Chapter. 7

105 24 13
                                    

"N-Nde???"

"Kalau begitu mendekatlah dan duduk bersama kami. Apa kau tidak mau membaur dengan kami yang gila ini?" tanya Yoongi masih dengan permainan pianonya. Membuat Jungkook cepat-cepat menggeleng dan duduk tepat di sebelah Jin.

"Kau pasti bingung bukan? sama halnya dengan kami. Kami bahkan sangat jarang normal bersamaan seperti ini" ujar Taehyung, Jungkook hanya mengangguk kaku.

"Aku rasa kau tidak nyaman" ujar Namjoon saat melihat gelagatnya.

Baru akan menjawab, perkataannya terpotong oleh Hoseok. "Sebaiknya kembali saja ke asramamu, kau bisa kembali lagi kesini saat malam"

"Ani"

"Eoh??"

"Aniya, aku bukanya tidak nyaman. Hanya saja aku bingung tidak melihat Princess di sini" ujar Jungkook membuat mereka seketika menyemburkan tawa. Terkecuali Jin, yang berubah masam.

"Sebegitu aneh kah? sampai-sampai kau tidak bisa mengenali aku"

"Mwo?" Jungkook mengernyit bingung.

Jin menghela nafas. "Aish... A-Aku Princess! Ah menyebalkan!" kesalnya kemudian.

"Heol!" kagetnya sambil membekap mulut.

Dan tentu saja membuat Jin mendelik kesal. "Yak! kenapa reaksimu seperti itu eoh?!"

"Eng? mian heheh"

"Sepertinya kita bisa menjadi dekat. Mau berteman?" tanya Taehyung dengan senyum kotak miliknya.

Jungkook ikut tersenyum lebar. "Tentu saja tidak...." seketika senyum mereka luntur.

"....Karena kalian adalah hyung baru untukku" Jungkook melanjutkan jeda dari kata-katanya. Membuat mereka tersenyum cerah dan berhambur memeluk Jungkook. Tidak berlangsung lama saat Jungkook menyadari sesuatu. Tapi apa?

"Hiks.. Hiks.. Huwaaaa~ ugi lapal~" sontak tangisan Yoongi membiat mereka menghentikan acara berpelukan itu. Belum sempat untuk Jungkook menenangkan Yoongi. Tiba-tiba Jin berlari kearah kamarnya sambil berteriak.

"A-Ani... Aniya! J-Jebal... Hiks hajima!" Jimin meringsut kearah sudut ruangan dengan menutup telinga serta matanya erat. Jungkook bertambah kalut saat melihat Taehyung yang menggosok-gosok tangam serta seluruh tubuhnya, seolah terdapat banyak kotoran pada tubuhnya. Ditambah gumamamnya yang membuat Jungkook mengernyit.

"Eomma! berhenti eomma... hiks.. Jebalyo.. Hajima! aku tidak mau! aku tidak mau!!"

Apa ini? kenapa mereka mengalami episode dalam satu waktu? Jungkook mencengkram kuat rambutnya frustasi. Apa mungkin ini penyebab semua perawat yang menangani mereka memilih untuk berhenti? bagaimana mereka bisa setega itu? Jungkook akui, dia sendiri tidak mampu menangani ini. Apa lagi mereka mengalami episode secara bersamaan seperti ini. Tentu saja menguras tenaga dan juga emosi. Tapi tidak... bukankah dia sudah menganggap mereka hyung untuknya? jadi tidak alasan untuk berhenti dan meninggalkan mereka. Tentu saja.

Brakk!

Dobrakan pintu yang keras membuat Jungkook dan mereka terkaget bukan kepalang. Bahkan Namjoon dan Hoseok yang sedari tadi meringkuk dengan bahu bergetar terkaget dan langsung menangis keras bersama Yoongi. 

"Helow everybody... sekarang saatnya bagi kalian menyambut kedatangan Diva Papan atas ini! ah! terimakasih untuk tepuk tanganya! hahaha!"

Di depan pintu kamar, Jin sudah berdiri dengan setelan perempuan ala dirinya. Astaga!

"Syutt.. cup cup cup... Tenanglah Ugi~ kau lapar? Hyungie abilkan susumu ne? jamkkaman ne?" ujarnya langsung berlari kearah kamar Yoongi untuk mengambil botol susu yang terletak di atas nakas dekat ranjang tidur. Lalu keluar kembali untuk memberikanya pada Yoongi.

"Uljima ne? jangan menangis lagi"

Setelah Yoongi tenang, Jungkook beralih kearah Jimin yang meringkuk di sudut ruangan. Entahlah ini benar atau tidak, yang pasti dia langsung memeluk Jimin dengan kata-kata penenang yang terlintas dari sepalanya.

"Syutt.. Tenanglah hyung~ Kookie ada di sini~ uljima, kau tidak sendiri~ aku ada untuk mu. Tenanglah~" begitu lembut kata-kata dan usapan yang Jungkook beriakan, sampai-sampai Jimin tertidur dalam dekapannya.

Setelah memastikan Jimin benar-benar tertidur, Jungkook menggendong dan menidurkanya sementara di dekat Yoongi yang sudah tertidur dengan botol susu kosong masih di mulutnya.

Beralih kearah Tehyung. "H-Hajima... Eomma hiks... J-Jebalyo" Jungkook menghampiri Tehyung dan mengengendongnya kearah kamar mandi. Saat sampai di kamar mandi tanpa aba-aba Taehyung turun dari gendongan dan menghidupkan air. Sehingga air shower yang dingin, mengalir membasahi tubuhnya.

Bugh..

Taehyung jatuh tersimpuh, Jungkook ikut berlutut dan menarik Tehyung kedalam pelukanya, tak memperdulikan jika bajunya akan ikut basah. "Tenanglah hyungie... Kookie bersamamu. Kau sudah bersih, tidak ada lagi kotoran pada tubuhmu~ uljima" setelahnya Taehyung tidak menangis lagi. Tapi Jungkook bisa merasakan jika tubuh Taehyung memberat di dalam pelukanya. Karena sekarang Tehyung pingsan.

Tanpa pikir panjang. Jungkook membawanya keluar untuk mengganti pakaiannya dengan yang kering dan melumuri tubuh Taehyung dengan minyak telon mikik Yoongi. Lalu menyelimutinya dengan selimut yang tebal. Tiga masalah selesai...

Jungkook kembali berlari kearah kamar Namjoon untuk mengambil buku apapun itu dan kekamar Hoseok untuk mengambil salah satu boneka miliknya. Setelah tenang mereka ikut tertidur karena lelah. Dua masalah lagi selasai... Sekarang tinggal satu')

"Princess~ apa kau lelah?" tanya Jungkook pada Jin yang sudah terduduk lesu dengan masing-masing hils sudah berserskan.

"Aku mengantuk" cicitnya lesu.

"Kemarilah" Jin berdiri dan mendekat kearah Jungkook. "Tidurlah" setelahnya Jungkook ikut tergeletak di tengah-tengah mereka dengan mata terpejam dan televisi yang masih setia menyala.

Satu kata untuk ini....

Melelahkan:)

.

.

.

.




















TBC

Pendek yah? mian:) otak Gav mampet. Lagi gelud juga sama work sebelah. Salah Gav juga sih. Yg satu blm selesai, udah bikin lagi.

Intinya Gav up ok. Gak bakal lama-lama lagi deh. Gav gk mau juga bikin kalian nunggu. Tp keknya ni cerita gada yg baca deh:(

Sedih... Gav bikin cerita gada yg baca. Buat yg baca sama vote, Thanks bat yah. No problem deh. yg penting ad yg respond udah:)

NO COPAS!
11:27 PM
")

The Mental and The MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang