20.Cemburu?

5 1 1
                                    

Happy Reading

Jam sudah menunjukkan pukul 15:03, Alana sedang menunggu Danzo yang berjanji menjemput di halte dekat sekolah.

Ini saat nya Tama mendekat ke Alana. Ia setengah berlari mendekati gadis yang selama ini ia cari. Dilihatnya Alana sedang duduk seperti menunggu seseorang.

"Alannardo," panggil Tama.

"Ngapain lo masih manggil gue pake nama itu ha?" ketus Alana.

"Lo kenapa sih? Tadi dikantin kaya gak suka gitu liat gue?" tanya Tama.

"Gue punya salah sama lo? Kalo gue punya salah gue minta maaf!" tambahnya.

Alana menoleh, menatap tajam Tama yang sedang duduk disampingnya.

"Lo mau tau apa kesalahan lo?" tanya Alana.

"Iya," sahut Tama.

"Lo mikir gak sih? Gue kejakarta itu buat nemuin abang gue, bukan mau gue juga tinggal disini, lo ngapain pake nyusul gue kesini sih? Siapa yang jagain geng Brave? Siapa tolol!" marah Alana.

"Siapa yang ngehandel geng Brave? Lo tau mereka semua labil Tam!" cerocos Alana.

"Ngapain lo kesini? Nanti kalo terjadi sesuatu sama geng Brave gimana? Lo mau tanggung jawab?" Alana tidak mau berhenti berbicara, jika saja Tama tak membekap mulutnya.

"Udah? Sekarang gue yang ngomong!" ucap Tama sambil melepas bekapannya.

"Sial, dirumah dia sok care banget sama mama, dan sekarang dia jadi sok care sama Alana? Cih!" decih orang yang sedari tadi mengamati Tama dari dalam mobilnya.

"Denger, gue kesini bukan buat nyusul lo, asal lo tau aja, lo dikabarin meninggal sama anak-anak, gue sih nggak tau pasti siapa yang nyebarin itu semua, dan gue yakin lo nggak meninggal, tapi, melihat bahwa oma dan opa lo dikuburin dijakarta gue akhirnya percaya kalo lo juga meninggal, dan ternyata lo sehat dan disini rupanya?" tanya Tama diakhir kalimatnya.

"Gue? Dikabarin meninggal?" ucap Alana tidak percaya.

"Iya, gue lagi nyari tau juga siapa yang nyebarin hoax itu, gue juga lagi cari tau siapa dalang dari blongnya rem mobil opa lo!" ucap  Tama.

"Maksud lo? Ada yang mau nyelakain gue sama keluarga gue?" tanya Alana tidak percaya.

"Iya, gue tau karena setelah kecelakaan itu gue langsung kejakarta  besoknya buat doain mereka opa dan oma lo, dan disampingnya ada nama mama lo, dan ada kuburan yang masih baru, gak ada namanya, gue kira itu bukan lo, dan setelah gue cari tau ternyata dia adalah korban kecelakaan dan wajahnya udah gak bisa dikenali, dan ciri-cirinya mirip lo, gue langsung gak bisa mikir waktu itu, lo sahabat gue, disaat lo sakit demam aja gue udah bingung setengah mati, dan ini? Kuburan yang ciri-cirinya persis sama lo! Gue langsung berfikir bahwa itu beneran elo." cerita Tama panjang lebar.

Alana menjadi miris sendiri, apa sebegitu bencinya orang itu kepada Alana? Sampai-sampai Alana dikabarkan meninggal dan sampai mengatur strategi sedemikian rupa sampai-sampai bisa mengelabui Tama? Padahal, dalam gengnya, Tama adalah orang paling pintar, dia mampu mendeteksi dan menganalisa dengan cepat sebuah masalah. Tapi kali ini? Rasanya strategi itu telah disusun sejak lama dan sangat matang.

"Lo nggak ada merasa janggal atau apa gitu?" tanya Alana.

"Iya, tadinya gue janggal, dan gue cari bukti, gue udah nemu bukti kalo orang kita yang buat mobil opa lo remnya blong, tapi gue belum tau siapa!" ucap Tama.

"Tapi tenang, gue gak akan tinggal diam, dan untuk sekarang lo emang lebih aman disini aja, nanti kalo gue udah tau siapa orangnya kita kesana bareng." saran Tama.

Laana Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang