Chapter. 8

107 22 5
                                    

Ceklek...

"Eoh? Ugi sudah bangun?" kaget Jungkook saat melihat Yoongi sudah terduduk sambil menatap keluar jendela.

Tidak ada respon berarti dari Yoongi. Dia hanya terdiam, duduk di antara enam teman sekamarnya yang tertidur, sambil menatap kosong keluar jendela. Jungkook di buat bingung olehnya. Apa pasiennya ini sedang tidak dalam mode littelspace? tapi... bukankah saat dia sedang tidak dalam episode itu, Yoongi bersikap normal? kenapa tidak tersirat apapun dari mata bulat itu? dan kenapa rasanya sesak melihat dia seperti itu? bisakah kalian menjawabnya?

"Apa kau lapar h-hyung?"

Tidak ada sahutan. "Apa kau mau ketaman?" dan tetap tidak ada jawaban. Jungkook menggigit pipi dalamnya, dan dengan cepat mengambil sesuatu yang ada di dalam kantong bajunya. Coklat.

"Kau mau coklat?" Yoongi menonggak. Menatap Jungkook dan coklat itu bergantian. "Kau mau? aaaa~" mulut itu tertutup rapat.

"Aaaaa~"

Hap..

Senyum kelinci tercetak di bibirnya saat Yoongi melahap coklat itu. Setelahnya dia kembali berbaring lalu memejamkan mata.

"Andwe~ saatnya mandi Ugi" ujar Jungkook. Yoongi membuka matanya dengan alis terangkat satu. Jungkook memiringkan kepalanya. Kenapa? kemana tatapan kosong beberapa detik lalu? bukanya senang dengan tatapan itu, tapi ini membuatnya bingung, seperti apa emosi Yoongi sebenarnya? mode normal? karena coklat? mana mungkin?

"Kenapa harus? perawat sebelumnya tidak seperhatian ini" ujar Yoongi, ah tidak tatapan itu tidak hilang, dan tersirat sesuatu di dalam sana. Yang Jungkook sendiri tidak bisa menebaknya.

"Karena aku ingin. Apa kau mau aku yang memandikanmu?. Palliwa" ujarnya menarik tangan Yoongi untuk kembali duduk. wow beraninya aku!

"Aish shiro.. Masih terlalu pagi untuk mandi. Itu dingin, aku tidak mau" tolaknya kembali berbaring.

"Akan ku campur air hangat agar tidak dingin" Yoongi menyipitkan matanya menatap kesal Jungkook yang menaik turunkan alisnya. Menyebalkan.

"Ck! terserah" kesalnya dan berjalan memasuki kamarnya untuk mandi.

Jungkook lanjut membangunkan pasien lainnya. Tidak ada pemberontakan, mereka menuruti perkataan Jungkook. Sebenarnya, tidak pernah terpikirkan baginya akan menjadi perawat di rumah sakit jiwa. Dan kalian tahu sendiri, dia melakukan ini hanya karena jumlah gajinya yang besar. Tapi entahlah, setelah melihat mereka mengalami episode membuatnya ingin melihat mereka tersenyum tulus. Karena membuat mereka nyaman akan membatu sebanyak 25% untuk sembuh.

"Jungkook-shi" panggil seseorang.

"Kamjjagiash!"

"Ah mian membuatmu kaget"

"Ah ussa-nim! Aniyo, aku saja yang terlalu fokus" jawab Jungkook kikuk dan membungkuk 90 derajat. Dr. Shinhyuk terkekeh kecil. "Santai saja, aku tidak seformal itu" ujarnya. Jungkook menggaruk tengkuknya gatal. Dia kikuk.

"Aku akan memeriksa mereka" ujar Dr. Shinhyuk sambil membuka catatan perkembangan pasiennya. "Ah nde ussa-nim"

Dr. Shin mulai membuka pintu pertama, kamar Namjoon. Seperti biasa saat pemeriksaan, dia akan mengajak pasiennya ini berbicara, walau tidak pernah mendapat respon berarti Dr. Shin akan dengan senang hati melakukanya, karena dia sudah menganggap Bangtan sebagai anaknya. Dan tambah senang lagi, saat pemeriksaannya kali ini di respon oleh mereka. Bukankah itu hal baik?

Setelah memeriksa mereka, dan mencatat perkembangannya. Dr. Shin keluar dari kamar terakhir, kamar Taehyung. Dengan Jungkook yang sedari tadi mengekorinya dari belakang.

The Mental and The MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang