Happy reading 😊
🍁🍁🍁🍁
"Mama!" Panggilan kompak terdengar dari tiga anak yang baru memasuki kamar.
Jisoo yang bersender di kepala ranjang hanya tersenyum lebar menyambut kedatangan anak-anaknya. Ketiganya terlihat heboh sebelum duduk mengerubungi Jisoo. Taeyong yang terakhir datang sampai bingung akan mengambil tempat duduk di mana.
Akhirnya dengan otak jahilnya, pria itu menyempil melewati triplet dan duduk di samping Jisoo. Ya melingkari sang istri dengan pelukan hangat. Sontak saja hal itu membuat ketiga anaknya protes keras sebelum berakhir diam karena diberi tatapan maut oleh Taeyong.
"Tadi bermain apa saja dengan Tante Rose dan Om Jaehyun?" Tanya Jisoo yang membuat wajah ketiga anaknya berubah antusias.
"Rollercoaster!" Seru Jisung dengan seringaian mengejek.
"Tidak seru!" Timpal Jaemin cemberut.
"Hmm, itu membuat mual." Imbuh Jeno dengan raut bergidik ngeri.
"Wah, yang suka naik rollercoaster hanya Jisung?" Tanya Taeyong kagum pada anak bungsunya yang lebih berani ketimbang dua kakaknya.
"Benar, Pa! Mereka penakut!" Jawab Jisung diakhiri tawa laknat.
Jeno dan Jaemin kontan memukuli Jisung dengan bantal yang ada didekat mereka. Pertarungan mendadak itu terhenti setelah Jisoo mengeluarkan jurus andalannya yakni memanggil 'triplet' lengkap dengan nada dingin. Akhirnya ketiga anak itu kembali bercerita tentang pengalaman mereka hari ini yang diajak ke taman bermain oleh Jaehyun dan Rose.
"Jeno, kalau sudah besar mau jadi apa, sayang?" Tanya Jisoo tiba-tiba menatap anak sulungnya yang sedang sibuk menggenggam tangan sang mama.
"Aku ingin menjadi produser seperti Papa. Meskipun saat film terkenal dan sutradara yang tersorot, produser yang berada dibalik semua itu. Aku suka cara Papa yang bekerja di belakang, tetapi menghasilkan hal yang menakjubkan."
"Papa tidak bekerja sendiri, sayang." Timpal Taeyong yang diangguki cepat oleh Jeno.
"Aku tahu semuanya dibutuhkan kerja sama. Aku ingin menjadi seperti Papa yang bisa memimpin banyak orang."
Jawaban Jeno memunculkan senyum bangga di raut pasangan suami istri itu. Bahkan, dua adik Jeno terlihat melongo dan takjub dengan cita-cita sang kakak. Dalam pikiran mereka, tersirat kebimbangan, apakah mereka juga harus menjadi seperti sang ayah?
"Jaemin, cita-citamu apa?" Tanya Jisoo beralih ke anak tengah mereka.
"Menjadi seperti Tante Rose!" Seru Jaemin dengan senyum lebar.
"Kau ingin menjadi model?" Tanya Jisoo memastikan.
"Hmm, wajahku tampan dan menjual. Bukankah begitu, Pa?" Godanya menatap Taeyong penuh arti. Sontak Taeyong terkekeh geli melihat kenarsisan anaknya yang kemungkinan besar turun darinya.
"Semua anak Papa dan Mama tampan." Timpal Jisung polos yang diangguki oleh Taeyong dan Jisoo dengan tawa geli.
"Hmm, semua anak Mama tampan." Ujar Jisoo membenarkan.
"Kenapa kau ingin menjadi model?" Tanya Taeyong kembali ke pembahasan mereka.
"Karena Tante Rose selalu mengatakan menjadi model sangat menyenangkan. Dia selalu mengajari Jaemin berbagai macam ekspresi wajah. Jadi, Jaemin bisa mengatur ekspresi agar tetap tenang sekalipun sedang marah." Jelas Jaemin antusias dengan raut berbinar.
"Tetapi kau harus melakukannya sesuai keinginanmu. Menjadi model tidak semudah kelihatannya." Timpal Jisoo yang diangguki setuju oleh Jaemin.
"Hmm, Jaemin tahu itu. Tante Rose juga selalu mengatakan lakukan apa yang Jaemin sukai dan Jaemin suka menjadi model."
KAMU SEDANG MEMBACA
Producer ::✓::
Fanfiction‼️ BELUM DIEDIT ‼️ Pandangan terhadap perjodohan: "Menurutku akan berakhir sama saat aku mencari sendiri dan dicarikan. Akan sama-sama diawali dengan perkenalan, kemudian pendekatan, saling memahami, dan berakhir bersama." -Lee Taeyong Pandangan ter...