Chapter 11: Kebahagiaan

624 76 6
                                    

Sang fajar telah muncul hendak menyapa setiap insan yang tengah beraktivitas, namun terhalang oleh gumpalan awan yang membuat suhu di pagi itu lebih dingin. Walau demikian, sepertinya rasa dingin itu tetap tak berhasil membangunkan kedua gadis yang masih terlelap di balik futon tebal itu.

Akhirnya salah satu dari mereka membuka mata. Gadis itu beberapa kali mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya sampai penglihatannya mulai terlihat jelas kepada seseorang di hadapannya yang masih memejamkan matanya.

Tiba-tiba matanya terfokus kepada jendela yang tak jauh dari keduanya, melihat setitik demi setitik berwarna putih yang jatuh dari langit. "Salju." gumamnya lalu dengan perlahan menggeser tangan Yujin yang masih melingkar di perutnya.

Minju terbangun dan bergerak mendekati jendela untuk melihat salju yang telah menutupi setiap tanah yang ada di luar sana. Minju menyentuh jendela dan dapat ia rasakan rasa dingin di permukaan kulitnya. "Indahnya." gumamnya sambil tersenyum kecil.

Minju cukup terkejut saat sebuah selimut menutupi tubuhnya—diikuti dengan tangan yang kini melingkar di lehernya. "Lo sadar kan, lo lagi gak mengenakan pakaian apapun?" tanya Yujin tepat di samping telinga kanan Minju. Minju hanya bisa bergidik geli.

"Maaf. Soalnya gue pikir lo masih tidur." Yujin menyibak rambut panjang Minju sehingga memperlihatkan leher putihnya yang kini bekas-bekas kemerahan.

"Apa gue terlalu kasar semalam?" Yujin menyentuh bekas-bekas tersebut. "Maaf ya." Minju menoleh dan kini wajah mereka saling berpapasan. Minju menggeleng sambil tersenyum kecil.

"Gak kok." jawabnya lalu mengecup pipi Yujin gemas, karena saat ini Yujin seperti tengah menatapnya dengan tatapan memelas. "Jadi, hari ini kita ke mana?" kini Minju membalikkan tubuhnya menghadap ke Yujin.

"Amusement Park!" balas Yujin dengan gembira. Minju memiringkan kepalanya.

"Di tengah salju begini?" Minju menunjuk jendela di belakangnya.

"Tenang aja, indoor, kok." imbuhnya lagi dan kini gadis itu memberikan seringaian kecil kepada Minju.

"Jadi, mau mandi bareng?" Minju membulatkan matanya.

"Sendiri-sendiri aja."

"Tapi nanti jadi lama." sanggah Yujin.

"Emang kalo bareng gak bakal lama?"

"Loh, kenapa lama? Kan, cuma mandi. Emang mau ngapain lagi?" tanya Yujin kini melebarkan senyumnya. "Oh, masih mau lagi? Nakal, ya." goda Yujin kepada sang lawan bicara yang kini wajahnya sudah benar-benar merah.

Minju menepuk pelipis Yujin sedikit keras membuat Yujin terjongkok sambil menahan rasa sakit. "Berhenti godain gue!" seru Minju dan berlari ke dalam kamar mandi lalu mengunci pintunya.

~~

Saat ini keduanya tampak benar-benar menikmati waktu yang mereka habiskan. Tak henti-hentinya Minju dan Yujin menggerakkan kedua tungkainya, menyusuri taman bermain dalam ruangan itu. Keduanya terhenti pada sebuah gerobak kecil dengan hiasan lucu yang memajang berbagai aksesoris.

"Kenapa kodok?" tanya Minju saat Yujin tengah memasangkan topi dengan aksesoris kodok di kepala Minju.

"Karena cocok." balas Yujin.

Karena cocok.

Minju merasakan déjà vu mendengar tuturan tersebut. Hmm, rasanya tidak asing dengan kalimat itu.

Minju menyambar sebuah bandana dengan aksesoris telinga anjing dan memakaikannya ke pucuk kepala Yujin. Minju menyodorkan tangannya.

"Tangan." Yujin hanya menurut dan memberikan tangannya. "Dan sekarang katakan woof woof!" Yujin menggelengkan kepalanya dengan kencang, menolak perintah Minju.

Fate [The Sequel of 'Connection'] [JINJOO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang