Special Part - Baby Sitting Time!

506 30 0
                                    

Ini mungkin special part terakhir Asing. Sampai jumpa di karyaku yang lainnya!!!




————





Beberapa kali Nat menatap Davis dan anak-anaknya bergantian. Ia sangat tidak rela. Anak-anaknya yang ditatap malah terkekeh sambil sesekali saling bercanda satu sama lain.

"Gak papa sayang, pergi aja." Ujar Davis.

Nat cemberut, "Aku gak mau. Aku gak yakin kamu bisa handle mereka sendiri." Ada raut kekhawatiran yang tidak bisa Nat tutupi.

Davis tersenyum teduh. Ia mengacak rambut istrinya gemas. Sebenarnya ia juga tak rela membiarkan istrinya pergi barang sebentar saja. Terkadang perasaan manja tidak ingin jauh-jauh itu pasti muncul. Biarpun lebih banyak rindu anaknya dibanding ibu-ibunya.

"Kamu gak udah khawatir, kan anak-anak janji mau bantu." Kata Davis merujuk pada teman-temannya.

Nat mencubit pinggang Davis gemas, "Mereka kan juga punya anak. Masa mau kamu repotin." Nat nampak tak setuju.

"Biar Nada sama Kala bisa main juga sama anak-anak mereka." Davis menyengir.

Nat masih menatap keluarganya khawatir. Sekarang saja Nada dan Kala sudah berulah, bagaimana nanti saat mereka ditinggal Nat?

"Sayang beneran gak papa." Davis kembali meyakinkan.

"Tapi aku lama loh sayang."

"Dua hari satu malam gak lama lama amat kok. Kasihan loh mama kalau gak ada yang nemenin." Ujar Davis.

Akhirnya setelah bujukan Davis walau dengan ketidakrelaan, Nat berakhir masuk mobil yang sudah disiapkan Davis. Mobil itu akan membawa Nat ke rumah ibunya dan membawa mereka berdua ke bandara. Nat dan ibunya memang akan pergi ke Lampung untuk menghadiri acara pernikahan sepupu Nat. Besok sesudah acara mereka akan langsung pulang lagi. Alasan Nat karena tidak bisa terlalu lama jauh dari anak-anaknya. Mengingat si bungsu pun masih berusia tujuh bulanan.

...

"Papa, Nada mau ini." Ucap si sulung.

"Iya sebentar ya." Buru-buru Davis mengambilkan makanan yang Nada inginkan.

"Pa, cepaaaat." Rengek Nada.

"Huwaaaaaaaa!!!" Tangisan si tengah tidak mempengaruhi Nada sama sekali.

Belum lagi suara tangisan si bungsu yang tidak berhenti-henti. Davis terus mencoba menenangkan si bungsu dalam gendongannya sembari sesekali menenangkan si tengah.

Ting tong ting tong

Bunyi bel rumah miliknya semakin menambah keramaian sore di rumah Davis. Baru beberapa jam semenjak Nat pergi dan rumah mereka sudah se-chaotic itu. Sebenarnya Davis berbohong soal teman-temannya yang akan datang. Manusia super sibuk seperti ia dan teman-temannya tidak akan ada waktu hanya untuk sekedar menemaninya mengurus anak-anaknya.

"Siapa sih?" Dengus Davis yang sudah mulai kewalahan. Kesal karena kegiatannya diganggu. Ia sudah cukup pusing dengan kerewelan anak-anaknya, sekarang ditambah ada yang datang.

Oh tidak bisakah aku mendapatkan ketenangan? Batin Davis.

"Sebentaaar." Teriak Davis.

Teriakan Davis malah membuat si bungsu kembali menangis karena terkejut. Buru-buru Davis menepuk halus punggung si bungsu lagi.

[2] Asing | ✔️ [UNDER REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang