Chapter.3

165 19 0
                                    

Happy reading💜
.
.
.
.
.
Jungkook menggeliat di atas kasurnya lalu menguap besar. Sebelum akhirnya benar-benar sadar dari tidur lelapnya.

Jungkook terduduk. "Aigeo, berapa lama aku tertidur? wah sudah hampir jam tiga"

"Ah sebaiknya aku mandi saja dulu"

Jungkook berdiri dan langsung berjalan menuju kamar mandi.Setelah mandi Jungkook sudah siap keluar menjenguk Yeonjun.

"Kkamcagiash!" kaget Jungkook saat Yeonjun sudah berada didepannya sama-sama terkejut.

"Hyung! kau mengagetkanku" dengkus Yeonjun. "Baru saja aku mau mengetuk kau sudah membukanya duluan, aku kira kau masih tertidur" cerocos Yeonjun.

"Kau pikir, hanya kau yang terkejut.Aku pun sama tau?" kesal Jungkook.

Yeonjun hanya menyengir saja."Sudahlah ayo kita makan, kau pasti laparkan?"ajak Yeonjun.

Mata Jungkook berbinar. Benar dia lapar karna pagi tadi tidak sempat sarapan.

"Kahaja!" semangatnya. Yeonjun hanya menggelang.

Mereka menuju ruang makan yang berada tidak jauh dari sana. Setelah makan, kini saatnya untuk Jungkook melihat gedung sebelah tempat yang akan menjadikan'nya sebagai perawat bagi pasien rehabilitas.

Gedung besar berwarna biru laut dan putih pascha. Jungkook sempat meringis atau sesekali terkejut saat tiba-tiba salah satu pasien disana secara mendadak muncul di depannya dan yang membuatnya kesal bahkan sempat ingin mengumpat adalah saat dia berjalan hampir saja terpeleset karena lantai yang akan dia pijak di siram dengan sengaja menggunakan air. Yeonjun bahkan hanya terbahak tanpa ingin menolongnya.

"Yak! apa kau akan tertawa terus? setidaknya bantu aku berdiri. Dasar kau ini" gerutu Jungkook kesal.

Yeonjun terbahak,"Mianhae hyung-e" ujar Yeonjun membantu Jungkook untuk berdiri.

"Mereka memang begitu hyung, kau jangan kesal apa lagi sampai mengumpat atau mereka akan mengamuk" peringat Yeonjun.

"Tapi, apa harus begitu. Kau tau ini sakit" ujar Jungkook masih kesal.

"Begitulah mereka, biarkan saja mereka bersenang-senang. Itu akan membantu rehabilitasnya cepat selesai"

"Kau tau, hyung. Semua pasien disini baik itu penyakit mental tinggi atau rendah. Mereka semua membutuhkan suport dari kita. Dan salah satunya adalah dengan membuat mereka senang" sambung Yeonjun.

Jungkook mengangguk'kan kepalanya mengerti. "Sepertinya sikap dewasamu itu berasal dari sini yah. Ku lihat sedari tadi kau sangat sabar menghadapi mereka" ujar Jungkook,Yeonjun terbahak.

"Aish hyung. Sikap dewasa itu bukan karena situasi. Melainkan tumbuh dari diri kita sendiri yang mau seperti itu atau tidak"

"Jika hyung menganggap aku itu dewasa, tidak hyung. Aku tetaplah memiliki sifat manja dan kekanakan" lanjutnya.

"Wow, kau merendah sekali"puji Jungkook.

Tanpa terasa jika jarak mereka dan ruangan khusus Bangtan sudah dekat bahkan tinggal beberapa langkah lagi.

Mereka berhenti saat sudah sampai didepan pintu masuk ruangan Bangtan.

'BTS-Bangtan sonyeondan'

"Cah hyung. Kita sudah sampai. Aku harap kau tidak terkejut atau berniat mengundurkan diri. Karena, hampir semua perawat yang sempat menangani mereka itu. Memilih untuk berhenti"

"Berhenti? Wae?"bingung Jungkook.

"Yah tinggkah mereka selalu diluar dugaan. Tapi bagiku itu menyenangkan"

The Mental and The MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang