"Dari mana saja kamu Arsen?" Suara itulah yang memberhentikan langkah Naufal. Suara yang sudah lama tidak Naufal dengar. Dengan malas Naufal menoleh ke sumber suara.
Disana terdapat seorang laki laki memakai pakaian formal nya. Laki laki itulah yang sebenarnya Naufal rindu kan tapi rindu nya sudah tertutup dengan kebencian.
"Harus nya saya yang bertanya dari mana saja anda selama ini?" tanya balik Naufal dengan nada formal.
"Saya mencari uang untuk kebutuhan kamu Arsen!" jawab orang itu dengan membentak.
"Saya tidak butuh uang, saya hanya butuh kasih sayang orang tua!" balas Naufal dengan nada membentak juga.
"Jaga sopan santun kamu Arsen saya tidak pernah mendidik kamu seperti itu!" bentak orang itu lebih keras lagi.
"Memang nya anda pernah mendidik saya apa? Melantarkan anak? Iya?!" tanya Naufal penuh emosi.
"Arsen! Saya ini papa kamu kalau kamu lupa!" ucap orang itu mengingatkan Naufal. Ya orang itu adalah Papa Naufal. Orang yang sebenarnya sangat Naufal rindu kan.
"Papa? Memangnya masih pantes anda di sebut Papa setelah anda dan istri anda meninggalkan saya hanya bersama pembatu?"
"PERGI KAMU! PERGI DARI RUMAH SAYA!" teriak alex menggelegar di seluruh penjuru rumah.
Naufal masih diam santai ditangga "Tidak perlu berteriak seperti itu pun saya akan segera pergi dari rumah neraka ini" balas Naufal sambil melihat sekeliling rumahnya.
Sebenarnya dia tidak ingin pergi tapi mau bagaimana lagi dia sudah terlalu muak dengan penghuni nya.
Naufal melanjutkan menaiki tangga untuk menuju kamar nya. Sedangkan Alex, papanya dia menuju ruang kerja nya.Naufal mengambil koper besar untuk memasukan barang barang nya, barang yang dia bawa hanya yang perlu dan berharga saja. Sisanya dia tinggal di rumah ini.
Tok tok tok
"Den buka den ini bibi" ternyata itu bi Wati dia kira papanya. Naufal menghentikan aktivitas nya dan membuka pintu untuk bi Wati. "Kenapa bi?" tanya nya saat pintu sudah terbuka.
"Aden jangan pergi den kalo aden pergi bibi disini sama siapa?" wanita paruh baya itu menunduk seakan permohonan nya di kabulkan oleh Naufal.
"Kan masih ada mang Yayat bi, Naufal juga bakal sering main ke sini kok bi" jawab Naufal sambil memegang bahu bi Wati.
Mang Yayat ialah tukang kebun dirumah Naufal. Dia sama seperti bi Wati sudah Naufal anggap seperti keluarga tapi beda nya mang Yayat adalah pemberi nasehat sedangkan bi Wati teman bercanda Naufal.
"Tapi mang yayat mah ga bisa di ajak bercanda kaya aden"
"Nanti Naufal yang suruh mang Yayat buat ajak bibi becanda, sekarang bibi jangan sedih lagi" ucap Naufal menyemangati bi Wati.
"Yaudah aden mau bibi bantu?"
"Ga usah, bibi ke dapur aja siapin makanan buat Papa sama Mama nanti bibi malah di marahin kalo belom masak buat makan malem" jawab Naufal diangguki oleh bi Wati dan ia langsung pergi dari kamar Naufal.
Naufal kembali pada aktivitas nya yang sempat tertunda tadi. Merapikan baju dan barang barang nya.
***
Afra dan Naya sedang berada di kantin. Hari ini kantin tidak seramai biasanya. Afra menoleh ke Naya yang sedang asik memakan mie ayam.
"Nay kok gue ga liat Naufal ya dari kemaren?" tanya Afra.
"Ehmm mungkin ga masuk Ra. Coba aja nanti abis makan kita ke kelas nya" jawab Naya yang masih sibuk dengan mie ayam nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Naufal
Teen Fiction"Lo jahat Pal, kenapa lo suka sama gue? Kenapa Pal?!" tanya Afra teriak. "Rasa cinta tumbuh karna terbiasa, mungkin karna gue udah terbiasa sama lo Ra" Afra menepis tangan Naufal yang mengenggam tangannya. "Gue kecewa sama lo Pal" ujar Afra serius. ...