E M P A T B E L A S

3.4K 535 54
                                    


Agnia baru dapat menarik napas panjangnya selepas meninggalkan area charity untuk duduk sebentar di sekitar ruang tunggu area administrasi. Rasa puas karena berhasil menyelesaikan sebuah charity event yang tidak berbeda jauh dari mission impossible tak lantas membuatnya merasa bangga. Ada beberapa bagian yang ingin Agnia benahi karena pada hari H tetap saja, yang namanya miscommunication tidak dapat dihindarkan. Ia dan beberapa panitia yang lain kerap beradu argumen lantaran rundown yang sedikit meleset hingga koordinasi panitia dalam mengumpulkan bantuan dari hadirin kurang selaras dan ditambah lagi dengan kesibukan tidak jelasnya itu.

Selama acara berlangsung, fokus Agnia terbagi dua; memastikan rangkaian acara berjalan dengan sempurna sehingga dana bantuan yang masuk secara real time dapat segera di pos kan untuk di bagi ke masing-masing keluarga pasien yang membutuhkan dan sebisa mungkin menghindari Tiga Serangkai—Bayu, Dewa, dan Niki. Ketiga seniornya di saat sekolah kedokteran dulu yang juga pernah menjadi teman dekatnya ketika ia masih bersama dengan Bayu. Kalau Agnia sedang tidak bersama Bayu, sudah pasti ia akan bersama Dewa ataupun Niki. Hanya saja, setelah perpisahannya dengan Bayu, secara tidak langsung hubungannya dengan Dewa dan Niki pun juga berhenti begitu saja.

Mendapati Dewa dan Niki ikut serta bersama Bayu dalam menghibur hadirin, Agnia bukannya senang melainkan kacau dan kesal bukan main. Tentu saja ia kesal karena Della closing deals di belakangnya dan Agnia tidak mungkin memaksa sahabatnya itu untuk membatalkan hanya karena masa lalunya dengan Tiga Serangkai. Dulu, ketika hidupnya hanya berputar pada Bayu semata, Agnia rutin ikut Tiga Serangkai latihan band. Terkadang Agnia hanya menjadi penoton, terkadang menjadi kritikus, dan terkadang menjadi anggota tambahan untuk memaikan keyboard.

Agnia ingat betul bagaimana jantungnya berdegup begitu kencang dengan perasaan membuncah ketika menyaksikan Tiga Serangkai memonopoli panggung selama 20 menit. Untuk sesaat Agnia bagaikan dibawa kembali ke masa lalu dimana ia hanyalah mahasiswi baru yang mengidolakan senior nya bermain band di kala festival musik—menyaksikan Bayu bermain gitar listrik, Dewa memukul drum, dan Niki memetik bass sambil bernyanyi. Ia semakin dibuat kesal ketika menyadari bahwa lagu-lagu yang dibawakan oleh Tiga Serangkai adalah lagu-lagu yang dahulu seringkali Bayu senandungkan untuknya.

Agnia merasa bahwa penampilan Tiga Serangkai itu di orkestra seapik mungkin untuk mencairkan hati bekunya.

Merasa bahwa ia sudah dapat kembali mengontrol dirinya, Agnia menarik napas panjang dan beranjak dari kursi panjang di ruang tunggu area administrasi untuk kembali ke area charity. Masih ada beberapa urusan yang perlu diselesaikannya seperti evaluasi kegiatan dengan panitia dan evaluasi dengan Yayasan. Agnia menyempatkan untuk membeli satu cup es kopi susu dingin untuknya dengan alasan tenggorokan kering. Tetapi ia tahu betul bahwa ia hanya mengulur waktu karena hingga saat ini ia masih dapat melihat Tiga Serangkai di area charity tengah berbincang dengan Yayasan.

Ponsel di saku celana jins nya pun bergetar, sudah dapat di pastikan Della atau Citra yang menerornya. Agnia sudah kabur cukup lama dan ia yakin kedua sahabatnya itu sangat membutuhkan kehadirannya kembali. Dengan langkah tergesa, Agnia berjalan cepat menuju taman di belakang gedung—tempat dimana charity berlangsung—sementara ponselnya kembali bergetar. Ketika Agnia sudah hampir sampai, langkah kakinya tiba-tiba terhenti dan ia terduduk jatuh di atas jalan setapak lantaran seseorang menabraknya. Es kopi susu yang baru di belinya pun tumpah berceceran di sampingnya. Untung, tidak ada sedikit tumpahan kopi tersebut yang mengenai tubuh ataupun bajunya.

Agnia bergeram kesal, "Kalau jalan lihat-lihat dong!" hardiknya sambil menengadahkan kepala. Raut kesalnya seketika berubah bingung begitu melihat sesosok yang entah sengaja ataupun tidak menabraknya itu. Agnia merasa familiar dengan lelaki berkaca mata itu. Tapi...dimana? Entahlah.

Bitter TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang