Boenga tidoer.

22 4 6
                                    

Kala bumi sedang runtuh dengan penuh dan aku di tuduh membunuh yang sembuh sembuh. Aku sudah rapuh oleh lain gemuruh.
Aku mulai sedikit demi sedikit menutup dan membuka lalu hilang di bumi dan hadirlah yang sani, yang aku kenal betul bagai jiwa yang sudah mahir dari lahir, yang tidak semestinya ada, yang pada nyata pun masih abu, yang ia lihatpun hitam legam entah oleh siapa di tutup kedua netranya. Ketahui, saban fajar aku meramu 'tuk dibukanya satu pintu, masuk lebih dalam mengenal tanpa perlu meramal. Semoga diam dan sunyi enggan keluar ke permukaan. Semoga aku cepat menyulam yang suram. Semoga aku cepat merapal doa perihal temu berdua. Semoga aman dan damai masuk bersemayam di kediamanmu. Sampai bertemu kau dan aku dan semesta.

Isian.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang