Chapter 2: Rindu

722 96 3
                                    

Langit cukup cerah namun tak selaras dengan suhu yang cukup dingin dikala itu. Dua insan itu berbaur dengan keramaian di salah satu kafe di kota Annecy. Walau sekitarnya ramai dengan berbagai jenis perbincangan, kedua wanita itu hanya duduk terdiam termakan suasana canggung.

Minju hanya terus menyesap hot americano dari cangkir di meja depannya, sementara Yujin hanya menatap kosong ke arah Minju.

"Jadi, pameran seni?" tanya Minju yang berusaha memecah keheningan di antara mereka.

"Ya begitulah. Cukup banyak membuat berbagai karya seni, banyak yang suka, akhirnya ditawarkan untuk ikut pameran seni di sini." jelas Yujin, sambil menyesap cokelat panas di meja depannya —yang sudah mulai dingin.

"Keren." Minju mengangkat ibu jarinya. Yujin tersenyum melihat reaksi wanita itu.

"Tidak juga, di antara kami berlima, pengalaman gue yang paling sedikit. Karya mereka selain gue sudah mendunia." Minju menggebrak meja di depannya, membuat Yujin tersentak kaget.

"Jangan rendah diri! Karya lo bagus dengan style lo sendiri." Namun tak berselang lama, Minju menyadari tingkah gadis itu telah menjadi pusat perhatian di sekitarnya. Yujin hanya terkekeh mendengar pernyataan tersebut.

"Makasih loh ya." Minju hanya bisa tersenyum, wanita yang dulu hanya ia bisa lihat dari jauh sudah berada tepat di hadapannya.

"Dan makasih udah mau bangun dari koma." nada dalam ucapan Yujin melembut, Minju dapat merasakan ketulusan dalam ucapan tersebut. Minju hanya bisa tersenyum, lega dengan momen yang ia rasakan saat ini.

"Ngomong-ngomong, apa pekerjaan lo saat ini?" tanya Yujin sambil menatap Minju.

"Sekarang ini, gue jadi travel blogger, ke berbagai negara dan daerah lalu mengevaluasi dan memberi saran kepada orang-orang. Sekarang ini juga kebetulan gue ke Paris karena sesuatu dan setelah gue pikir, sekalian aja kumpulin bahan referensi buat blog gue." Yujin hanya mengangguk sambil tidak melepaskan pandangannya dari Minju.

"Kapan lo balik ke Korea?"

"Entahlah, mungkin minggu depan, masih banyak hal yang harus gue cari sebagai bahan tulisan gue— lo kenapa liatin gue terus?" Yujin lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela di sampingnya.

"Gak ada apa apa, hanya saja... gue masih gak percaya gue bisa lihat lo secara langsung." tiba-tiba suasana kembali hening. Rasanya kecanggungan seakan masuk tanpa meminta izin kepada dua manusia tersebut.

Memang benar, pasti itu yang dipikirkan oleh Yujin. Melihat seorang Kim Minju tepat di depan matanya pasti masih menjadi hal yang aneh bagi Yujin. Selama ini, Yujin hanya dapat melihat Minju dari dalam alam bawah sadarnya, dan sekarang ia dapat bertemu Minju dalam dunia nyata.

"Apakah setelah ini lo gak ada kegiatan? Mau makan bareng?" tanya Minju lagi. Yujin terlihat berpikir, mengingat-ingat kembali jadwal yang sudah ia susun sebelumnya. "Seingat gue, gak ada." seketika ponsel dalam saku mantel coklat Yujin berbunyi. Yujin mengecek ponsel tersebut dan membulatkan matanya.

"Minju, kayaknya gue ada janji sama temen gue. Gue juga baru inget, maaf." Yujin dengan segera meminum cokelat panas miliknya dalam satu tenggakan dan bergegas berdiri.

"Iya gapapa, gue juga belum laper kok—" seketika terdengar suara yang harus membuat seseorang goddess seperti Kim Minju menanggung malu.

"Itu... suara perut lo?" Yujin kembali tertawa melihat Minju menunduk dengan menyembunyikan rona merah pada pipinya.

"Tunggu sebentar." Yujin beranjak ke arah counter kasir. Minju hanya memukul perutnya, mengutuk perutnya berbunyi di saat yang salah. Wanita itu langsung mengambil mantel miliknya dan berjalan keluar dari kafe tersebut.

Fate [The Sequel of 'Connection'] [JINJOO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang