Wonwoo memanggil Nara dengan senyumannya yang membuat Nara merasa aneh, ini adalah senyuman Wonwoo yang pertama kali Nara lihat setelah mengenalnya.
'tersenyumlah kau di depan ayahku, padahal tadi pagi memarahiku dasar muka dua' batin Nara
"Oh Nara!!" Ayah Nara mulai menyadari kedatangan putrinya.
"Baru aja ayah cerita tentang kamu ke Wonwoo, ternyata kalian satu kelas ya?""Satu bangku.. ayah" Nara nyengir kuda, ia melirik Wonwoo yang juga tersenyum. Jantung Nara berpacu layaknya hujan yang turun deras dari langit.
"Nara kok udah keluar?" Tanya Pak Im.
"Makanannya gak enak" tukas Nara.
"Haha masa sih? Kalian berdua tunggu disini aku mau pesan mie instan buat kalian berdua" pak Im pun meninggalkan Nara dan Wonwoo berdua.
Nara melihat perubahan muka Wonwoo yang cepat ketika Pak Im pergi.
"Deket banget ya sama ayah.." Nara memecah keheningan.
"Sama ayah mu doang sama kamu gak bisa" Wonwoo ketus.
Nara berdecak kasar mendengar jawaban Wonwoo yang sedikit ah mungkin sangat menyebalkan bagi Nara, tapi mungkin ini efek dari pendapatnya yang ditolak mentah-mentah dari Presdir Jeon.
Pak Im pun kembali dengan tiga mangkok mie dan juga tiga kaleng soda untuk mereka.
Wonwoo mengganti ekspresi nya dengan cepat hingga Nara berfikir kalau Wonwoo lebih cocok jadi pemain drama dibandinh bisnis man.
Malam itu menjadi malam dimana Nara dan Wonwoo bisa bertukar cerita karena Pak Im, bahkan Wonwoo pun ikut tertawa dengan candaan yang di bawa oleh Nara.
Pukul sepuluh malam, Nara dan ayahnya pulang dengan mobil mereka.
"Wonwoo itu tempramen ya?" tanya Nara kepada ayahnya.
"Karena dia jarang di bahagiakan.."
Jawaban dari Pak Im membuat Nara diam, entahlah kenapa hasratnya mulai mengatakan untuk membahagiakan Wonwoo."Duh kenapa sih mikirin dia mulu..." bisik Nara tapi masih di dengar oleh ayahnya.
"Kenapa?" Tanya Pak Im
"Ehh ngg ituu masa aku mikirin Wonwoo terus sih yah aduhh kan aku baru kenal" Nara mengusap wajahnya frustasi, ditambah kesal karena ayahnya malah menertawakan dirinya
"Itu artinya kamu tertarik sayang, waah anak ayah udah gede"
"Aku emang udah gede ayaah... Bentar lagi kan kuliah juga" Pak Im terkekeh mendengar jawaban putrinya tersebut.
Keesokan paginya, seperti biasa Nara harus sekolah dan duduk bersama manusia es tampan di sebelahnya, maybe dia adalah Elsa namja version.
"Pagi Eunhee, pagi Hoshi" sapa Nara kepada dua orang yang duduk di belakangnya.
"Pagi Nara.." ucap Hoshi dan Eunhee bersamaan.
"Pagi Wonwoo" sapa Nara pada Wonwoo dan hanya di balas tatapan saja.
'my heart.. erupsi ni jantung' batin Nara menarik nafas dan tersenyum pada Wonwoo.
Nara duduk dan membuka tasnya, ia lihat ada dua kotak nasi berwarna hijau, ada tulisan nya disana 'untuk Wonwoo' dan yang satunya 'untuk Nara'.
Hey.. ayah Nara memang seromantis ini ternyata, ia benar benar sayang sama Wonwoo seperti anaknya sendiri, tapi bisakah ayah Nara menjadi ayah Wonwoo juga, dalam konteks 'mertua' (?) Begitu pikir Nara.
Nara mengambil kotak nasi itu dan memberikannya kepada Wonwoo.
"Won ini dari..""Hih apaan nih!! Gak usah sok baik lo sama Wonwoo, lo cuma mau dapetin kaya nya dia doang kan?" Tiba tiba Jiyeon merebut kotak makan tersebut dan membantingnya.
"Eh itu dari ayah Won, sumpah!" Nara mulai panik melihat nasi titipan ayahnya untuk Wonwoo berserakan di lantai. Mendengar kalau itu nasi dari Pak Im, Wonwoo langsung berdiri dan mendekati Jiyeon.
"W-won?" Jiyeon mundur ketakutan.
"Otak tuh di pake! Percuma kaya percuma cantik kalo otak buat pajangan doang" Wonwoo membisikan kata yang menusuk itu ke telinga Jiyeon.
Jiyeon membeku seketika, Wonwoo mundur dan menarik Nara pergi keluar dari kelas, tentu saja hal itu membuat seluruh murid di kelas menatap Wonwoo, Jiyeon dan Nara.
"Eeh Won mau kemana.." Nara panik melihat Wonwoo menarik tangannya, entah refkels atau apa Nara malah membawa tasnya juga.
Wonwoo membawa Nara ke rooftop, entah apa tujuannya intinya mereka berdua sekarang dan sekotak nasi menemani mereka.
"Kamu marah Won? Udahlah.. aku masih punya satu lagi" Nara menyodorkan kotak nasinya.
"Ambil aja, aku tau kamu ga pernah sarapan kan? Entar kamu sakit gimana? Aku dah tau banyak tentang kamu dari ayah Won" ucap Nara sambil membukakan kotak nasi, ia mengambil nasi goreng menggunakan sendok.
"Wonwoo, say aaa" Nara mempermainkan Wonwoo seperti anak kecil.
"Wonwoo.. pesawatnya mau masuk, buka mulutnyaa aaa" Wonwoo malah memutar arah tangan Nara yang tadinya menghadap ke mulutnya kini jadi masuk ke mulut Nara.
"Makan aja gak usah bawel" ucap Wonwoo sambil mengalihkan pandangannya.
"Uhmm whonwhoo ahku dah mahkahn"
"Telen dulu baru ngomong"
"Tapi wonwoo aku dah kenyang buat kamu aja aku tau kamu belum sarapan"
"Tau apa ka.." tiba tiba perut Wonwoo bunyi dengan nyaring membuat Nara tertawa.
"Tuhkan Wonwoo, kamu itu laper.. nanti jadi tukak lambung kalo kamu ga makan ini enak loh, masa kamu ga mau makan masakan ayah aku sih"
Dengan alasan 'ayah Nara' Wonwoo akhirnya mau memakan bekal dari Nara dengan lahap.
"Pelan pelan.." Nara memperingati sambil mengusap surai Wonwoo.
Tiba-tiba Wonwoo berhenti dari aktifitas makannya dan menatap Nara penuh kelembutan, tidak seperti biasanya.
"Iya kenapa? Oh maaf" Nara mungkin menyadari kalau dirinya salah karena mengusap surai Wonwoo tanpa izin.
"Kau seperti ibu" kalimat itu terucap dari bibir Wonwoo yang membuat Nara tertegun.
"Apa? Aku aja gak punya ibu Wonwoo" jawaban Nara membuat Wonwoo berhasil terkejut dan melotot seperti bilang 'apa?'
"Katanya kamu kenal ayahku udah lama, tapi kok belum tau juga? Ibuku merelakan nyawanya untuk melahirkan ku Wonwoo"
"Bahkan aku gak tau seperti apa wajah ibuku" lanjut Nara, Wonwoo merasa tertegun, ia menarik nafas panjang dan menutup kotak nasinya menggandeng Nara pergi.
"Ayo, bentar lagi bel" ajak Wonwoo.
Mereka baru saja turun dari rooftop dan dikagetkan dengan sosok lelaki yang bermuka garang dengan tato di tangannya. Nara refleks melihat muka Wonwoo yang mulai geram melihat lelaki itu.
"Wah wah wah... Siapa ini?" Lelaki itu terkekeh dan menunjukkan smirk nya.
TBC
Iseng aja bikin panjang wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear [Jeon Wonwoo]
Hayran Kurgu"aku yakin kok bisa dapetin dia, atau malah bikin dia ngejar ngejar aku" - Im Nara "siapa yang bertahan dan mengerti itu yang menang" - Jeon Wonwoo Inspired by the drama Itaewon Class Highest rank #10 in wonwoo {10-05-2020}