"HAPPY BIRTHDAY." teriak semua namun suara Bulan lah yang lebih mendominasi. Rora tersenyum kecut dan langsung meniup lilin dihadapannya.
"Gak make a wish dulu?" tanya Joshua yang dijawab gelengan oleh Rora.
"Tiap tahun juga isinya sama." Joshua langsung membisu mendengar jawaban Rora. Ya, sejak 5 tahun yang lalu tepatnya saat ia akan masuk ke smp, doa yang Rora ucapkan selalu sama. Kalian tau apa doanya? Doanya adalah, semoga Ia bisa cepat-cepat menemui Aaron agar bisa sama-sama dengan kembarannya lagi.
"Udah ditiup kan? Ayo makan, apa lagi?" Bintang langsung memakan sosis dihadapannya mengabaikan tatapan sinis dari yang lainnya.
"Lo tuh gak punya otak banget ya? Yang ulang tahun kak Rora juga." Bintang hanya mengangkat bahunya tidak peduli dan mengambil sosis keduanya.
"Udah-udah jangan berantem. Ayo kita makan." ucap Galen menengahi perdebatan sikembar. Mereka pun akhirnya makan bersama-sama.
"Princess bentar lagi lulus kan ya?" semua pasang mata kini melirik kearah Galen yang mulai berbicara.
"Iya, kenapa kek?"
"Gak pindah ke Bandung aja? Sekalian temenin kakek, kamu gak kasihan kakek sendirian disini?" Rora tersenyum tipis.
"Liat nanti deh kek, lagian kan abang juga sering kesini."
"Joshua ke Bandung malah sibuk sama teman-temannya." Joshua yang mendengar namanya disebut hanya sibuk memanggang daging.
"Nanti Rora coba bicarain sama ayah dan bunda deh kek." Galen mendengus tidak suka.
"Buat apa izin ke mereka? Mereka lebih perduli sama kerjaannya dari pada kamu." Rora hanya terdiam sembari menunduk.
"Biar kakek nanti yang ngomong langsung sama mereka."
"Iya kek, besok juga katanya ayah bakal kesini."
"Kapan dia ngomongnya? Dia itu kadang juga ngebatalin janji tiba-tiba."
"Tadi siang, tadi siang Bulan dan kak Rora ketemu sama om Riki." sahut Bulan yang langsung mendapat pelototan dari Rora.
"Disini? Di Bandung? Dan dia lebih mentingin pekerjaannya dari pada anaknya sendiri? Kan kakek sudah bilang, mending kamu pindah ke Bandung aja tinggal sama kakek." semua langsung terdiam mendengar ucapan Galen yang terdengar sedang menahan amarah.
"Udah papa tenang aja dulu, jangan marah-marah. Lagian ada Dafka dan Alya yang jagain Rora disana." Alya mengangguki ucapan Dafka.
"Iya, kalau soal abang, biar Alya nanti yang ngomong langsung. Papa tenang aja, nanti darah tinggi papa kambuh, tambah repot deh." setelah sedikit perdebatan tadi, mereka pun kembali makan dengan diam.
🦄 🦄 🦄
Rora membuka pintu mobil setelah mobil yang dikendarai Joshua berhenti didepan rumahnya. Ia sengaja meminta Joshua agar mereka pulang pagi-pagi, Rora tidak ingin bertemu dengan sang ayah, entahlah ia masih tidak mood untuk menemui ayahnya saat ini. Mereka pulang duluan sementara Dafka, Alya, Bulan dan Bintang masih disana. Katanya sih Alya masih ada urusan disana.
"Ra." Rora menatap Joshua dengan alis terangkat.
"Kalau ada apa-apa cerita sama abang." Rora mengangguk.
"Telfon abang aja kalau ada apa-apa, ngerti? Abang gak ngerasa direpotin kok, abang malah seneng kalau adik abang ngehubungin abang." Rora memeluk Joshua dan tak lupa mengecup pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
Teen FictionAurora yang awalnya tidak peduli terhadap hubungannya dengan Farras, seketika berubah saat Farras tiba-tiba bilang akan pindah ke Jakarta dan bersekolah ditempat yang sama dengannya. Awal mula ia bisa kenal dengan Farras karena dikenalkan kakak kela...