Happy reading💕
.
.
.Keringat dingin mengalir melalui tubuhnya, tubuhnya bergerak kesana kemari dengan gelisah, matanya seakan tidak mau terbuka. Bibirnya bergumam tidak jelas, ia berusaha untuk bangun tapi tidak bisa seperti ada sesuatu yang menahannya untuk tidak kembali kealam nyata.
“Jangan! Aakkhh!" Teriaknya dengan mata yang masih terpejam. Ia terus menggerakkan tubuhnya tidak tenang.
Karena teriakannya, membangunkan seseorang cowok yang tiduran di sofa, cowok itu mengerjapkan matanya pelan, segera ia berlari pelan mendekati ranjang yang terdapat seorang gadis yang bergerak gelisah dengan mata terpejam.
“Hei bangun.” Cowok itu menepuk pelan pipi gadis itu.
Gadis itu tetap tidak bangun, ia tetap bergerak dengan gelisah. Cowok itu kembali menepuk pipi gadis itu. “Heii, lo cuma mimpi.” Ucap cowok itu masih berusaha membangunkan gadis itu.
Mata gadis itu terbuka dengan sempurna dengan peluh yang mengalir di dahinya. Ia termenung dengan pandangan kosong.
“Lo nggak papa kan?" Tanya cowok itu. Gadis itu hanya diam tidak merespon.
Tatapannya masih kosong seoalah jiwanya belum kembali pada dirinya.
Cowok itu mengernyitkan dahinya heran, kemudian ia melambaikan tangannya di depan wajah gadis itu. “Hello, lo dengar suara gue kan?” Tanyanya.Gadis itu tersentak kaget kemudian menolehkan kepalanya kesamping. Dahinya mengerut saat melihat seorang cowok yang berdiri di sampingnya menatapnya dengan heran.
“Kamu siapa? Dan dimana aku?” tanyanya menatap sekeliling yang bernuasa putih.
“Lo ada di rumah sakit, gue tadi melihat lo tergeletak di jalanan dengan keadaan pingsan, lalu gue membawa lo kesini. Oh iya nama gue Vino. Lo Aira kan?” jelas Vino.
Aira menganggukkan kepalanya. "Terima kasih telah menolongku” ucapnya dengan senyum tipis.
"Oke tidak masalah, lo nggak papa kan? Atau lo butuh sesuatu?” Tanya Vino.
Aira berusaha menegakkan tubuhnya, Vino yang melihat itu segera membantunya. Ia kemudian meletakkan bantal dibelakang punggung Aira dan memberikan segelas air padanya. Aira mengambil gelas di tangan vino, meminumnya sedikit dan mengembalikannya lagi pada cowok itu.
“Terima kasih.” Ucap Aira tulus.
Vino membalas dengan senyuman. Jujur gadis yang ada didepannya ini sangat manis apalagi saat dia tersenyum, manisnya semakin bertambah. Walaupun terdapat luka di beberapa bagian wajahnya, tapi tetap manis. Vino menggelengakan kepalanya.
Apa yang gue pikirkan, batin Vino.
Suasana ruangan seketika berubah menjadi canggung. Aira hanya diam dengan pandangan yang kembali kosong.
Sedangkan Vino menatap gadis itu dalam diam. Tidak mau berlama lama dalam kecanggungan Vino membuka suaranya. “Lo kenapa bisa tidak sadarkan diri ditempat tadi dengan kondisi luka-luka?” Tanya Vino.
Tubuh Aira menegang mendengar pertanyaan dari Vino. Sekelebat kejadian kemaren kembali berputar di kepalanya. Ia memegang kepalanya saat rasa sakit hebat menyerang kepalanya. “Akkhhhh,” ringis Aira tertahan.
Vino yang melihat Aira kesakitan segera menyentuh bahunya. “Aira lo kenapa?” tanya Vino panik.
Aira menepis kasar tangan Vino dari bahunya. “Jangan sentuh saya!” ucapnya menatap dingin Vino.
Vino terlihat kaget terhadap respon yang diberikan Aira padanya. Tatapan gadis itu sangat dingin. Vino takut sekaligus khawatir dengan gadis itu. Dia segera menekan tombol yang ada di kepala ranjang yang ditempati Aira.
![](https://img.wattpad.com/cover/212556941-288-k124202.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA (REVISI)
JugendliteraturJangan lupa follow sebelum membaca^^ SIAPKAN MENTAL SEBELUM MEMBACA! **** Semuanya terasa kelabu bagiku yang ada hanya bayang-bayang semu yang medominasi pikiranku. Hidupku tak tentu. Rasanya hampa. Saat kau datang. Rasanya sungguh indah. Tapi bersi...