Jangan lupa coment jika menemukan typo
🦄 🦄 🦄
"Tante, om." Rora menyalimi tangan Alya dan Dafka yang sedang duduk didepan tv.
"Rora udah pulang? Sini duduk." Rora hanya pasrah saat tangannya ditarik untuk duduk disebelah Alya.
"Om Aji sama tante Zahra gak bisa datang, maaf ya. Ini kado dari mereka."
"Gak apa-apa tante, Ayah-Bunda aja gak datang kok." Alya tersenyum miris mendengar ucapan Rora.
"Kak ayo pergi." Rora mengerutkan dahinya bingung saat Bulan tiba-tiba mengajaknya pergi.
"Kemana?"
"Kesuper market, kan nanti malam kita mau bakar-bakar."
"Iya, kalian aja yang belanja, biar kita yang siapin perlengkapannya." Sahut Dafka. Rora pun mengangguk dan meletakan kado tadi diatas meja.
"Ma minta uang." Bintang mengadahkan tangannya didepan Alya.
"Nih, beli kue juga sekalian ya. Biar Rora yang milih kue nya langsung." Bulan langsung menyambar atm yang diberikan mama.
"Oke lets go." mereka berempat pergi ke swalayan yang ada didekat rumah menggunakan mobil Joshua.
"Pesen kue aja dulu, nanti pulangnya kita ambil." Rora langsung turun dari mobil saat mobil berhenti didepan toko kue. Setelah memesan, ia kembali masuk kemobil.
"Pesen rasa apa kak?" tanya Bulan.
"Red velvet." Joshua kembali menjalankan mobilnya, jalanan kota Bandung hari ini tidak terlalu ramai. Joshua membelokkan mobil kekiri memasuki parkiran swalayan.
"Kita bagi tim aja biar cepet, Bintang sama bang Jo cari perlengkapan buat hias dan kak Rora sama Bulan belanja makanannya." Rora hanya mengangguki ucapan Bintang sementara Bulan terlihat menatap sinis kearah Bintang.
"Licik banget lo, kita dikasih tugas yang paling banyak."
"Ya kalian kan perempuan, jadi ngerti lah untuk urusan dapur kaya gitu."
"Apa bedanya perempuan sama laki-laki? Chef Juna laki-laki tuh, tapi bisa masak dan bisa bedain mana daun bawang dan mana daun sop."
"Lah, kok bandinginnya sama chef Juna?"
"HEH, KALIAN JADI BELANJA GAK NIH? HERAN GUE, KEMBAR KOK KERJAANNYA RIBUT TERUS." Bentak Joshua yang rupanya sudah keluar dari mobil bersama Rora sejak tadi.
"Gara-gara lo nih." ucap Bulan yang langsung keluar dari mobil dan menggandeng lengan Rora memasuki swalayan duluan.
"Loh, kartu atm tante kan sama kamu Lan. Mereka belanjanya gimana nanti?"
"Biarin aja kak, biar pake duit Bintang. Asal kakak tau, Bintang itu punya banyak duit, tapi pelit." bisik Bulan.
"Tau dari mana kamu?"
"Semalam Bulan liat isi dompetnya." Rora hanya menggelengkan kepalanya, mereka pun kembali fokus untuk berbelanja.
"Kak beli daging yang ini atau ini?" Bulan mengangkat daging ditangan kanan dan kirinya.
"Biasanya sih tante beli yang ini." Rora menunjuk daging ditangan kiri Bulan.
Setelah memilih daging, mereka kembali berjalan kekawasan sayuran. Bulan membiarkan Rora yang memilih karena Bulan sama sekali tidak mengerti tentang sayuran. Sayuran adalah makanan yang paling ia benci.
Rora meriksa keranjang dihadapannya, setelah dirasa tidak ada yang kurang, Rora mendorong keranjang itu kearah kasir.Setelah membayar, Rora dan Bulan langsung membawa belanjaan mereka keluar untuk diletakan dimobil.
"Loh, mereka belum selesai." ucap Rora saat melihat tidak ada siapapun didalam mobil, kunci mobil juga tidak ada dimereka jadi mereka tidak bisa memasukan belanjaan ini."Kita makan es krim aja yuk kak." Rora hanya mengangguk dan mengikuti langkah Bulan yang membawanya kekedai es krim disebrang swalayan.
Mereka memesan es krim dan memilih untuk duduk didepan kedai agar ketika Joshua dan Bintang keluar dari swalayan bisa kelihatan dari sini.
Tidak ada pembicaraan diantara mereka saat ini karena Bulan sangat fokus memakan es krimnya. Setelah es krimnya habis, barulah Bulan mengalihkan pandangan kedepan, namun ia langsung terkejut saat melihat siapa yang baru saja keluar dari mobil yang ada didepan restoran disebelah kedai ini."Loh, itu om Riki bukan?" Rora sontak langsung berbalik untuk melihat objek yang dilihat Bulan.
"Ayah." teriak Rora dan langsung berlari menghampiri sang ayah.
Rora langsung memeluk ayahnya dengan sangat erat."Ayah ada di Bandung?"
"Loh, Rora. Kamu ngapain disini?" tanya balik Riki, Riki mengalihkan pandangannya kebelakang Rora.
"Ada Bulan juga?"
"Kita lagi ngumpul dirumah kakek yah." Riki hanya mengangguk.
"Kamu pulang aja kerumah kakek ya, nanti ayah jemput. Ayah sekarang buru-buru harus meeting didalam." Riki menunjuk restoran yang ada didepan mereka. Rora langsung melepaskan tangan Riki yang sejak tadi ia genggam saat ia tau kalau tujuan ayahnya ke Bandung bukanlah untuk merayakan ulang tahunnya, tetapi untuk pekerjaannya.
"Nanti malam ayah kerumah kakek?" tanya Rora dengan sorot mata penuh harap, apapun tujuan ayahnya ke Bandung, asal ayah mau ikut merayakan ulang tahunnya nanti malam maka ia akan sangat senang sekali.
"Duh maaf ya sayang, kalau nanti malam ayah gak bisa, ayah ada makan malam sama klien. Besok pagi ayah akan kerumah kakek biar sekalian jemput kamu ya?" Riki melirik jam tangannya.
"Ayah masuk dulu, kalian hati-hati ya pulangnnya." Riki menepuk pundak Rora dan tersenyum kearah Bulan sebelum melangkah masuk ke restoran.
Bulan menatap kasihan kepada Rora yang saat ini matanya sudah berkaca-kaca.
"Tenang aja kak, masih ada kita kok." Bulan memeluk Rora dan membiarkan Rora menangis dipelukannya."Udah jangan nangis lagi." Bulan mengelap sisa air mata Rora yang ada dipipinya.
"Bulan."
"Iya?"
"Jangan bilang siapa-siapa ya, kalau kita barusan ketemu ayah?" Bulan mengangguk dan merangkul Rora untuk kembali kekedai es krim tadi. Setelah itu, Rora kembali memakan sisa es krimnya dengan diam.
"Rora, Bulan." panggil Joshua dari dalam mobil yang sudah terparkir didepan kedai. Rora dan Bulan pun mengambil belanjaan mereka dan masuk kedalam mobil.
"Heh, Bulan. Sialan banget ya lo, kartu mama lo bawa."
"Bang buruan jalan." Joshua menatap bingung kearah Bulan yang malah mengabaikan Bintang. Bulan menunjuk Rora melalui ekor matanya. Joshua pun menatap Rora, Rora hanya terdiam dengan pandangan kearah luar jendela, tapi Joshua sadar kalau disudut mata Rora terdapat sisa air mata.
"Kenapa?" tanya Joshua kepada Bulan namun hanya menggerakan mulutnya saja tanpa mengeluarkan suara. Namun hanya dibalas tatapan datar dari Bulan yang dengan maksud agar Joshua hanya menjalankan mobilnya tanpa bertanya.
*si Rora lagi badmood guys
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
Teen FictionAurora yang awalnya tidak peduli terhadap hubungannya dengan Farras, seketika berubah saat Farras tiba-tiba bilang akan pindah ke Jakarta dan bersekolah ditempat yang sama dengannya. Awal mula ia bisa kenal dengan Farras karena dikenalkan kakak kela...