PD: 11

4.7K 647 58
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

"Apa sebegitu besarnya kau membenciku?" Tanya Taeyong pelan sembari menatap Jisoo takut-takut.

"Aku tidak membencimu." Jawab Jisoo menggeleng samar. Tangan gadis itu setia bekerja mengobati pelipis Taeyong. "Sungguh aku tidak bermaksud melemparmu."

"Kau jelas sengaja." Timpal pria itu cepat tidak setuju.

"Ya, tetapi aku tidak sadar jika hiasan vas itu yang kulempar." Jawab Jisoo mengakui kelalaiannya. "Lagipula jika kau menjaga bicaramu, aku tidak akan emosi. Sudah tahu aku sedang kesal karena perintah Mama, kau malah memperburuknya." Imbuhnya setengah menggerutu.

Seketika Taeyong cemberut. Dia kan hanya bercanda, tetapi yang didapat malah hiasan vas melayang. Untung dia sempat berpaling beberapa sentimeter. Jika tidak, besar kemungkinan matanya yang akan terkena. Dalam hal ini, Taeyong bersyukur gerak refleknya sangat bagus.

"Satu bulan... bukankah itu waktu yang sebentar?" Tanya Taeyong setelah hening sejenak.

Jisoo bergumam lesu, "Tentu sebentar."

"Apa kau bisa hamil dalam waktu satu bulan?" Tanya Taeyong dengan kedipan polos.

Seketika Jisoo menatap Taeyong horor. Tangannya sudah akan melayang untuk memukul wajah tidak berdosa pria itu. Namun, sayang kepala Taeyong baru saja selesai dia obati. Jisoo jelas tidak setega itu memperparah kondisi Taeyong.

"Kau pikir hamil mudah? Seperti kau meminta permen dan akan dikasih saat itu juga?" Cibir Jisoo menetralkan kekesalannya.

"Emm, sekilas info saja, aku tidak pernah meminta permen." Timpal Taeyong dengan raut menyebalkan. "Ya aku tahu hamil tidak mudah!" Serunya cepat saat tangan Jisoo sudah melayang siap memukulnya.

"Lalu kenapa kau bertanya?!"

Taeyong mengedik acuh, "Hanya ingin bertanya, siapa tahu itu bisa terjadi?"

"Kau tidak berpura-pura bodoh bukan?" Selidik Jisoo hati-hati.

"Kenapa?" Kernyit Taeyong heran.

"Untuk hamil... bukankah... "

"Bukankah apa?" Tanya balik Taeyong yang tidak sabar menunggu ucapan tidak jelas Jisoo.

"Haruskah aku menjelaskannya?!" Sergah Jisoo berubah kesal.

"Tentu saja. Mana aku paham apa maksudmu? Bicaramu saja tidak jelas."

"Lupakan. Mari kita lihat apa aku bisa hamil dalam waktu satu bulan." Ujar Jisoo setengah sangsi. Yang benar saja, memang hamil semudah itu?

"Kurasa bisa." Timpal Taeyong dengan raut serius.

"Oh ya?" Cibir Jisoo dengan senyum mengejek.

"Hmm, tentu saja. Tidak ada yang tidak mungkin. Aku ingin anak kembar. Satu perempuan satu laki-laki ya?" Pinta Taeyong dengan senyum sumringah.

Jisoo mengumpat seketika, "What the-"

"Tetapi sebelum itu... bukankah kita harus usaha?" Bisik Taeyong dengan seringaian dan satu alisnya dinaikkan.

Detik itu juga seluruh tubuh Jisoo merinding. Seringaian Taeyong entah kenapa terlihat sangat menakutkan baginya. Apalagi perkataan terselubung pria itu.

"Bagaimana jika kita mengganti malam pertama menjadi... "Jeda Taeyong menatap jam di dinding. "...siang pertama?" Imbuhnya masih dengan seringaian sama.

"Kau gila?" Respon Jisoo dengan wajah nanar.

"Aku hanya memberi jalan keluar atas masalah yang diberikan oleh dua ibu-ibu yang terhormat." Balas Taeyong berubah santai.

Producer ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang