02- As Usual

751 113 19
                                    

'Kecerobohan yang terus ku lakukan. Mungkin aku bisa belajar dari kesalahanku ini'
---------------------------

🍁Feel Special🍁
(As Usual)

▫ ◽ ◻ Happy Reading ◻ ◽ ▫

Matahari telah menampakkan dirinya di ufuk timur. Teriknya pun telah masuk melalui celah-celah jendela kamar bernuansa putih ini, tampaknya pria tampan itu sekarang tengah berusaha terbangun. Ia mengerjap matanya rasanya tadi silau kenapa sekarang tidak.

Pria itu jadi risih saat merasa ada sesuatunya yang seperti menggelitiki lengannya bukan hanya sekali. Sekarang Arfi merasa ada sesuatu yang mengetuk-ngetuk bicep miliknya siapa yang berani mengganggu tidurnya.

Pria itu langsung terduduk. "Kena kau!"

Di tatapnya tangan usil itu sangat lama lalu barulah ia melirik si pemilik tangan tersebut.

"Apa yang kau lakukan?"

Sally terdiam sesaat dan menaikkan bibir bawahnya ke atas. "Membangunkanmu, lah. Memangnya apalagi?" saut Sally mendengus pasrah.

"Ayolah, kaukan pria teladan. Kenapa bangun pagi saja susah, sih! untungnya kau punya istri cantik sepertiku
kalau tidak tidak bisa di bayangkan apa yang akan terjadi padamu" ucap Sally mengibas rambutnya dengan anggun.

"Cantik? apa hubungannya?"

Setelah Arfi bicara ia di kagetkan dengan suatu benda yang jatuh dari dahinya. Apa dia jatuh sakit? Tidak-tidak mungkin dia bisa jatuh sakit, bisa turun harga dirinya di depan Sally.

"Su-sudah kubilang jangan menyentuhku"

"Did I misheard? Hellow ... aku tidak menyentuhmu kaulah yang sekarang menyentuh, ku!" bantah Sally.

"Tidak."

"Eleh. Tuhh ..," tunjuk Sally menggunakan bibirnya tepat ke arah tangan Arfi yang masih memegang kuat lengan wanita itu. Sadar akan hal tersebut buru-buru ia melepaskan cengklaman kuatnya dan kembali bersikap norman.

"Jangan menatapku. Nanti bisa terjadi hal-hal yang tak di inginkan."

Sally tersenyum palsu kenapa Arfi selalu saja menganggap wanita sepertinya ini pembawa masalah padahal tidak ada sihir maupun kutukan di dalam diri seorang Sally.

"Menyebalkan, Kau bicara seolah-olah aku ini si pembawa sial saja dalam hidupmu!" gerutunya memanyunkan bibir tanda tak suka. Tapi Arfi tak mempedulikan itu ia mengibas selimut dari atas tubuhnya dan buru-buru turun.

"Kau mau kemana Mr. Ice cube?" sontak Sally menghentikan langkah Arfi yang hendak turun dari ranjang.

Pria yang ditahan tersebut berbalik badan sambil menatap wajah istrinya itu sebentar rasanya malas sekali membalas pertanyaan itu jadi dia kembali mengalihkan pandangannya kedepan dan langsung berdiri.

"Aawww ..."

"Kau tidak papa, kan!?" paniknya.

"Apa yang terjadi padaku?"

Lantas Arfi terus melompat-lompat menggunakan satu kakinya dengan kedua tangan yang digunakan untuk memegang kaki yang satu lagi.

"Kau tidak ingat, ya?"

menggeleng tanda tidak. Masih dalam keadaan yang sama pria itu terus-terusan melompat serta menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Aww ..." ringisnya saat rasa nyeri itu kembali muncul.

FEEL SPECIAL?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang