3. Best Friend

627 48 0
                                    

Nat mendatangi Tania ke starbucks salah satu mall di Jakarta. Tania datang ke Jakarta semalam dan memintanya untuk bertemu. Sepertinya Tania sedang dirundung kesedihan. Ia ikut duduk di pojokan setelah melihat Tania di sana. Sosok Tania tampak melamun.

"Tan." Ucap Nat.

"Oh hai." Jawab Tania, ia tersenyum kecil.

"Jadi?" Tanpa basa-basi Nat langsung bertanya ke intinya.

"Arka akhirnya ambil gugatan cerai." Wajah Tania terlihat sedih.

Nat memelototkan matanya. Ia tak menyangka Arka akan menceraikan Tania. Setahu Nat, Arka memang sangat mencintai Tania, mendengar bagaimana perjuangannya meyakinkan Tania dulu sebelum mereka menikah. Setidaknya itulah yang Nat dengar dari orang-orang.

"Lo cinta sama Arka?"

Tania menatap Nat karena ia tak bisa menjawab sama sekali. Ia juga tak mengerti akan perasaannya.

"Gue rasa Arka udah tahu semuanya, Tan. Gue gak ngomong ke Arka karena gue temen lo tapi ... apa yang lo lakuin itu emang salah." Ucap Nat berusaha tak menyakiti perasaan Tania.

"Ya ... Arka emang udah tahu. Dia ngomong ke gue waktu di rumah. Tapi dia bersikap biasa saja. Gak marah. Malah terkesan datar dan tenang." Tania menundukkan kepalanya.

"Menurut lo kenapa dia bersikap kayak gitu?" Tanya Nat.

"Karena ... mungkin karena dia cinta gue?"

"Kalau dia cinta lo itu udah pasti. Lo tahu gimana perjuangan dia buat yakinin lo. Cuma ... gue rasa Arka emang udah capek, Tan. Kita gak tahu seberapa lama dia udah tahu. Kita juga gak tahu gimana perasaannya selama ini, kan."

"Ya gue emang sangat salah, Nat. Gue selingkuhin Arka demi cinta masa lalu gue padahal kita sudah sama-sama menikah. Gue memang bodoh karena menyia-nyiakan orang sebaik Arka. Dan sekarang mungkin tinggal penyesalan. Entahlah sama perasaan gue sendiri aja gue gak ngerti." Jelas Tania lesu.

"Lo bisa bujuk Arka buat batalin gugatan cerainya." Nat berusaha memberi Tania harapan.

"Berkas udah siap tinggal masuk pengadilan, Nat. Tinggal persetujuan gue. Gue rasa Arka udah gak mau sama gue lagi. Dan ini mungkin terakhir kalinya dia nemenin gue ke Jakarta buat ketemu lo." Ucap Tania.

"Maksud lo?"

"Ya karena Arka bakal gugat gue." Tania melamun.

Nat menyerngit, "Itu udah pasti, tapi kayaknya ada hal lain yang ganggu pikiran lo deh."

"Ehmmm ..." Tania tampak berpikir, "Temen gue yang sama-sama ngajar di kampus Arka bilang kalau Arka sepertinya kepincut sama mahasiswinya. Orangnya cantik kayaknya. Keturunan Indo-Jepang gitu."

Nat melotot, "Hah serius?" Tania hanya mengangguk.

"Arka gila! Lo gak coba konfirmasi ke mahasiswinya itu?"

"Ngapain? Mungkin ini balas dendam paling tepat dari Arka, Nat."

"Ya gak bisa gitu juga, Tan. Emang selingkuh harus dibalas selingkuh?"

"Gue yang salah karena selingkuh duluan, Nat. Wajar kalau akhirnya Arka selingkuh juga. Semua ini salah gue."

"Dimana letak kewajarannya? Kalau dia cinta sama lo dia gak akan selingkuh juga, tapi malah dia akan mempertahankan hubungan kalian." Debat Nat.

"Arka berhak bahagia walau bukan sama gue."

"Jadi lo nyerah?"

"Arka yang nyerah, Nat. Gue dari awal gak pernah berjuang." Wajah Tania terlihat pundung.

[2] Asing | ✔️ [UNDER REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang