PD: 13

4.9K 630 44
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Satu bulan sudah Taeyong berpisah dengan sang istri. Selama itu juga dirinya merasa campur aduk. Terkadang sangat ingin pulang, tetapi pekerjaannya tidak bisa ditinggal. Sangat rindu, tetapi hanya bisa bersua lewat ponsel. Meskipun awalnya berat, lama-kelamaan dirinya bisa menerimanya.

Hari ini kebetulan pekerjaan Taeyong memakan banyak waktu. Jadi, saat Jisoo mengiriminya pesan pria itu baru bisa membukanya. Raut terkejut tidak terelakkan saat Taeyong melihat gambar yang dikirimkan oleh Jisoo. Sebelum perasaan pria itu berubah rumit.

"Halo?" Jawab Jisoo saat panggilan Taeyong terangkat.

"Halo, sedang apa?" Tanya Taeyong dengan senyum samar.

"Baru akan tidur. Kau baru selesai?"

"Hmm."

Terjadi jeda cukup lama di antara keduanya.

"Kau sudah melihatnya?" Tanya Jisoo hati-hati.

"Hmm."

"Maaf aku melakukan USG. Padahal kau ingin kejutan." Sesal Jisoo dengan nada lirih.

"Tidak apa, aku mengerti. Kau pasti khawatir karena ukuran perutmu yang melebihi ibu hamil pada umumnya." Timpal Taeyong lembut. "Mereka semua laki-laki?" Imbuhnya dengan nada antusias.

"Ya mereka laki-laki."

Taeyong bergumam pelan, "Maaf."

"Kenapa meminta maaf?"

"Karena kau harus melewati awal kehamilan tanpaku. Bahkan, kau hamil kembar di awal pengalaman kita." Lirih Taeyong mengusap wajahnya frustasi.

Ya karena bagaimanapun semuanya terlalu mengejutkan. Kehamilan Jisoo yang ternyata kembar membuat tekanan tersendiri bagi Taeyong. Dia tidak tahu seberapa besar kesulitan Jisoo nanti. Hamil saja sudah cukup sulit, ditambah ini hamil kembar. Rasanya Taeyong benar-benar bersalah pada Jisoo. Padahal dulu dirinya yang meminta kembar. Setelah dikabulkan dirinya justru kelimpungan.

"Aku baik-baik saja, Taeyong. Ada Mama dan Papa yang menemaniku. Ada Rose juga yang selalu menghiburku. Aku akan selalu menjaga kesehatanku dan kuharap kau juga begitu. Lagipula kita menjalani semua ini bersama." Timpal Jisoo menenangkan.

Berhasil. Suara lembut dan penuh perhatian Jisoo barusan berhasil membuat Taeyong merasa lebih baik. Ya jika mereka melakukannya bersama tidak akan terlalu sulit bukan?

"Kau sudah berhenti bekerja bukan?" Tanya Taeyong memastikan.

Ya karena sebelum melakukan USG, Jisoo sempat mengeluh perutnya yang terlalu besar. Padahal kehamilannya masih terhitung muda yakni, tiga bulan. Alhasil Jisoo tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan maksimal. Akhirnya berhenti bekerja menjadi pilihan yang tepat bagi keduanya.

"Hmm, dua hari lalu aku mengundurkan diri. Sepertinya aku akan fokus pada kehamilanku." Jawab Jisoo diakhiri tawa pelan.

"Baguslah. Jangan membuat dirimu lelah. Banyak hal yang bisa kau lakukan di rumah yang tentunya tidak membutuhkan banyak tenaga."

"Iya aku tahu itu. Aku sudah mendengarnya berulang kali. Dari Mama Lee, Papa Lee, Mamaku, Papaku, Rose, Jaehyun, dan Yuta. Terakhir kau." Jawab Jisoo menyebutkan semua orang dengan nada seperti anak kecil yang merajuk.

"Jaehyun dan Yuta? Kapan kau bertemu mereka?" Selidik Taeyong beralih ke mode siaga.

"Aku bertemu Jaehyun saat pergi berbelanja dengan Rose, pria itu yang menyupiri kami. Sedangkan Yuta, tadi saat aku melakukan USG dan aku mengatakan berhenti bekerja." Jelas Jisoo penuh kesabaran.

Producer ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang