu mimpi besar yang selalu dia harapkan bisa terjadi dan terwujud yaitu, menjadi seorang penyayi yang terkenal dan memiliki banyak fans yang selalu mendukung. Juga satu mimpi lagi yang dia harapkan yaitu memiliki seorang saudara.

Dan di sinilah Jungkook sekarang,di sebuah minimarket tempatnya bekerja paruh waktu.

"Total belanjaan tuan 8 won"ujar Jungkook sopan.

"Ini, selebihnya buatmu saja. Karna, kau sangat sopan, dan aku menyukainya" ujar pelanggan itu. Lalu pergi keluar dari sana.

"Khamshamnida, semoga bertemu dihari lainnya" senyum Jungkook ramah.

Jungkook menghela nafas berat, "Apa ada pekerjaan menguji nyali, dan mendapat gaji besar?"

"Ada" jawab seseorang membuat Jungkook cepat-cepat menonggakan kepalanya yg tersandar malas dimeja kasir lalu berdiri.

"Ah Yeonjun-ah, apa yg ingin kau beli?" tanya Jungkook.

"Ne hyung. Aku hanya ingin membeli ramen ini saja"jawab Yeonjun.

"3 won untuk ramenmu Yeonjun, dan pekerjaan apa yg kau maksud?"tanya Jungkook sambil melepaska jaket kerjanya. karena, jam kerjanya sudah selesai.

Yeonjun membayar ramennya, "Apa kau akan pulang hyung? kalau begitu kita bicara sambil berjalan saja"

"Baiklah"

Mereka berdua keluar setelah Jungkook selsai mengambil upah kerjanya tadi.

"Lalu pekerjaan apa yang kau maksud?" tanya Jungkook untuk yang ketiga kalinya.

Yeonjun tertawa kecil, "Sepertinya kau sangat mengiginkan pekerjaan itu hyung" goda Yeonjun.

Jungkook memutar matanya lalu berdecak, "Tidak usah menggodaku segala,katakan saja apa pekerjaan itu"

Yeonjun meletakan jari telunjuknya didagu seolah berfikir, "Um..Pekerjaanya sangat menguji nyali,kesabaran bahkan mental, dan gajinya juga sepadan"

"Menguji nyali, kesabaran juga mental? sepertinya tidak buruk.Karena, uangnya sepadan"

"Apa kau serius ingin bekerja disana?" tanya Yeonjun tidak yakin. "Aku saja jika bukan karena gajiku yang besar,sudah lama aku keluar dari pekerjaan itu"

Jungkook mengernyitkan dahi,"Memangnya berapa gaji disana, dan apa nama pekerjaanya?"

"Gajinya berbeda-beda besarnya,tergantung pekerjaanmu,dan pekerjaan yg ku maksud itu-"

BLAR..

Ucapan Yeonjun terpotong karena suara petir yang cukup besar."Sebaiknya kau datang sendiri saja kesana, ini alamat tempat kerja yang kumaksud. aku pulang duluan ya,hyung" ujar Yeonjun menyerahkan selembar kertas kecil berisi alamat tempat kerja itu. Kepada Jungkook,lalu pergi karna sebentar lagi akan hujan.

"Ah satu lagi hyung! kalau kau berniat bekerja disana sekalian saja kau bawa pakain yang lumayan banyak yah!!" teriak Yeonjun sebelum benar-benar pergi.

Jungkook hanya mengangguk yang sama sekali tidak terlihat oleh Yeonjun, lalu bergegas pulang sebelum hujan membasahi badanya.

"Aku penasaran dengan pekerjaan itu"gumamnya sambil menaiki tangga menuju kontrakan kecilnya.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jungkook baru saja selesai mandi.Rasanya pegal meranyap diseluruh tubuhnya. Dengan cepat Jungkook mengenakan pakaian'nya lalu merebahkan diri di atas kasur yang tidak bisa dibilang empuk atau pun lembut. Tapi setidaknya Jungkook masih bersyukur memiliki kasur, dari pada tidak memiliki sama sekali kan?

Menatap langit-langit kamar dengan tangan tersilang didepan dada,Jungkook seolah berpikir sesekali bergumam menyayikan lagu dari aktris kesukaannya. Oh, andaikan dia anak dari orang kaya pasti impiannya untuk jadi penyayi bisa terwujud. Tapi mau bagaimana lagi? lagi pula ini memang sudah takdir untuk hidupnya.

Tiba-tiba saja dia terpikir soal pembicaraannya dengan Yeonjun tadi.

"Apakah aku harus mengambilnya? aku bahkan tidak tahu apa pekerjaannya" gumam Jungkook.

"Tapi aku ingin pekerjaan yang lain. Aku tidak mau seperti ini terus dengan gaji yang tidak cukup besar, setidaknya aku memiliki modal untuk ikut seleksi menjadi seorang penyayi"

"Apa aku melihat saja dulu tempatnya? benar. Tapi, berarti aku harus menyiapkan pakayanku dahulu?"

Jungkook bangun dari posisi tidurannya menjadi berdiri lalu berjalan kearah lemari untuk menyiapkan apa yang dia perlukan.Sambil sesekali menggerutu atau bergumam.

Setelah selesai Jungkook kembali merebahkan dirinya di kasur.Mengerjap perlahan sambil berfikir sebelum akhirnya benar-benar tertidur pulas, menyelam kealam mimpi.

Tbc
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semoga suka yah dengan ceritanya,um..Maaf kalau prologue'nya rada-rada.Hihi

Intinya jangan lupa vote,komen,and share kalo suka.

Purple u Army💜

The Mental and The MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang