9. Who's That?!

585 68 15
                                    

Sekarang semuanya sudah sampai disebuah kota yang ramai akan kendaraan beroda dua maupun beroda empat.

Dan banyak gedung gedung dan toko toko dipinggir jalan, gedung yang sangat tinggi membut mereka melongo.

"Yasudah yuk"Taeyong yang memimpin mereka semua, mereka berjalan masuk kedalam perumahan yang sangat sepi.

"Itu rumahku dan Chenle"Taeyong menunjuk sebuah rumah amat besar yang terlihat menyeramkan karena cat yang berwarna merah dan hitam.

Saat Taeyong membuka pintu, mereka terkagum - kagum (minus Chenle)  melihat isi rumah Taeyong dan Chenle.

"Ada 9 kamar disini, pas banget kita ada 18,jadi satu kamar isi 2 orang"ucap Taeyong lalu menyimpan tas ranselnya yang sedari tadi ia gandong sebelah bahu.

"Aku sama kakak ya"Jaemin menyimpan dagunya dibahu Jisoo, Jisoo ngangguk aja—toh biarin Jaemin sekamar dengannya, apa masalahnya? Dia kan adik Jisoo.

"Aku sama Mark ah"Renjun tiba tiba memeluk leher Mark dari belakang, untung gak kecekik.

Mark cuma diam saja, kalau dia ngehempasin tangan Renjun yang melingkar dilehernya bisa bisa Renjun jadi pundung.

★★★

23.00

Seulgi dari tadi gak bisa tidur, entah kenapa matanya tidak mau istirahat padahal dirinya sangat lelah.

Ia memutuskan untuk kedapur mengambil minum, baru saja ingin hendak menuruni tangga pertama—ia menahan dirinya sebentar saat ada adegan yang membuat keringat dinginnya bercucuran.

Apa ia tak salah lihat?

"I-Irene"gumamnya pelan bahkan tak terdengar, ia berjongkok dan sedikit menyembunyikan dirinya, ia memantau Irene sekarang.

"Apa yang mereka berdua perbuat? Membikin anak?"Seulgi bergumam sendiri lalu lanjut melihat adegan yah, adegan dewasa.

Irene yang sedang bercumbu dan duduk dipangkuan... Taeyong.

Seulgi gemetar, kenapa bisa Irene menjadi seorang yang ganas seperti itu? Tanyanya dalam hati.

Irene paling tidak suka dengan namanya bercumbu, ia belum pernah bercumbu dengan siapapun.

Seulgi mengatur nafasnya deg degan, padahal Irene yang ngelakuin tapi kok Seulgi yang keringetan banget.

Seulgi berdiri lalu kembali kekamarnya.

"Setidaknya kalau mau melakukan hubungan jangan diruang tamu kek, dikamar kan jadi lebih nikmat"

★★★

Pagi harinya...

Mereka semua sedang berkumpul diruang keluarga yang sangat luas itu, mereka sedang berbincang bincang sambil ketawa ketawa.

"Tujuan aku mau bawa kalian ke sini itu mau ngasih kekuatan tambahan"Taeyong berjalan kearah meja kayu yang berada disudut ruangan lalu mengambil sebuah kotak hitam, ia membukanya.

"Cincin?"tanya Chenle bingung.

"Iya, aku sudah membuat kekuatan tambahan khusus buat kita untuk menyerang Black Vampire dimalam Tense Night nanti, cincin ini sumber kekuatan tambahan kalian jika kekuatan kalian sulit dikontrol"jelas Taeyong panjang lebar.

"Emm... Kak Taeyong"panggil Jisung si bungsu.

"Ya apa?"

"Sepertinya Black Vampire tidak akan menyerang kita, tapi memberi sesuatu atau peringatan"ucap Jisung, anak ini bukan bisa melihat masa depan, tapi ia bisa merasakan apa yang akan terjadi nanti.

"Jika itu benar, syukurlah kalau begitu, kalian simpan cincin itu baik baik"semua mengangguk.

Jisoo keluar dari rumah ia merasa bosan didalam rumah.

Mark datang dengan pelukan dibelakang, Jisoo diam saja memandang pemandangan diluar.

"Liatin apa sih?"tanya Mark mendusel dusel leher jenjang Jisoo.

"Gak liatin apa apa kok"jawab Jisoo membalikkan badan lalu menatap wajah kekasihnya yang tampan itu.

"Gak mau nyobain?"tanya Mark.

Jisoo mengernyitkan dahinya bingung.

"Nyobain apa?"

"Ya hubungan badan lah, apalagi"

Jisoo diam lalu menggelng tak mau, Mark mengangkat alisnya bertanya.

"Gak mau ah, gak suka"jawab Jisoo seadanya.

"Ayolah"Mark terus membujuk Jisoo tapi Jisoo geleng keukeuh.

"Kenapa sih gak mau? Padahal banyak lho pasangan yang sering ngelakuin hubungan badan sama kekasihnya"Jisoo tetap saja menggeleng.

"Sekali lagi bilang gitu, aku pastiin kamu beku sekarang juga"

★★★

"Ke supermarket yuk"ajak Chenle.

"Ide bagus, aku ingin sekali kesana"ucap Yeri lalu menuju kamarnya untuk mengambil tas selempangnya.

"Bahan bahan didapur ada yang mau habis, tolong belikan ya"suruh Taeyong ke Chenle.

"Siap boss"

"Aku keluar dulu sebentar"ucap Jeno lalu segera keluar dari rumah besar itu.

"Kak Irene"panggil Jeno saat melihat sang kakak sedang duduk manis disofa teras.

"Apa Jen?"tanya Irene melihat sang adik yang duduk disebelahnya.

"Gak, pingin nyari angin aja"jawab Jeno.

"Rumah segede ini gak ada AC apa? Masa didalem gerah banget"Irene mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda.

Irene berdiri tapi ia melihat Yeri dan Chenle keluar dari rumah.

"Kalian mau kemana?"tanya Irene.

"Ke supermarket sebentar, kakak mau nitip apa?"tanya Yeri.

"Nitip susu dong yang tawar"jawab Irene, Yeri mengangguk lalu segera pergi bersama Chenle.

"Lah aku kok gak ditawarin?"Jeno menunjuk dirinya sembari melihat kepergian Yeri dan Chenle.

"Gak kelihatan kali, kasihannya adikku... Ututu~"Irene mencubit pelan pipi adiknya yang sedang cemberut itu.

"Kakak demen nyubitin pipi ya?"

★★★

"Kakak"panggil Renjun kepada kakak keduanya yang sedang berbincang dengan Joy dan Wendy.

"Apa Njun?"tanya Rose

"Itu siapa didapur?"

—tbc

Tense Night || BP × RV × NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang