L I M A B E L A S

3.1K 507 139
                                    


Yogyakarta, beberapa tahun yang lalu.

Tak tanggung-tanggung, bulir air hujan berjatuhan lebat dari langit kelabu di kala sore. Dari tempat Agnia berbaring, pemandangannya bukanlah langit jingga serta matahari tenggelam di ufuk timur melainkan bulir air hujan berwarna silver yang menempel dan memenuhi kaca jendela kamar di lantai dua. Gemuruh terdengar beberapa kali sebagai tanda bahwa langit dan awan kelabu tak ada niatan untuk berhenti menumpahkan seluruh air hujan yang tak sanggup lagi di tampungnya.

Andaikan Agnia seperti langit dan awan kelabu yang dapat terus menerus menumpahkan seluruh isinya, sudah pasti Agnia mungkin akan merasa sedikit lebih baik. Sedikit.

Kedua matanya terpaku pada bulir air hujan tersebut, berusaha untuk menghitungnya satu per satu sebagai upaya distraksi dari pikirannya yang berkelana jauh namun tak ada hasil.

Agnia menarik selimut lembut yang menutupi tubuh polosnya itu lebih tinggi hingga mengenai dagu dan bergerak memposisikan tubuh senyaman mungkin. Suara erangan pelan yang berasal dari samping menandakan bahwa pergerakan Agnia barusan dapat dirasakan juga oleh sosok yang tengah terlelap dengan dengkuran halus.

Dengan lebih berhati-hati, Agnia kembali bergerak. Ia memutar tubuh membelakangi jendela ke arah berlawanan. Pandangannya terpaku pada wajah tampan yang tengah terlelap dengan begitu tenangnya, jauh berbeda dari apa yang dirasakan oleh Agnia saat ini. Rambut bantal dan urakan tidak serta merta melunturkan daya tarik dari kekasihnya itu. Bayu justru semakin terlihat lebih menarik dan Agnia merasa semakin lemas. Bukan rahasia bahwa Bayu adalah idola di kampus. Bahkan siang tadi, ketika keduanya tengah berjalan ke lapang parkir menuju mobil Bayu, seorang junior—teman satu angkatannya—terang-terangan memberikan Bayu buah tangan dari New Zealand dimana di dalamnya terselip amplop berisikan surat pernyataan isi hati.

Tentu saja Agnia kesal. Sepanjang perjalanan menuju rumah Bayu, Agnia menggerutu dan mengkritik Bayu yang sama sekali tidak menolak ketika gadis itu memberikannya buah tangan. Kekesalannya semakin menjadi-jadi ketika Bayu meminta Agnia untuk membacakan surat pernyataan isi hati itu dengan lantang. Bayu beralasan bahwa ia sedang menyetir sehingga tidak mungkin untuk membaca surat tersebut. Agnia tahu, Bayu sengaja membiarkannya membaca surat pribadi itu sebagai salah satu pembuktian bahwa Bayu tidaklah setertutup apa yang kerap kali Agnia tuduhkan.

Bagaimana tidak Agnia menuduhkan Bayu itu tertutup? Mereka sudah satu tahun lebih berpacaran, bercinta memadu kasih hingga berhubungan di luar batas tetapi Bayu masih tidak terbuka dengan Agnia. Kekasihnya itu bahkan terkesan menutup-nutupi sebagian hidupnya dari Agnia.

Selama satu tahun lebih ini, Agnia tidak pernah mendengarkan Bayu mengucapkan kata cinta padanya sementara ia bertindak dan bertutur kata sudah bagaikan keran bocor yang terus mengalir tanpa henti dalam mengutarakan perasaannya kepada Bayu. Sementara Bayu hanya membalasnya dengan senyuman dan cumbuan ketika Agnia melayangkan protes karena tidak membalasnya mengucapkan cinta.

Hal yang paling membuat Agnia marah dan nyaris gila adalah Bayu yang sering kali menghilang begitu saja tanpa penjelasan. Ponsel Bayu akan mati dan sulit sekali untuk di hubungi. Menghilangnya Bayu tanpa penjelasan bukan hanya satu atau dua kali saja. Bayu bisa menghilang begitu saja tanpa jejak dan enggan memberikan penjelasan kepada Agnia kemanakah dia pergi. Dewa dan Niki pun tidak berguna ketika Agnia kalang kabut menanyakan dimanakah keberadaan Bayu.

Setiap kali Bayu hilang tanpa kabar, Agnia akan selalu meneror dan memborbardir Bayu dengan puluhan pesan singkat yang berisikan luapan amarah, cacian, hingga ancaman untuk putus dengannya. Dan ketika kata putus sudah keluar dari mulutnya, tidak lama Bayu akan kembali muncul dan mulai menghubunginya kembali. Biasanya Bayu akan berusaha menjelaskan secara singkat kemanakah ia menghilang, memohon-mohon, bersikap manis layaknya kekasih idaman dan akhirnya berujung pada pergelutan di atas kasur setelah Agnia memaafkan dan memberikan Bayu kesempatan lagi.

Bitter TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang