Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
Tepat pukul sebelas, Jisoo sudah siap untuk bertemu dengan Rose. Dia tidak menemukan keberadaan Taeyong sama sekali semenjak sarapan tadi. Bahkan, di kamar pria itu pun tidak ada tanda-tanda kehidupan. Mungkin Taeyong sudah berangkat saat Jisoo siap-siap tadi. Karena waktu janjinya dengan Rose sudah terlambat, akhirnya Jisoo memutuskan untuk mengirimi pria itu pesan. Dia berpamitan dan mengatakan akan pergi bersama Rose ke sebuah kafe.
Saat Jisoo sudah sampai di kafe tersebut dirinya disambut raut kesal oleh Rose. Wanita tinggi itu menatap Jisoo dengan permusuhan yang kentara. Padahal dirinya hanya terlambat sepuluh menit, Rose saja yang suka datang lebih dulu dari waktu perjanjian.
"Kenapa terlambat?!"
"Tempat tinggalku yang sekarang jauh dari sini. Kau kira akhir pekan seperti ini tidak macet?"
"Ck, alasan." Gerutu Rose pelan. "Aku sudah memesan minum untukmu." Imbuhnya sembari menyuruh Jisoo duduk.
Setelahnya, seolah kekesalan Rose tidak terjadi gadis itu langsung bercerita panjang lebar mengenai liburannya di New Zealand. Jisoo yang hanya bisa mendengarkan terkadang terlihat antusias dan iri. Gadis itu menjadi ingin berlibur juga.
---
Taeyong baru saja berdiskusi masalah filmnya yang sukses besar dengan anggota timnya. Akhir pekan depan mereka akan berlibur selama dua hari sebagai hadiah. Karena diskusi tersebut memakan banyak waktu alhasil dirinya baru bisa membuka ponselnya. Diliriknya jam yang melingkar di tangan kirinya. Sudah pukul empat sore, itu berarti sudah lima jam yang lalu Jisoo mengiriminya pesan.
From : Istri Tidak Tahu Diri
11.00 a.mAku pergi bersama Rose ke kafe dekat rumahku
Tentang ucapanmu tadi pagi, aku akan percaya. Jika kau berani berhubungan dengan wanita lain aku akan mengirimu ke ayahmu untuk belajar bisnis! Camkan itu!
Semangat bekerja...Tanpa sadar lengkungan di wajah Taeyong terbit. Dengan langkah ringan pria itu bergegas menuju parkiran untuk menjemput Jisoo. Karena bisa dipastikan istrinya itu masih berada di sana. Ya, wanita jika sudah bertemu dengan sesamanya akan bisa menghabiskan waktu berjam-jam.
Sekitar tiga puluh menit berkendara, akhirnya Taeyong sampai juga di kafe dekat rumah Jisoo. Entah mereka berjodoh atau bagaimana, tepat saat Taeyong keluar mobil, saat itu juga Jisoo baru keluar dari kafe. Pria itu bersender menunggu sang istri menyadari kehadirannya. Namun, naas yang menyadari keberadaan Taeyong bukanlah Jisoo melainkan orang-orang di sekitarnya. Ternyata skandal itu benar-benar membuatnya dikenal banyak orang.
"Jisoo! Bukankah itu produser itu?!" Heboh Rose yang lebih dulu menyadari keramaian dadakan di depan kafe.
Jisoo yang langsung mengikuti arah tunjuk Rose seketika tergagap. Pikirannya penuh dengan pertanyaan kenapa Taeyong berada di sini. Dengan setelan semi resmi pula.
"Ayo ke sana." Ajak Jisoo pada Rose.
"Bukankah kita akan pulang?" Bingungnya yang menurut saja di belakang Jisoo.
Napas lega diam-diam Taeyong hembuskan saat melihat Jisoo mendekatinya. Senyuman samar hampir saja muncul di wajah pria itu sebelum mendengar ucapan Jisoo.
"Bukankah kau produser kekasih artis Jennie itu?" Seru Jisoo dengan nada dibuat berbinar. Kontan kerutan bingung terlihat di wajah Taeyong maupun Rose.
"Apa yang kau lakukan, huh?!" Bisik Rose penuh peringatan. "Maafkan dia." Imbuhnya cepat pada Taeyong.
"Mau berselingkuh denganku?" Tanya Jisoo dengan senyum manis. Seketika semua orang dibuat speechless atas perkataan Jisoo itu, tak terkecuali Rose.
"Yah! Kau gila?!" Teriak Rose tanpa sadar.
"Maafkan dia. Sungguh dia tidak pernah seperti ini. Aku juga tidak tahu kenapa?" Imbuh Rose buru-buru menjelaskan pada Taeyong.
Jisoo kembali berucap yang diiringi dengan senyum geli, "Kau datang untuk menjemputku, bukan?"
Tanpa menunggu respon Taeyong, gadis itu langsung berputar menuju pintu mobil samping kemudi. Meninggalkan Rose yang menahan umpatannya dan semua orang yang menatapnya penuh hujatan. Tanpa disangka-sangka Taeyong malah terkekeh kecil.
"Maafkan dia." Ujarnya dengan senyum geli yang tampak samar. "Kau pasti Rose, temannya. Aku Lee Taeyong, suaminya. Mengenai rumor yang mungkin kau dengar, itu tidak benar. Kami hanya bekerja sama dan sebatas rekan kerja. Jisoo juga tahu itu." Jelasnya sebelum pamit dan masuk mobil.
Kini Rose kembali ditinggalkan, tetapi dengan keadaan bingung. Sama halnya dengan orang-orang yang ada di sekitar depan kafe. Sebelum tiba-tiba Rose berteriak histeris saat berhasil mencerna ucapan Taeyong. Akan tetapi, sayangnya pasangan itu sudah meninggalkan area kafe.
"Wah, padahal baru besok aku dikenalkan dengan suaminya." Decak Rose tidak habis pikir. Bahkan, gadis itu tidak sadar ditinggalkan oleh Jisoo begitu saja.
---
"Keluargamu menelponku. Mereka bertanya apakah rumor itu benar? Apakah kau berselingkuh? Dan masih banyak lagi." Cerita Jisoo saat keduanya sudah menjauhi area kafe.
"Kau menjawab apa?"
"Entahlah, tanya saja kepada Taeyong langsung."
Seketika Taeyong melirik Jisoo kesal. Gadis itu sendiri malah tertawa tidak jelas setelah melihat ekspresi Taeyong.
"Aku bilang itu tidaklah benar." Koreksi Jisoo akhirnya.
Taeyong menyindir, "Sekarang kau percaya jika itu tidak benar?"
"Entahlah, jujur aku masih belum yakin. Kenapa tidak membantah rumor itu?"
"Aku menunggu agensinya mengonfirmasi."
"Jika tidak?"
"Aku yang akan melakukannya. Aku memberi mereka waktu tiga hari."
"Kenapa harus menunggu?"
"Kebijakan perusahaan. Mereka sedang berdiskusi saat ini."
Jisoo hanya bergumam sembari mengangguk kecil. Dunia entertainment memang memusingkan. Dirinya tidak ingin memahaminya sama sekali.
---
Tbc
P: 27 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Producer ::✓::
Fanfiction‼️ BELUM DIEDIT ‼️ Pandangan terhadap perjodohan: "Menurutku akan berakhir sama saat aku mencari sendiri dan dicarikan. Akan sama-sama diawali dengan perkenalan, kemudian pendekatan, saling memahami, dan berakhir bersama." -Lee Taeyong Pandangan ter...