#09#

101 26 16
                                    

Hallo gaisss,, aku kembali🤸‍♀️

Sebelumnya aku ucapin makasii buat zeyenk²ku yang udah kasih votenya dan komennya di part sebelum sebelumnya. Salangeo💞

Yaudah lanjut aja yuk baca
Happy reading💕
.
.
.

"Kenapa dari setiap sikapmu menghadirkan banyak tanya di benakku?"
.
.
.

"Ka-kamu?" Ucap Aira dengan raut kaget yang kentara di wajahnya.

Cowok itu memandang Aira dengan tatapan datar. Lalu berjalan mendekat kearahnya.

"Ma-mau apa ka-kamu?" Tanya Aira dengan nada bergetar. Ia takut kejadian seminggu yang lalu terulang.
Aira perlahan memundurkan langkahnya.

"Lo." Jawab cowok itu. Perlahan tapi pasti dia terus berjalan mendekat kearah Aira. Tatapan datarnya yang mengintimidasi membuat Aira jadi gugup.

"A-aku?" Tanya Aira dengan wajah gugup. Entah kenapa perasaannya merasa aneh dengan cowok ini.

Cowok itu menghentikan langkahnya menatap Aira dengan tajam.

"Gak. Baju lo! Dasar gagap!" Ketus cowok itu.

Aira refleks menyilangkan tangannya di di depan dada.
"Mesum!" Sentak Aira marah.

Kemudian seringai kecil terbit di wajahnya. Dengan gerakan cepat ia menarik tangan Aira dan membawanya ke gudang belakang.

Aira yang ditarik secara tiba tiba merasa syok. Apa-apaan cowok ini. Dasar gila.
"Kamu mau bawa saya kemana!?" Tanya Aira sedikit membentak, perasaan takutnya kembali muncul.

Tapi cowok itu hanya diam. Tidak menjawab dan tetap menarik tangan Aira. Gadis itu mengikuti langkahnya dengan terseok-seok karena langka cowok itu yang cukup besar dibandingkan dengan langkah Aira yang kecil.

Setibanya di gudang belakang sekolah cowok itu segera menarik Aira ke dalam gudang, menutup pintu dengan kasar, menguncinya kemudian mendorong Aira sampai punggungnya membentur kerasnya tembok.

Cowok itu menatap Aira dengan tatapan dinginnya.
"Kenapa?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut cowok itu.

"Apanya yang kenapa?" Tanya Aira ragu.

Gadis itu berusaha menahan mati-matian ketakutannya dan berusaha untuk tidak pingsan saat ini juga. Ia menatap ke bawah tanpa mau menatap mata coklat terang cowok di hadapannya ini. Ia takut dengan tatapan tajam nan dingin itu.

"Kenapa lo natap gue seperti itu?" Tanya cowok itu memasukkan tangannya ke saku.

Aira tidak menjawab. Pertanyaan macam apa itu? Mulutnya hanya diam. Matanya bergerak kesana kemari untuk menetralisir jantungnya yang berdetak tidak karuan.

"Lo punya mulut kan? Kenapa lo diam?" Seru cowok itu dingin.

"A-anu.." Aira tidak tahu harus menjawab apa. Dia hanya bisa menunduk.

"Tatap gue!" Perintah cowok itu mengangkat dagu Aira dengan telunjuknya.

Langsung saja tatapan Aira bertemu dengan mata coklat terang yang menatapnya datar.

"A-aku nggak ngerti maksud ka-kamu." Cicit Aira pelan. Jantungnya rasa ingin berhenti saat ini juga.

Tidak adakah keajaiban datang padanya untuk keluar dari situasi yang menurutnya sangat canggung ini. Ia berharap ada seseorang kesini untuk menyelamatkannya.

Cowok itu melepaskan telunjukanya dari dagu Aira dan kembali memasukkan tangannya ke saku. Sementara Aira menundukkan pandangannya lagi.

"Bego!" Ujar cowok itu sarkas.

AIRA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang