#10#

89 23 11
                                    

Hallo gaiss, aku kembali lagi🤸‍♂️

Apa kabar semua? Masih sehatkan?
Mudah mudahan masih sehat semua. Jaga kesehatan kalian ya:)

Yuk baca lagi cerita aku😁

Happy reading💕
.
.

"Apalagi ini?"

Aira membuka matanya perlahan, dahinya mengernyit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Ia mengedarkan pandangannya kesekitar. Nuansa putih menghiasi ruangan yang ditempatinya saat ini.

"Aku dimana?" Gumam Aira berusaha untuk menegakkan tubuhnya membuat kepalanya kembali berdenyut.

"Ssssttt." Ringisnya. Aira dapat melihat tangannya terdapat impus. Ia yakin sekarang ia ada di rumah sakit. Tapi siapa yang membawanya kesini?
Seingatnya ia di UKS kenapa sekarang ada di rumah sakit?

Pertanyaan Aira akhirnya terjawab saat mendengar pintu terbuka menandakan seseorang akan masuk.

"Aira lo udah sadar?" Tanya Sila berjalan menghampirinya. Ia membawa beberapa bungkusan plastik di tangannya.

Aira menganggukkan kepalanya.
"Kok aku ada disini?" Tanya Aira dengan suara lemahnya.

"Tadi lo pingsan di UKS, gue kira lo tidur tapi pas gue cek, dahi lo sangat panas. Ya gue khawatir jadi gue bawa lo kesini." Jelas Sila.

"Makasih ya Sil." Ujar Aira.

"Iya." Sahut Sila.

Beberapa menit mereka terhanyut dalam keheningan. Aira sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sedangkan Sila memperhatikan wajah Aira yang pucat.

"Ra." Panggil Sila tiba-tiba.

Aira menolehkan kepalanya.
"Ada apa Sil?" Sahut Aira.

Sila memandang wajah Aira sekali lagi.
"Muka lo kenapa selalu pucat Ra? Lo sakit?" Tanya Sila serius.

Aira tersenyum tipis.
"Aku baik-baik aja Sil." Jawab Aira.

"Lo bohong Ra. Gue liatnya bukan sekali dua kali, tapi sering Ra. Waktu di kantin wajah lo juga pucat. Pokoknya wajah lo sering pucat."

"Dan satu lagi. Gue tahu alasan kenapa lo libur waktu itu. Lo dirumah sakit kan Ra? Vino cerita sama gue apa yang terjadi sama lo."

Flashback on.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Sila menggeram kesal dengan mata yang melirik ke lantai dua rumahnya.Vino belum juga turun kebawah. Padahal mereka sudah janji mau ke tempat om nya.

"VINO!! LO NGAPAIN SIH DI ATAS! UDAH LUMUTAN NI GUE NUNGGU LO." Teriak Sila dengan nyaring.

Tak lama Vino turun dan langsung  menghampiri Sila. Cowok itu menjentik kening Sila.

"Sabar elah. Kuping gue sakit dengar suara mak lampir lo itu. Bisa gak sekali aja lo tu gak usah teriak-teriak. Lo pikir gue budek? Jadi cewek gak ada elegan-elegannya." Cerocos Vino.

"Awh. Sakit dugong. Ya habisnya lo itu lama ba pakai banget. Kan gue kesal nunggunya. Gue aja yang cewek yang paling banyak tetek bengeknya gak selama lo dandannya. Lah, lo cowok dandan aja empat puluh menitan. Ngapain aja lo? Luluran dulu? Ihhhh. Kesal gue."

"Iya gue luluran. Puas lo! Dasar mak lampir." Ketus Vino meninggalkan Sila yang mencak-mencak sendiri.

"IHHHH! SUMPAH YA VIN! LO NGESELIN! GUE SILA BUKAN MAK LAMPIR! MANA ADA MAK LAMPIR SECANTIK GUE! KENA KARMA MATI AJA LO!" Teriak Sila lagi menahan kekesalannya yang sudak diujung tanduk.

AIRA (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang