Chapter 1: Takdir

1.5K 121 3
                                    

Matahari sudah masuk ke peradabannya namun suasana saat itu masih panas, berbeda dengan negaranya yang tengah mengalami musim gugur. Walau suhu menyengat, hal itu tidak menghentikan langkah wanita itu untuk terus berkeliling kota yang belum pernah ia jelajahi sebelumnya,

Kota Bangkok.

Gadis itu tidak henti-hentinya terus memperhatikan ponselnya sambil terus celingak-celinguk melihat sekitarnya. Dengan dress selutut serta sling bag yang terus ia gantung di pundaknya menambahkan kesan rupawan wanita itu. Tatapan wanita itu terhenti pada sebuah daerah yang cukup ramai yang sedari tadi ia cari.

Chatucak Weekend Market.

Dengan ekspresi yang berseri, wanita itu mulai menjelajahi satu per satu kedai yang ada di sana untuk melihat barang-barang yang dijual dan sesekali mengambil gambar bersama kedai-kedai tersebut . Setelah ia merasa cukup dengan barang souvenir dan juga mengambil gambar, wanita itu lekas berjalan ke kedai-kedai makanan.

Wanita itu berhenti di suatu kedai yang cukup ramai dan duduk di tempat yang kosong. Tak lama setelah gadis itu duduk, seseorang datang dengan menggenggam buku kecil dan pensil untuk mencatat pesanan. "Satu Pad Thai dan satu Thai Tea." ujar wanita itu singkat lalu mengeluarkan buku catatannya dari sling bag yang ia letakkan di meja depannya.

Ia menulis semua yang ia lihat tempat tersebut, penilaian tempat tersebut menurut wanita itu, dan beberapa saran yang menurut dia penting untuk dilakukan untuk datang ke tempat tersebut. Makanan yang wanita itu pesan akhirnya datang bertepatan dengan berakhirnya kegiatan catat mencatat oleh gadis itu.

Saat wanita itu ingin memasukkan suapan pertama pad thai di hadapannya, ponselnya berbunyi. Dengan lincah wanita itu langsung mengarahkan ponsel tersebut ke telinganya.

"Kim Chaewon!" seru wanita itu dengan semangat.

"Gimana di Bangkok?" tanya sahabatnya tanpa basa-basi. Wanita itu mulai menceritakan seluruh pengalamannya selama di ibukota Thailand tersebut, mulai dari makanannya, tempat untuk wisata, dan juga suasana kota Bangkok yang panas.

"Ya, Kim Minju." Chaewon tersebut memotong cerita Minju yang terdengar asyik. "Besok pulang jam berapa?" tanya Chaewon. Minju melihat lagi buku catatan di meja depannya dan mulai membuka lembar demi lembar.

"Jam 1 siang, mungkin sampai di korea cukup malam." Terdengar suara dengusan dari seberang telepon membuat Minju bingung. "Lo kenapa?"

"Cepet pulang aja. Besok gue jemput lo, ya."

"Gak usah, biasanya juga gak dijemput."

"Gak, besok gue jemput."

"Lo kenapa? Gue bilang gak usah-"

"Ini perintah presdir." Minju langsung terdiam mendengar sang ayah disebut.

Ayah? Tidak biasanya, pikir Minju.

"Yah, kalo dia yang bilang... gue bisa apa." jawab Minju pasrah. "Ya udah, gue mau makan dulu nanti makanan gue dingin. Mau nitip apa di sini?"

"Gak usah, udah sana makan habis itu langsung pulang." balas Chaewon lalu langsung memutuskan percakapan mereka. Minju langsung menyimpan ponselnya ke dalam tas dan melanjutkan kegiatan makan yang sebelumnya terhenti.

~~

Sudah dua jam dari waktu yang ditentukan, namun sahabatnya tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Kim Chaewon kembali melihat jam saku dari saku jas nya. "Lama banget." gumam Chaewon sambil terus menoleh ke kanan dan kiri.

"Apa gue salah tempat?" Namun tak berselang lama, satu per satu orang muncul dari balik pintu di hadapannya. Chaewon langsung mengangkat kertas putih yang cukup besar dengan tulisan 'Kim Minju-nim' dalam aksara hangul.

Fate [The Sequel of 'Connection'] [JINJOO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang