Saka segera membanting stir ketika kantor polisi dimana Yua bekerja sudah berada di hadapannya.
Chita serta Rio terkejut dengan hal ini sampai kepala mereka terbentur pintu, untungnya tidak sampai berdarah atau pun memar.
Saka segera memarkirkan mobilnya dan ia melihat ke belakang melalui kaca spion, begitu ia lihat mobil yang sedang mengejarnya terus berjalan, Saka nampak lega dan ia menyenderkan kepalanya di kedua tangan yang masih memegang stir.
"Nak kau kenapa? Dan kenapa kita ke kantor polisi?" Tanya Chita yang mengkhawatirkan keadaan anaknya.
Belum sempat Saka menjawab atau pun mengangkat kepalanya itu, tiba tiba terdengar seseorang mengetuk kaca jendela mobil Saka. "Tok... Tok...tok..."
Saka sangat terkejut dan segera menoleh ke samping karena Saka takut jika yang mengetuknya itu adalah orang yang sedang mengejarnya.
Namun rasa takut itu hilang ketika ia lihat Yua yang sedang mengetuk kaca mobilnya.
Saka segera keluar dari mobil dan meminta ibu serta Rio menunggu di dalam mobil.
Melihat Saka yang nampak panik, Yua menawarkan Saka untuk masuk ke dalam kantor beserta ibu dan adiknya.
Saka masuk ke dalam ruangannya Yua, sementara Rio dan Chita menunggu di ruangan lainnya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Yua dengan memberikannya segelas air.
"Orang itu... Tadi dia membuntutiku." Ucap Saka yang masih nampak ketakutan.
"Sudah bergerak rupanya, apa kau sudah siap menjalankan rencana kita?"
"Aku siap, kapan pun aku siap! Tapi masalahnya, bagaimana dengan adik serta ibuku?
Tadi aku sangat ketakutan, tidak tau harus bagaimana karena mereka bersamaku. Aku tidak mau melibatkan mereka ke dalam masalahku."
"Kau tenang saja, aku bisa meminta anak buahku untuk mengantarkannya pulang. Dan hari ini, kita akan menjalankan rencana kita."
Saka segera menemui ibu serta adiknya itu, mereka berdua pun menghampiri Saka dengan segera.
"Ada apa nak? Apa ada masalah? Ceritakan pada ibu." Tanya Chita dengan cemasnya.
"Tidak ada yang terjadi bu, maaf aku sudah membuat kalian khawatir. Aku tiba tiba saja teringat kalau memiliki pekerjaan hari ini, itu sebabnya aku datang kesini untuk menemui teman ku yang seorang polisi."
"Benarkah itu? Kau tidak merahasiakan apa pun pada ibu kan?"
"Tidak ada bu."
"Ini bukan persoalan tentang seseorang yang ingin membunuhmu kan?"
Betapa terkejutnya Saka, selama ini dia tidak pernah memberitaukan kepada ibunya, tapi bagaimana mungkin ibunya bisa tau...
"Apa yang ibu bicarakan? Membunuhku? Orang gila mana yang mengatakan hal buruk seperti itu kepada ibu?" Ujar Saka dengan berusaha tenang.
"Teman mu yang sudah menceritakan semuanya kepada ibu."
'Dua kadal itu...." Geram Saka dalam hatinya. Dan ia berkata kepada ibunya, "Ibu tenang saja, ini sungguh soal pekerjaan. Aku memiliki janji kerja kepada polisi disini yang bernama Yua.
Oh ya, maafkan aku tidak bisa mengantar kalian pulang. Tidak apa kan kalau salah satu polisi disini mengantar kalian pulang?
Aku harus mengerjakan pekerjaan ku, kak Dino dan kak Eza akan segera menyusul ku. Jadi aku tidak bisa mengantar karena harus bekerja."
"Tidak apa nak. Jam berapa kau akan pulang? Biar ibu siapkan makan malam untukmu."
"Terima kasih banyak bu, tapi aku tidak tau jam berapa akan pulang. Bisa saja malam nanti atau besok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home (Ended) [Revisi]
General FictionAkan di revisi! Cerita ini terinspirasi dari drakor yang berjudul "The Legend of The Blue Sea.". Saat usia ku 11 tahun ibu ku pergi meninggalkan ku karena ayah menikah lagi dengan seorang wanita yang merupakan teman ibuku. Aku bertahan di rumah dari...