Chapter.4

144 19 5
                                    

Kamar kedua dengan pintu berwarna merah muda. Hiasan-hiasan indah melekat di pintu. Dan terdapat tulisan 'prinsses' di sana. Jungkook berpikir apa ini kamar pasien perempuan?

"Apa ini pasien perempuan?" tanya Jungkook. Yeonjun terbahak.

"Wae, apa yang lucu?" aneh Jungkook.

"Aniya. Tidak apa-apa. Sebaiknya kau lihat saja sendiri" ujar Yeonjun masih di sela tawanya. Jungkook jadi bergedik ngeri melihat Yeonjun yang tertawa seperti itu. Dia sudah gila?

"Berhenti lah tertawa, kau membuatku takut"

Yeonjun mengibaskan satu tangannya di depan wajah singkat. "Araseo. Ayo kita masuk sepertinya kau sudah sangat penasaran dengan gadis ini hyung" ujarnya menggoda Jungkook yang mengernyit dahi.

"Gadis?" gumamnya.

Ceklek.....

Terlihat seseorang dengan rambut panjang berwarna merah muda yang di kuncir kuda duduk membelakangi mereka. Memakai baju piyama pasien berwarna merah muda juga. Kamar yang rapi bersih dengan rak besar penuh makanan di sudut ruangan. Meja rias yang penuh dengan make up.Sepatu hils berjeres rapi di samping meja rias itu, kaca mata, topi, dan tas juga ada di dalam sana dan tentunya semua barang itu englimetid edition. Woah. Apa ini semacam toko di dalam rumah sakit jiwa? atau orang ini yang sebenarnya anak dari seorang aktris?

"Anyeong prinsses" ujar Yeonjun menyapa.

Orang itu berbalik. Mata Jungkook langsung membelalak tidak percaya juga terkejut. Bahkan sampai terjatuh saat melihatnya. Apa kau tahu apa yang Jungkook lihat? wajah yang penuh dengan make up tebal, lipstik dan blusson yang sangat merah. Astaga! apa ini?

Yeonjun terbahak melihat keterkejutan Jungkook. Oh perutnya sampai sakit karena terus tertawa.

"Oppa odiegayeo?" ujar orang itu berdiri mendekati Jungkook yang beringsut mundur. Tolong siapa pun bantu Jungkook berdiri. Dan ingatkan dia untuk berhenti.

"Prinsses, apa yang sedang kau lakukan?" ujar Yeonjun. Orang itu langsung mendekat kearah Yeonjun dan tidak lagi menyudutkan Jungkook.

"Apakah ini sudah terlihat cantik dan rapi?" tanya orang itu menunjukan sepuluh jarinya di depan Yeonjun.

"Sangat cantik. Kau sangat pintar prinsses" puji Yeonjun sambil melirik Jungkook dari ekor matanya memastikan Jungkook tidak keluar dan kabur. Dia yakin jika hyungnya itu sedikit terkejut.

"Gumawoyeo. Aku akan merapiaknya lagi" ujarnya lalu kembali duduk membelakangi mereka untuk melanjutkan mewarnai kuku-kuku nya.

Jungkook mendekat kearah Yeonjun dan memukul kepala belakang Yeonjun. "Kau ini, Kenapa kau mentertawakan ku tadi?!" kesalnya.

"Sebaiknya kita keluar saja duku hyung" ujar Yeonjun menarik tangan Jungkook untuk keluar dan menutup kembali pintu kamar merah muda itu dan membiarkan orang tadi melajutkan kegiatanya tanpa terganggu.

"Jelaskan!" ujar Jungkook masih dengan nada kesal. Yeonjun ingin menjelaskan, tapi ini terlalu lucu untuk tidak di tertawakan. Mengingat dari semua perawat yang pernah bekerja menjaga Bangtan, hanya hyungnya ini lah yang bereaksi seperti itu. Oh ingatkan dia untuk berhenti tertawa.

Jungkook memutar matanya malas, dia sungguh jengah melihat Yeonjun yang terlihat bahagia sekali saat mentertawakanya. "Jangan mentertawakan ku terus, atau kau ku bunuh saat ini juga" ujarnya kesal. Tapi dia hanya bercanda soal membunuh.

"Uhuk!" Yeonjun terbatuk mendengar ucapan Jungkook dan langsung membungkam mulut Jungkook dengan satu tangannya.

"Yak! hyung, apa kau mau membuat mereka histeris!" pekik Yeonjun tertahan.

The Mental and The MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang