PD: 9

4.3K 674 13
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Setelah keduanya kembali dari jalan-jalan singkat di pantai, Taeyong dan Jisoo langsung pergi ke pesta perayaan. Pesta tersebut diadakan di sebuah ballroom yang juga berada di resort mewah itu. Kepergian mereka cukup tergesa karena Taeyong yang harus memberikan sambutan singkat sebelum pesta dimulai.

"Aku ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk kalian semua yang sudah bekerja keras menyukseskan film ini. Tanpa kalian dan kerja sama yang baik, tujuan besar kita tidak akan tercapai. Sekali lagi terima kasih banyak dan selamat menikmati pesta." Ucap Taeyong diikuti tepukan tangan yang meriah.

Setelahnya pria itu terlihat berjalan ke sisi ruangan dengan sesekali mengangguk pada orang yang menyapanya. Jaehyun dengan senyum bangga menanti produser muda itu. Namun, justru tatapan datar yang Jaehyun dapatkan setelah Taeyong sampai tepat di depannya.

"Apa lagi salahku?" Keluhnya langsung.

"Di mana Jisoo? Bukankah aku sudah menyuruhmu menjaganya?"

"Dia sedang ke toilet bersama kekasihku."

"Kekasihmu?"

"Hmm, aku juga tidak menyangka jika istrimu adalah sahabat kekasihku. Kau tidak melihat bagaimana hebohnya mereka tadi saat baru bertemu." Jelas Jaehyun diakhiri kekehan geli.

"Aku belum pernah melihat kekasihmu."

"Benarkah? Kurasa aku sudah mengenalkannya padamu."

"Belum."

"Nanti aku kenalkan. Sekarang nikmati pestanya dulu." Ujar Jaehyun sembari memberikan segelas wine lengkap dengan seringaian.

"Kau menyuruhku meminum alkohol?" Sindir Taeyong yang nyatanya tetap menerima gelas tersebut.

"Come on! Kau tidak akan menyetir ini." Ejek Jaehyun sebelum mengajak bersulang.

---

"Kau pasti istri Produser Lee." Ucap seorang wanita tiba-tiba menghadang langkah Jisoo yang baru keluar dari kamar mandi.

"Benar. Apa masalahmu?" Tanya balik Rose dengan raut tidak bersahabat.

Jisoo bergumam memperingati, "Rose."

"Aku hanya ingin menyapa. Pasti kau tahu rumor yang akhir-akhir ini terdengar bukan? Aku ingin meminta maaf tentang itu. Maaf jika hubunganmu dengan Taeyong rusak."

"Rusak?!" Ulang Rose dengan nada cukup tinggi. "Hey! Kau tidak sepenting itu bagi mereka." Imbuhnya dengan senyum mengejek.

"Apa kau juru bicaranya?!" Sinis wanita yang bukan lain adalah Jennie dengan senyum mencemoohnya.

"Aku sahabatnya! Apa masalahmu?!"

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu? Apa masalahmu denganku? Aku berbicara baik-baik sejak tadi."

"Baik-baik? Siapa pun yang mendengarnya juga tahu kalimatmu mengandung provokasi."

"Provokasi?! Kau-"

"Bukan masalah besar bagiku, Nona." Potong Jisoo dingin. "Karena rumor hanya akan menjadi rumor. Bukankah begitu?" Imbuhnya dengan senyum simpul.

"Ya aku setuju denganmu!" Imbuh Rose cepat sebelum menarik Jisoo menjauhi lorong depan kamar mandi tersebut.

Tepat saat melewati Jennie, Jisoo sempat memberikan seringaian mengejek. Wanita itu sendiri terlihat langsung mengeraskan wajahnya dengan tatapan tajam. Rose? Gadis itu tidak sadar karena sibuk menarik Jisoo.

"Wah, apa maksud nenek sihir itu? Sebesar apa pun aku memikirkannya aku tidak dapat menemukannya." Gerutu Rose kesal.

"Aku sangat ingin mengatakannya pada Taeyong."

"Ya laporkan saja."

"Bukankah itu berarti benar bukan? Jika wanita itu menyukai Taeyong?"

"Huh?"

"Aku tidak sabar mengatakannya pada Taeyong."

"Huh?! Apa maksudmu?" Seru Rose tambah bingung.

"Taeyong tidak percaya jika wanita itu menyukainya dan sekarang aku mempunyai bukti serta kau menjadi saksinya."

"Apa yang kau ocehkan sejak tadi?" Keluh Rose tidak paham. "Apa pun itu, aku suka gayamu membalasnya. Kukira kau akan diam saja." Imbuhnya dengan senyum kemenangan.

"Aku tidak suka pada orang yang terlalu percaya diri."

"Bukankah percaya diri baik?"

"Ya, tetapi jika terlalu percaya diri jatuhnya akan menyebalkan."

"Hmm, kau benar UUME."

"UUME? Apa itu?"

"Ujung-ujungnya membuat emosi." Ujar Rose polos.

Seketika Jisoo memutar matanya jengah, "Terserah, Rose."

Langkah kedua gadis itu membawa mereka ke sudut ruangan di mana terlihat dua orang pria yang sedang fokus akan suatu hal. Lebih tepatnya pada gelas digenggaman masing-masing. Entah apa yang baru mereka bahas karena kebungkaman yang kini melingkupi kedua orang itu.

"Hey?" Sapa Rose pelan sembari menyentuh pundak Jaehyun.

"Hey? Kau sudah kembali?" Timpal Jaehyun dengan senyum simpul. "Ini dia kekasihku." Imbuhnya mengenalkan pada Taeyong.

"Kita pernah bertemu bukan?" Sapa Rose sembari menjabat tangan Taeyong. Pria itu sendiri hanya mengangguk singkat membenarkan.

"Ah benar! Kau tahu? Tadi si Jejen menghadang kami!" Seru Rose mulai bercerita pada Jaehyun.

"Siapa Jejen?"

"Kau tahu! Artis menyebalkan itu!"

"Apa yang sedang dia bicarakan?" Tanya Jaehyun beralih pada Jisoo.

"Ah itu, tadi Jennie berbicara dengan kami di depan kamar mandi."

"Dia berbicara apa?" Selidik Taeyong berubah ke mode serius.

"Hanya menyapa."

"Menyapa? Hey!" Seru Rose tidak terima. "Dia mengatakan hal yang tidak-tidak tadi." Imbuhnya.

"Apa itu?" Timpal Jaehyun ikut tertarik.

"Dia mengatakan maaf jika hubungan Jisoo dengan Taeyong rusak karena rumor kemarin. Wah, aku sangat ingin memukulnya tadi."

"Dan kau diam saja?" Tanya Jaehyun beralih pada Jisoo.

"Tidak, tentu tidak. Dia tadi mengatakan hal yang keren!" Jelas Rose dengan senyum kemenangan. "Jisoo mengatakan itu bukan masalah besar baginya. Dan rumor hanya akan menjadi rumor. Astaga, aku benar-benar senang melihat ekspresinya tadi." Imbuhnya.

Taeyong bergumam lega, "Baguslah. Kalau begitu aku tidak perlu khawatir."

"Memang dia siapamu? Sepertinya dia menyukaimu."

Ucapan Jisoo barusan berhasil membuat Taeyong tersedak saat menyesap wine-nya. Tatapan tajam langsung dia lemparkan pada Jisoo. Tidak lucu jika Taeyong masuk rumah sakit karena tersedak alkohol, bukan?

"Aku tidak mengenalnya. Bahkan, aku baru bertemu dengannya saat akan berperan dalam filmku."

"Lalu? Kenapa dia bersikap seperti itu? Seperti kalian sudah mengenal lama." Selidik Jisoo dengan tatapan curiga.

"Tanya saja pada Jaehyun, dia yang berkomunikasi langsung." Tegas Taeyong. "Lagipula kenapa? Kau cemburu?" Imbuhnya berubah dengan seringaian.

"Cemburu? Apa itu? Bahkan, aku tidak mengenal kata itu di dalam hidupku."

Seketika dua pasang mata langsung saling menatap penuh arti. Jaehyun dan Rose seolah saling berbicara lewat tatapan mereka. Ingin pergi, tidak bisa. Ingin menetap, rasanya cukup canggung ditengah-tengah pasangan suami istri yang entah kenapa itu.

---

Tbc

P: 02 Juni 2020

Producer ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang