3. Girlfriend?

923 98 9
                                    

"What?! Seriously?! Siapa yang datang?"tanya Seulgi melihat sekeliling.

"Human? "Tanya Yeri, Wendy mengangguk.

"Tapi ada kelompok yang sedang berusaha memasuki kawasan kita"ucap Wendy, Lalisa mengerutkan keningnya tak mengerti.

"S-siapa?"

"Black Vampire "

★★★

"AHH SHIT!! "

Prang!!!

"Jeno what are you doing?! Are you— ARGHH!!! Itu vas antik, Jeno!! Mengapa kau pecahkan?!! Barang itu pemberian terakhir ayah—"

"Arrghh—aku gak peduli itu barang mau pemberian terakhir atau tidak, aku kesal dengan manusia! Ingin rasanya aku bunuh mereka"

Jeno menyela ucapan Irene lalu pergi begitu saja sembari membawa tongkatnya.

"Mau kemana kamu? Sebentar lagi Haechan dan Renjun akan datang memberi ramuan"Irene mencegah Jeno untuk tidak pergi dari rumah supaya saat ramuannya datang—Jeno bisa langsung meminumnya untuk berjaga jaga.

"Ada apa kak?"

Jaemin datang bersama Jisoo membawa buku buku kuno, buku itu sekarang sedang dibutuhkan mereka untuk mengetahui lebih lanjut tentang, magic power, manusia, red vampire, maupun black vampire.

"Aku datang kesini untuk menitipkan buku buku ini Irene, tidak apa apa kan? Perpustakaanku sudah tak muat lagi, tadinya aku akan menitipkannya di Seulgi tapi perpustakaan miliknya kotor"ucap Jisoo panjang lebar lalu menyimpan buku buku tersebut dimeja.

Jeno sudah pergi entah kemana, Irene sudah menyumpah serapahkannya jika Jeno ketahuan manusia.

"Keluar yuk kak"ajak Jaemin lalu menggenggam tangan Jisoo.

"Ayuk,"ajak Jisoo, keduanya pergi —tanpa tongkat? Tongkat mereka kemana?

"Eh Jisoo, Jaemin, tongkatmu mana?"tanya Irene baru sadar bahwa Jisoo dan Jaemin tidak sedang membawa tongkatnya.

"Ah ya, tongkat sedang aku isi kekuatan dipohon, kurasa kekuatannya mengurang"jawab Jaemin lalu kembali berjalan bersama Jisoo.

★★★

"HAECHAAAAAN!!! YANG BENER KEK KALAU LAGI KERJA!!!"

Lisa sudah darah tinggi dengan kelakuan Haechan yang lari larian sendiri didalam rumah.

"Sabar Lis, nanti udah gede dikit bakal lebih kalem"Seulgi menepuk pundak Lisa sambil tertawa kecil.

"Kakak...."Rose datang dengan muka ditekuk dan cemberut membuatnya terlihat menggemaskan.

"Rose? Kamu kenapa?"tanya Seulgi lalu mengelus pucuk kepala adiknya itu.

"Snack rumah dihabiskan Renjun"

Seulgi diem gak respon ucapan adiknya, ia menghela nafasnya pasrah lalu mengangguk.

"Biarkan saja, masih kecil, nanti juga sudah besar bisa sendiri"ucap Seulgi masih sabar kelakuan adik bungsunya.

"Noh Renjun"Haechan menunjuk Renjun yang baru datang memasuki rumah mewah Lalisa dengan snack kentang ditangan.

"Kamu habisin snack rumah?"tanya Seulgi mendekati adik laki lakinya.

Renjun mengangguk santai lalu duduk disebelah Haechan.

Seulgi geleng geleng lalu...

Zrrrrtt!!!

"AHKK!!! kakak —sakit!!!!"Renjun meringis kesakitan saat lengan kanannya disetrum oleh Seulgi.

Seulgi, wanita dingin yang memiliki kekuatan listrik dengan sengatan yang luar biasa mematikan, sama juga seperti Renjun dan Rose.

Lalisa, gadis cantik yang memiliki kekuatan membutakan dan melumpuhkan seseorang, berbeda dengan adiknya Haechan, jika Lisa memiliki kekuatan membutakan maka Haechan memiliki kekuatan membelah tanah hingga perut bumi.

"Ntar kakak aku colok loh matanya"

♦♦♦

Jaemin dan Jisoo sekarang sedang berjalan dipinggir sungai yang waktu itu pernah bertemu dengan Mark.

"Kakak sering main kesini, disini udara sejuk, apalagi bagian dekat air terjunnya"ucap Jisoo.

Kira kira seperti ini gambarannya

Jaemin menghentikan langkahnya otomatis Jisoo juga ikut memberhentikan langkahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin menghentikan langkahnya otomatis Jisoo juga ikut memberhentikan langkahnya.

Jisoo mengerutkan keningnya heran "mengapa berhenti?"

Jaemin menatap Jisoo dengan iris mata biru es terang yang indah itu, benar benar indah dengan warna rambut putih saljunya.

Chup~

Jaemin mengecup Jisoo sedikit lama, Jisoo kaget tapi ia cepat ceoat memasang wajah biasa.

"Rasanya aneh jika kakak atau adik tidak berciuman kan?"tanya Jaemin diselangi tawa kecil yang terdengar halus.

"Menurutku.... Biasa saja"jawab Jisoo lalu tersenyum hangat dengan angin yang berhembus sedikit kencang membuat rambut Jisoo maupun Jaemin berkibas.

"Haha, adik kakak yang benar benar manis"ucap seseorang datang dengan jarak radius 3 meter dibelakang Jaemin.

"Ah Mark Lee?"Jisoo tersenyum senang saat melihat kehadiran si tampan Mark dengan jubah hitam dengan warna dalam merah.

"Kalian berdua bersenang senanglah dulu, aku belum makan nasi sedari tadi pagi"ucap Jaemin lalu berjalan pergi.

Mark menatap Jisoo tanpa sepengetahuan Jisoo karena Jisoo masih memandang punggung Jaemin yang semakin menjauh.

Jisoo pun mengalihkan pandangannya untuk menatap Mark yang kini sedang tersenyum padanya.

"Kau cantik"

Jisoo membulatkan matanya kaget, sedangkan Mark masih setia melihat setiap inci wajah Jisoo.

"Will you be my girlfriend? "

—tbc

Tense Night || BP × RV × NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang