7. All of The Feeling

439 43 2
                                    

Sepanjang perjalanan ego masih menguasai mereka. Tak ada yang berniat berbicara atau memulai sebuah percakapan. Davis membawa Nat ke sebuah restoran mewah membuat Nat terkejut.

"Kok?"

"Gue belum makan dan mau makan di tempat yang tenang. Di sini ada VIP Room." Jelas Davis.

Nat mendengus kesal. Kalau tahu ke tempat seperti inikan ia akan memakai baju yang lebih bagus. Bukannya kaos seperti anak muda begini. Davis turun duluan dari mobilnya tanpa memperdulikan Nat. Nat pun tidak peduli.

Davis sudah mereservasi tempat itu menggunakan kekuasaannya yang tidak perlu Nat takutkan mereka tidak mendapat tempat. Restoran ini sangat nyaman dan mewah tentunya. Nat tahu perubahan yang ada pada Davis bukan hanya sekedar dari kedewasaan tetapi juga secara materi.

Jika Davis dulu hanya bisa membawanya ke tempat-tempat standar yang bagi Nat pun susah, itu juga karena Davis belum punya penghasilan sendiri. Maka sekarang Davis membawa Nat ke tempat yang menyesuaikan dengan pendapatannya. Davis memang tajir bukan main-main sangat berbeda dengan dirinya yang biasa-biasa saja.

Sekarang Nat dan Davis tinggal menunggu pesanan mereka saja. Nat mempercayakan pesanannya pada Davis. Juga karena ia tak terlalu paham makanan yang terlalu mewah begini. Davis menatap Nat.

"Kenapa?" Ketus Nat.

"Jelaskan." Tatapan Davis tak kalah tajam dengan Nat.

"Jadi seperti yang lo denger dari ibu kalau gue itu selalu dijodohkan."

"Lalu kenapa mesti gue?"

"Karena cuma lo yang ada dipikiran gue saat itu. Masa gue bilang Saga? Sedangkan gue gak ketemu sama dia udah lama. Lalu Arka? Gila kali dia suami Tania. Devan juga jauh. Kalau Marvel bisa-bisa dikata halu sama ibu." Rasanya Nat kesal kalau harus menjelaskan panjang lebar.

"Masalahnya lo membawa gue ke kehidupan lo lagi dan gue yakin saat ini ibu sangat mengharapkan gue jadi menantunya. Gimana coba lo?"

Nat terdiam. Ia bahkan belum menemukan jawabannya. Ia sudah memikirkan ini berhari-hari tetap saja masih belum ada jawabannya.

"Ya mana gue tahu kalau gue sampai sejauh ini melibatkan lo. Awalnya kan gue cuma mau nyelamatin diri dari perjodohan ibu."

Davis menghembuskan napasnya. "Terus mau lo sekarang apa?"

"Hah?"

"Lo mau gue nikahin lo gitu?"

"Gak!" Jawab Nat cepat.

Jawaban itu sedikit banyak membuat Davis kecewa. Ia tak tahu mengapa. Ia hanya merasa aneh dengan perasaannya.

"Sekarang lo mau ngomong apa? Katanya lo juga ada yang mau diomongin?" Tanya Nat.

"Mama juga ngiranya gue balikan sama lo." Ucap Davis santai.

Davis santai dan Nat sekarang yang terkejut.

"Beliau bilang kalau gue mau nikah sama lo beliau bisa bantu urus-urus."

"Nah lo sendiri melibatkan gue lagi di kehidupan lo!"

"Bukan gue yang bikin lo masuk ke kehidupan gue tapi Anggi!" Kesal Davis.

"Anggi?"

"Dia yang bilang lo ketemu lagi sama gue."

"Loh... Terus sekarang gimana?" Nat masih bingung.

"Ya mama selalu minta bawa lo ke rumah lah."

Ingin rasanya Nat memukul kepala Davis. Kenapa lelaki itu masih bisa santai di saat seperti ini. Kalimat itu juga membuat Nat menyerngit. Kenapa harus dia yang diminta ke rumah? Apa Davis sudah putus dengan Anggi?

[2] Asing | ✔️ [UNDER REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang