PD: 12

4.9K 677 75
                                    

Happy reading 😊

🍁🍁🍁🍁

Tiga bulan kehidupan Taeyong dan Jisoo terbilang tentram. Bahkan, Taeyong sudah akan menggarap film baru. Proyek tersebut terbilang besar karena mengambil setting di luar negeri. Ya tiga hari lagi Taeyong sudah harus menginjakkan kaki di London.

Akan tetapi, dibalik semua itu ada yang membuat Taeyong cemas. Mamanya kemarin malam mengabari akan berkunjung meminta kabar baik. Jelas Taeyong dibuat ketar-ketir tidak karuan. Dia tidak tahu alasan apa yang harus dia jelaskan. Karena mungkin tiga bulan terakhir mamanya memberi kelonggaran. Ya karena waktu satu bulan yang mamanya berikan nyatanya bualan semata. Kali ini? Dirinya tidak yakin sang mama akan berbaik hati.

"Jis? Di mana paspor dan visaku?" Gumam Taeyong lesu sembari mengobrak-abrik lemari.

Tidak ada sautan dari Jisoo. Karena pada dasarnya gadis itu sedang tidak di samping Taeyong melainkan di teras. Meskipun tahu hal tersebut, entah kenapa Taeyong tetap saja bergumam tidak jelas sekaligus kesal.

Di masa pencarian itu, tidak sengaja Taeyong melihat sesuatu. Butuh beberapa detik sampai tiba-tiba jantungnya berdetak dengan kencang. Napasnya menderu memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang baru dia dapat. Pandangannya seketika mengedar menatap nyalang penjuru kamar yang kosong.

Tatapannya kembali ke benda yang sempat dia lihat tadi sebelum menyipit. Ya memastikan jika penglihatannya tidak salah. Setelah yakin, pria itu mengambil napas sejenak sebelum keluar untuk mencari Jisoo.

"Bisa ikut denganku sebentar?" Pinta Taeyong langsung yang membuat Jisoo sedikit tergagap. Ya karena gadis itu baru saja selesai menyiram tanaman.

"Ke mana?"

"Ke kamar."

"Belum ketemu juga? Sebenarnya kau berniat mencarinya atau tidak?!" Omel Jisoo sepanjang perjalanan keduanya ke kamar.

"Untuk paspor dan visa memang belum ketemukan." Ringis Taeyong yang malah lupa tujuan awalnya. "Tetapi yang ini berbeda, bukan masalah itu." Imbuhnya cepat sebelum tangan mungil Jisoo memukul kepalanya.

"Apa?" Tanya Jisoo menahan jengkel setelah keduanya sampai kamar.

"Itu... "

Seketika Jisoo memberondong Taeyong dengan rentetan pertanyaan. "Kenapa? Apa yang salah? Kenapa kau membuka lemari khususku?"

"Emm, jumlahnya tetap?"

"Jumlah apa?"

"Hitung sendiri." Suruhnya menunjuk benda di depan mereka.

"Dua bungkus, kenapa memang?"

"Kapan kau terakhir beli?" Tanya Taeyong pelan.

"Aku tidak ingat. Kenapa?"

Taeyong mendesah frustasi. "Baiklah. Kapan terakhir kau datang bulan?"

"Kemarin... "

"Kemarin kapan?"

Jisoo terlihat berpikir keras. Jujur dirinya sampai lupa kapan terakhir datang bulan. Sebelum setelahnya wajah gadis itu berubah datar tiba-tiba. "Dua bulan yang lalu. Ketika Rose menginap di sini saat kau dan Jaehyun ke luar kota."

"Kau berpikir hal yang sama denganku?" Tanya Taeyong hati-hati.

Bukannya menjawab, Jisoo justru mengalihkan pandangan ke arah perutnya. "Aku tambah membesar ya?" Bisiknya seolah tidak percaya.

"Taeyong?" Lirih gadis itu dengan raut berubah takut. "Bagaimana jika aku terkena kanker atau tumor?!" Imbuhnya berseru panik.

Seketika Taeyong berdecak. Dia kira Jisoo memiliki pemikiran yang sama dengannya. "Jangan panik, sekarang kita duduk dulu. Aku akan menelepon temanku, dia seorang dokter." Ucap Taeyong pelan.

Producer ::✓::Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang