Kring.. Kring..
Bel bunyi istirahat telah berbunyi. Semua siswa bergegas pergi ke kantin karena cacing-cacing di perut mereka telah berdemo untuk minta diisi.
"Aira lo nggak kekantin?" Tanya Sila setelah selesai membereskan bukunya.
Aira mengangkat kepalanya kemudian menggeleng. "Aku nggak lapar." Jawabnya seadanya.
"Beneran?" Tanya Sila lagi memastikan.
Aira kembali menganggukkan kepalanya.
"Yaudah kalau gitu gue kekantin dulu atau lo mau nitip sesuatu gitu." Tawar Sila.
"Nggak usah Sila. Terima kasih." Tolak Aira secara halus.
Setelah Sila pergi Aira kembali menelungkupkan kepalanya diantara lipatan tangannya. Kepalanya benar benar pusing. Tiba-tiba mual yang hebat menyerangnya.
Hoek..
Aira menutup mulutnya dan bergegas pergi ke toilet. Aira menumpahkan semua isi perutnya ke dalam wastafel kemudian membasuh mukanya dengan air kran.
Aira menatap wajahnya di cermin didepan wastafel. Wajahnya benar-benar pucat.
"Sampai kapan aku akan seperti ini?" Ujar Aira sedih dengan wajah pucatnya.
***
"Hahaha. Gila lo kucing eek aja lo pidioin." Rayhan memegang perutnya sakit karena kebanyakan tertawa.
Ia tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya yang satu ini.
Vino menepuk dadanya bangga.
"Iyalah gue kan mau tenar. Mana tau banyak yang nonton video gue."Rayhan menoyor kepala Vino.
"Lo kalau peak jangan dipelihara. Malu gue temenan sama lo."Vino mengusap kepalanya.
"Apaan sih lo. Sakit kepala gue. Lo kalau mau toyor kepala gue yang lembut dong. Dan satu lagi kalau gak mau temenan sama gue, sana lo jauh-jauh. Hush.. hush.." Kesal Vino mengibas-ngibaskan tangannya mengusir Reyhan."Dasar babi buntung lo, awas lo cari-cari gue. Gue mutilasi lo." Ancam Reyhan.
"Emang gue-" Belum selesai Vino membalas, ucapannya sudah dipotong.
"Berisik." Nada dingin keluar dari bibir seorang cowok yang asik memejamkan matanya.
Vino dan Rayhan hanya nyegir.
"Sabar dong mas bruh. Jangan batu amat kenapa." Ujar Vino bercanda.Keano Attella Bratadikara. Cowok yang terkenal dengan kepribadian dinginnya. Tidak hanya dingin sifat kejam juga melekat pada dirinya. Ia tidak segan-segan berlaku kasar pada siapa yang menganggu hidupnya, baik itu cewek maupun cowok. Kata-kata pedas akan terlontar dengan lugas dari mulutnya.
Bahkan kepada sahabatnya saja ia masih bersifat dingin. Sifat hangatnya hanya berlaku apabila ia bersamanya. Seseorang yang sangat berarti di hidup Kean setelah mamanya.
"Lo tau gak dikelas XI IPA 2 ada murid baru?" Tanya Vino pada Reyhan.
"Nggak tuh. Cantik nggak?" Rayhan balik tanya.
Vino mengusap ngusap dagunya seolah menilai.
"Lumayan sih. Lo kebiasaan banget liat cewek tu dari parasnya doang, lo harus liat hatinya dong baik apa kagak." Ujar Vino sok ceramah."Yaelah kayak lo gak aja! Ditembak si Lela aja lo gak mau. Sok jual mahal." Ejek Reyhan.
"Itu mah lo gak tau apa masalahnya. Lo kayak gak tau Lela aja. Iya gue tau tu cewek baik. Tapi ketek dia tu gue gak tahan terus kutuan lagi, ya mana mau gue. Emangnya lo mau sama dia?"

KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA (REVISI)
Teen FictionJangan lupa follow sebelum membaca^^ SIAPKAN MENTAL SEBELUM MEMBACA! **** Semuanya terasa kelabu bagiku yang ada hanya bayang-bayang semu yang medominasi pikiranku. Hidupku tak tentu. Rasanya hampa. Saat kau datang. Rasanya sungguh indah. Tapi bersi...