"Ayah kenapa? Ayah bertahanlah..." Seru Ben yang ketakutan dan segera menghubungi ambulance.
Tama segera di larikan ke rumah sakit dan di tangani oleh dokter.
Ben menunggu dokter tersebut keluar dengan perasaannya yang sangat cemas.Begitu sang dokter keluar, Ben segera menghampirinya dan bertanya tentang keadaan ayahnya.
"Ayahmu tidak apa apa, hanya mengalami syok. Biarkan ayahmu istirahat sejenak, nanti malam juga sudah bisa pulang." Ucap dokter itu yang tak lain merupakan dokter Joe.
Sesaat sebelum dokter Joe ingin keluar dari ruangan dimana Tama berbaring, ia menahan dokter Joe untuk sementara.
"Dokter Joe, saya minta maaf karena dulu pernah menuduh anda yang ingin menjelekkan Hana.
Tadi Ben menceritakan kenyataannya pada saya, saya sungguh bodoh karena tidak dapat mempercayai anak saya sendiri.
Bahkan anda yang berusaha memberitaukannya, saya pun ikut tidak percaya kepada anda. Saya sangat menyesal dan mohon maaf." Seru Tama.
"Semuanya sudah berlalu pak Kato, saya pun sudah melupakan kejadian itu. Tapi yang tidak saya duga adalah, anda mengusir Saka." Ujar dokter Joe.
"Saya sangat menyesali itu. Saya merupakan ayah yang terburuk, apakah Saka akan memaafkan saya."
"Anak itu, pasti akan memaafkan anda pak Kato. Saka merupakan anak yang baik, mungkin akan sulit di awal. Tapi jangan pernah menyerah untuk merebut hatinya dan memperbaiki hubungan kalian. Ini belum terlambat."
"Terima kasih banyak dokter Joe."
Setelah dokter Joe keluar dan bicara pada Ben, lalu Ben segera masuk dan memanggil "Ayah." dengan raut wajahnya yang masih cemas.
"Jangan teriak Ben, aku masih bisa mendengar dengan jelas." Ujar Tama.
"Maafkan aku ayah, sungguh maafkan aku. Karena aku ayah hampir terkena serangan jantung."
"Jangan meminta maaf Ben, jika kau tidak ceritakan semua ini, entah sampai kapan aku tidak akan pernah tau kenyataan ini.
Ben tolong jaga Saka dan lindungi dia, dan hentikan tindakan ibu mu itu. Jangan biarkan Saka terluka."
"Ayah tenang saja, selama ini aku sedang mencari bukti kejahatan ibu. Aku pun sudah menceritakannya kepada Saka tentang hal ini.
Aku juga memintanya untuk berhati hati, dan aku akan melindunginya. Selain itu, aku sudah memasang alat pelacak pada ponsel ibu. Jadi aku bisa terus memantau keberadaan ibu."
"Terima kasih Ben, kau anak yang baik. Karena kau mau berterus terang mengakui kesalahanmu, bahkan kau tidak ragu mengatakan kejahatan ibu mu sendiri."
"Karena aku sudah dewasa yah, aku sudah tau tindakan mana yang harus aku ambil. Meski pun begitu, dengan apa yang ku lakukan dulu, aku tidak bisa dikatakan anak yang baik yah."
Ben pamit dengan Tama, ayah tirinya. Mengatakan kalau akan pergi ke kantor.
Saat sore tlah tiba, dokter Joe yang sedang berbicara dengan Tama mendapati ponselnya berbunyi.Betapa bahagianya Tama ketika melihat siapa yang menghubunginya itu.
"Ada apa Saka?" Tanya Tama kepada anaknya yang tengah menghubunginya itu.
"Tidak ada apa apa, hanya tiba tiba saja ingin menghubungi ayah." Ujar Saka.
"Apa ayah sibuk? Apa aku mengganggu jam kerja mu?" Tanya balik Saka setelah keadaan menjadi hening dalam beberapa detik.
"Tidak nak, hari ini ayah sedang tidak bekerja."
"Kenapa? Apa ayah sakit?"
"Ayah baik baik saja, hanya saja saat ini ayah sedang di rawat di rumah sakit. Tapi dokter Joe bilang, malam ini ayah bisa pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (Ended) [Revisi]
General FictionAkan di revisi! Cerita ini terinspirasi dari drakor yang berjudul "The Legend of The Blue Sea.". Saat usia ku 11 tahun ibu ku pergi meninggalkan ku karena ayah menikah lagi dengan seorang wanita yang merupakan teman ibuku. Aku bertahan di rumah dari...