Chapter 13: Kepergian 1

400 54 0
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 11 malam namun suasana bar di tengah kota Seoul itu malah semakin ramai pengunjung. Bar dengan suasana cozy dan lampu-lampu redup itu menambah rasa nyaman para penikmat minuman-minuman yang memabukkan itu.

Di ujung meja bar dekat sang bartender, seorang gadis berambut panjang terus manggut-manggut, berusaha mempertahankan kepalanya agar terus tegak lurus walau kesadarannya sudah mulai menurun.

"Nona, sebaiknya anda tidak minum lagi." ujar pria dari balik meja bar tersebut, sambil mengelap gelas-gelas yang masih basah.

"Apakah begitu cara staf di sini memperlakukan pelanggan yang tengah frustrasi dan hanya ingin menikmati segelas whiskey?" tuturnya dengan memberikan tatapan tajam kepada bartender tersebut.

"Nona, anda sudah meneguk gelas ketujuh." pria itu lalu meletakan gelas di tangannya ke rak di belakang tubuhnya. "Apakah anda sedang menunggu pacar anda? Mau saya bantu panggilkan?" tanya pria itu kini terfokus kepada wanita yang tengah menundukkan kepalanya.

Hanya gumaman kecil yang dikeluarkan wanita itu yang tak dipahaminya membuat bartender itu mulai menggoyangkan pundaknya. "Nona?"

Namun, bukannya mendapat persetujuan tangan pria itu ditepis cukup keras dan membuat gadis itu mendongak, dengan tatapan sayu namun tajam. "Pacar? Gue gak punya pacar! Dia bukan pacar gue! Tapi juga bukan temen gue!" ucapnya yang sama sekali tak dimengerti sang bartender sambil beberapa kali memukul meja di depannya.

"Untuk lebih jelas, tanya langsung pada orangnya saja!" tambahnya sambil merogoh tas yang tergeletak di sampingnya. Matanya menatap layar, berusaha fokus mencari sebuah kontak nama yang ada dalam ponselnya dan saat menemukannya, ia tekan tombol panggil.

Sesaat gadis itu menempelkan ponselnya di telinganya dan menyerahkan ponsel tersebut saat terdengar sebuah jawaban dari seberang. "Coba tanya, apakah benar dia pacar gue?" ujarnya sebelum kepalanya terbentur ke meja, gadis itu tertidur.

Pria itu mengambil ponsel yang masih tergenggam di tangan yang menggantung di udara dan dengan cepat menjawab suara seberang telepon yang terus memanggil nama gadis yang tertidur itu.

"Permisi, pemilik ponsel ini sedang mabuk. Saya staf yang sedang shift malam ini dan akan memberikan alamat bar ini."

.

.

.

.

.

Gadis berambut sebahu itu membuka sebuah pintu bar dengan tergesa, pakaian seadanya dan kacamata yang masih bertengger di batang hidungnya. Matanya mulai mencari sosok yang membuatnya gelagapan saat ini sampai ia menemukan seorang gadis di meja bar yang tengah terdiam dengan kepala di atas meja.

Gadis itu mendekatinya dan menggoyangkan badannya, berusaha membangunkan manusia yang sudah terlelap itu. "Kim Minju." panggilnya lembut.

Kesadaran Minju kembali terkumpul, menoleh ke sisi sampingnya dan dapat dilihat seorang gadis yang membuatnya frustrasi beberapa hari ini. "Ahn Yujin." gumamnya sambil memicingkan matanya.

"Ayo kita pulang." Bukannya beranjak, gadis itu malah menarik bahu Yujin sehingga gadis itu memeluknya dari samping dan tersenyum ke arah bartender yang hanya melihat keduanya seakan itu adalah sebuah tontonan drama.

"Ini dia manusia yang saya maksud." Yujin hanya tersenyum canggung, memaklumi seberapa tipsy gadis itu saat ini. "Yujin-ie, kita ini pacaran atau temenan, sih? Gue gak suka ya digantung kayak gini, emang gue baju—" tambahnya lagi namun dengan cepat Yujin bungkam mulutnya dengan tangannya saat nada suaranya mulai meninggi.

Fate [The Sequel of 'Connection'] [JINJOO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang