Hilang

206 23 5
                                    

Karena aku udah lama ngilang, spesial hari ini aku update dua kali, happy reading guys💙

💙 💙 💙

Apa aku harus pergi kaya gini dulu biar kalian nyariin aku?
• Aurora Violita •

💙

Riki memeluk Bella dengan erat sambil sesekali mengecup kepalanya. Semalaman ini mereka tidak tidur sama sekali, mereka sibuk merenungkan semua kesalahan mereka dan sekarang mereka sadar kalau mereka sudah sangat keterlaluan sama Rora, mereka terlalu mementingkan ego mereka hinggah menelantarkan anak mereka.

"Mas, ayo telfon Rora, suruh pulang bilang kita sudah baikan sekarang." Riki mengangguk dan mulai menelfon putrinya itu, namun nomor Rora malah tidak aktif.

"Kenapa?"

"Gak aktif."

"Telfon papa." Riki mengangguk dan menelfon papanya.

"Halo, pa, Rora masih tidur ya?" Riki melihat kearah jam dinding, ini sudah jam 10 pagi, gak mungkin anaknya belum bangun.

"Maksud kamu?"

"Rora, disana kan? Nomornya gak aktif, dia belum bangun ya?"

"Kamu jangan main-main Riki, Princess sama sekali gak kesini." Riki langsung menegang, namun masih mencoba untuk befikir positif.

"Oh, mungkin dia nginep dirumah Alya, kalo gitu telfonnya Riki matiin ya pa? Papa jaga kesehatan." Riki langsung mematikan sambungan telfon tersebut, dan beralih kenomor Alya, namun baru saja ia ingin menelfon, terdengar bunyi ketokan pintu dari arah luar.

"Siapa?" Bella menggeleng dan berjalan kearah pintu untuk membuka pintu.

"Loh, Alya?" Riki langsung berlari keluar saat Bella menyebut nama Alya dan benar saja, didepan ada Alya yang bahkan gak sendiri, ada Dafka, Bulan, Bintang, Aji, Zahra dan juga Joshua.

"Ayo masuk." ajak Bella dan mereka semua pun masuk kedalam.

"Loh, Rora mana?" Alya mengerutkan dahi saat mendengar pertanyaan Riki.

"Maksud abang apa?"

"Rora gak nginep ditempat kamu?" Alya menatap tajam kearah Riki.

"Jangan main-main bang."

"Rora semalam pamit sama kita, kita pikir ketempat kalian." sahut Bella membuat Alya membelalakan matanya.

"RORA PAMIT MALAM-MALAM DAN KALIAN BIARIN? OTAK LO DIMANA BANG? DIA CEWEK, SENDIRIAN DILUAR SANA." teriak Alya membuat ruangan langsung menjadi hening, Alya bahkan melupakan kalau Riki adalah abangnya dan berbicara menggunakan lo-gue. Dafka yang melihat Alya marah pun hanya bisa mengelus-elus punggung istrinya tersebut agar sedikit tenang.

"Udah coba hubungi teman-temannya?" tanya Dafka dengan nada tenang sebenarnya ia juga sedikit emosi dengan kedua kakak iparnya ini, namun ia tidak ingin semakin memperkeruh keadaan.

"Jangan bilang kalian gak tau siapa teman-temannya Rora." sinis Aji yang akhirnya ikut bicara.

"KALO GAK MAU NGURUS PRINCESS, BIAR GUE YANG NGURUS BANG ATAU ANTAR TEMPAT OM GALEN SEKALIAN. NGURUS ANAK SATU AJA GAK BECUS, WAJAR TUHAN AMBIL AARON DARI KALIAN."

"AJI!" bentak Dafka, karena omongan Aji sudah kelewat batas.

"APA KA? GUE BENER KAN? MEREKA DITITIPIN ANAK DUA SAMA TUHAN GAK BECUS, UDAH DIAMBIL SATU, TINGGAL SATU MASIH GAK BISA JUGA NGURUSNYA."

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang