SKALETTA; 7

338 47 71
                                    

Udah siap klik bintang dan kasih comment?

Typo atau salah tanda baca, kasih tau ya?

Selamat membaca<3

-•••-

"Karena teman, adalah segalanya buat gue."

"ARE YOU READY KIDS?!" teriak Bani yang sedang berdiri di atas meja. Botol tupperware miliknya ia gunakan sebagai mikrofon.

"MUSIK!" Bani menyalakan lagu dangdut di ponselnya yang terhubung dengan speaker kecil milik Fabian.

"Temen lo?" tanya Jordy kepada Raskal.

Raskal mengangkat bahunya acuh lalu kembali sibuk dengan permainan di ponselnya.

Satu kelas melihat tingkah Bani yang menurut mereka selalu absurd setiap pagi. Lagu dangdut dengan volume tinggi yang dihubungkan dengan speaker pada pagi hari tentu membuat satu kelas geleng-geleng kepala karena tidak bisa mendapatkan pagi yang tenang seperti kelas-kelas lain.

"Ih, Bani bisa diem gak sih lo? Tiap pagi ribut mulu kerjaannya," protes Kayza, salah satu teman kelas Bani.

Sedangkan Bani masih sibuk diatas meja bernyanyi riang dan tak lupa mengoyang-goyangkan badannya.

"Udahlah Kay, lo udah tiga tahun juga sekelas sama orang-orang aneh, ngapain baru protes sekarang," ujar Fabian.

"Gue jadi gak bisa ngerjain PR, tau!" cetus Kayza.

"PR kan harusnya dikerjain di rumah bukan di sekolah. Lo yang salah kalau gitu," ujar Dev.

Kayza yang mendengar penuturan Dev tadi langsung mendecih dan meninggalkan perkumpulan Xantier itu. Menyebalkan sekali mereka hari ini, batin Kayza

"Dasar betina, ribet amat idupnya," ujar Jordy setelah menegak tandas minumnya.

Fabian terkekeh. Lagi-lagi jokes tentang betina selalu berhasil membuat perutnya geli. "Betina, betina. Dikira ayam apa?"

"Anggep aja kata ganti ya kan," balas Jordy.

"Ya berarti lo pejantan dong? Tinggal di aduin sama pejantan lain, gue bisa dapet duit," ujar Fabian nyeleneh.

"Gak bisa disama ratakan gitu dong! kalo betina ya betina aja. Jangan bawa-bawa pejantan gitu dong," sewot Bani lalu kembali bernyanyi.

"Yaelah Ban, kalo nyanyi, nyanyi aja kali gausah ikutan nimbrung," protes Fabian.

"CENDOL DAWET, CENDOL-CENDOL DAWET. CENDOL DAWET!!!" Bani mengarahkan tupperware yang ia anggap mikrofon itu kepada teman-teman sekelasnya yang sedang duduk. Seolah ia sedang konser diatas panggung.

"Sakit tuh anak," ujar Fabian yang keheranan melihat tingkah Bani.

"Temen lo emang sakit semua," balas Jordy yang dibalas kekehan oleh Fabian.

"Tapi kalau gak kaya gini, pasti Xantier sepi banget kan?" tanya Dev yang diangguki oleh mereka semua.

"Gue bersyukur banget bisa kenal kalian semua. Kalau waktu itu Dev gak ajak gue temenan, pasti gue masih jadi bahan bully sama mereka-mereka tuh," ujar Jordy dengan dagu yang menunjuk sekumpulan cowok-cowok dijajaran meja dekat jendela. Jordy kembali mengingat pada saat mereka semua masih berada di kelas sepuluh.

SKALETTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang