Chap 14

259 24 1
                                    

Ben menahan Saka karena ia ingin pergi tanpa menyapanya, Saka berusaha untuk melepaskan tangan Ben dari tangannya namun Ben semakin kuat menggenggam tangan Saka.

"Apa apaan ini? Lepaskan tanganku dan biarkan aku pergi!" Bentak Saka.

"Ada apa denganmu? Kenapa kepalamu diperban seperti itu?" Tanya Saka.

"Bukan urusanmu!"

"Apa susahnya menjawab pertanyaanku? Saka, aku mencemaskan mu!" Tegas Ben.

"Mencemaskan ku? Omong kosong apa itu? Berhentilah bersikap baik padaku, aku tidak memperlukan itu."

"Ben, siapa dia? Kau mengenal anak ini?" Tanya seseorang yang datang bersama dengan Ben.

"Dia adikku, kalian bisa duluan kesana nanti aku menyusul. Ada yang perlu aku bicarakan dengannya." Jawab Ben kepada temannya tersebut.

"Adik? Sejak kapan kau menganggapku sebagai adik? Dulu saja kau enggan mengakui itu saat kita berada di sekolah." Keluh Saka.

"Itu masa lalu, dan aku tau aku salah, maafkan aku."

"Mudah sekali mengatakan maaf, sekarang lepaskan tanganku, aku mau pulang."

"Jawab dulu pertanyaanku, apa yang terjadi denganmu? Kenapa kepalamu sampai di perban begitu?"

"Kau ini..." Geram Saka dan ia kembali melanjutkan perkataannya. "Aku mengalami kecelakaan, sekarang lepaskan tanganku."

"Kecelakan? Apa itu terjadi sekitar tiga minggu yang lalu?"

"Benar."

Ben nampak terkejut dan melepaskan tangan Saka, dengan segera Saka pergi meninggalkan Ben menuju rumahnya.

Saat sedang makan Saka nampak termenung dan tidak memakan makanan yang ada di hadapannya.

'Bagaimana Ben bisa tau waktu kecelakaan ku? Kenapa dia nampak terkejut? Apa mungkin itu kerjaan ibunya?

Kalau memang iya, kenapa Ben harus menunjukkan expresi itu? Bukankah dia seharusnya senang?

Mungkinkah itu hanya sandiwaranya? Atau mungkin yang di katakan olehnya benar, kalau dia memang sudah berubah?

Oh ya, jika kemarin aku ke kantor ayah tidak memakai topi rajutan yang membuat perbanku terhalangi.

Akankah ayah akan bertanya tanya apa yang terjadi denganku? Akankah ia mencemaskan ku? Haah... Apa sih yang ku harapkan? Mengharapkan sesuatu yang mustahil dari orang tua itu.'

Ucap Saka dalam hati, ia terus bertanya tanya tentang Ben dan mengharapkan perhatian dari ayahnya jika sang ayah melihat perban di kepalanya.

Beberapa hari kemudian Saka beserta Dino dan Eza pergi berbelanja untuk memenuhi isi kulkasnya karena dia tidak lagi tinggal dirumahnya seorang diri.

Dino dan Eza melakukan penyamaran agar tidak diketahui oleh orang orang termasuk polisi.

Seusai belanja, Dino dan Eza berjalan lebih dahulu menuju mobil yang di parkirkan di basement. Sementara Saka berjalan jauh di belakang mereka.

Saka masih terganggu dengan pikirannya tentang Ben, dia terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir dan berpikir, hingga akhirnya Saka menabrak seseorang dan orang tersebut jatuh.

Segera Saka sadar dari lamunannya dan berusaha membantu orang yang di tabraknya untuk berdiri.

Tangan Saka di ulurkannya dan di raih orang tersebut, namun tangan orang itu yang satu lagi memegang pisau lipat dan segera di hunuskan kepada Saka tepat di jantungnya.

Broken Home (Ended) [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang