"See you later, boy."
Na Yoona tersenyum hangat sembari melambai kecil ke arah putra semata wayang-nya melalui jendela mobil yang separuh terbuka, memperlihatkan tubuh semampai berbalut pakaian formal serba hitam miliknya.
Di lain sisi, Jaemin terlihat bingung. Pemuda itu tersenyum lucu, sama sekali belum terbiasa dengan segala tindakan manis yang dilakukan oleh sang Ibu. Tangan kanan-nya kemudian terangkat, balas melambai kecil dengan sedikit canggung.
"B-bye, Ma," ucapnya terbata.
Hal tersebut membuat Yoona tertawa sebelum mobil yang ditumpanginya kembali melaju, enggan berlama-lama. Bayangannya perlahan memudar, meninggalkan kawasan sekolah dengan Na Jaemin yang mematung di hadapan air mancur.
Sang primadona masih tersenyum. Merasa luar biasa senang dengan berbagai kemajuan yang dialaminya.
Banyak hal terjadi pada pemuda manis itu sepulangnya dari kediaman milik keluarga Donghyuck. Sang Ibu benar-benar mengajaknya bersantai, menikmati kegiatan memanggang usai membeli berbagai macam daging dan sayur-sayuran segar di sebuah supermarket ternama. Wanita itu bahkan berbicara panjang lebar mengenai dua hari yang dilewatinya tanpa kehadiran sang putra, diam-diam membuat hati Jaemin menghangat mendengarnya.
"Weitss."
Tiba-tiba saja sebuah tangan merangkul pundaknya tidak lama kemudian, membuat tubuh pemuda manis itu sedikit limbung.
"Udah dadah-dadah aja, nih, sekarang," timpal Donghyuck, si pipi tembam yang baru saja tiba di sekolah dan berlari kencang usai menyadari eksistensi sahabatnya. "Gimana rasanya barbeque-an bersama Mama?"
Senyum Jaemin semakin melebar dibuatnya. "Hehe. Asyik ternyata."
Keduanya memutuskan untuk berbalik, berjalan masuk ke dalam gedung utama dengan begitu santai sebab mata pelajaran pertama baru akan dimulai dua puluh menit lagi.
"Terus, terus." Donghyuck pun mulai mengoceh, bertanya mengenai ini dan itu sementara Na Jaemin sibuk balas menyapa beberapa murid yang hilir mudik melalui keduanya sembari tersenyum lebar.
"—Mama lo gimana?"
Sang primadona menoleh dengan kening bertaut. "Gimana apanya?"
"Yaa, ada ngomong sesuatu 'gitu, enggak?" Donghyuck bertanya kecil, tiba-tiba saja merasa sedikit gugup. Takut membuat suasana hati sang sahabat memburuk. "Minta maaf, mungkin? Atau sesuatu yang lain?"
Mendengarnya membuat pikiran Na Jaemin berkelana, hendak mencari jawaban dari pertanyaan yang Donghyuck lontarkan sebelum kembali menoleh dengan senyum manis terpatri di atas wajahnya.
Kemudian, pemuda itu berkata,
"Mama gue bukanlah sosok yang gampang, mau meminta maaf begitu saja walau dia tahu dimana letak kesalahannya." Ia pun tertawa kecil. "Mama gue punya dinding yang membatasi dirinya. Gampangnya, sebagai bentuk pertahanan dia. Butuh waktu yang lama bagi gue buat meruntuhkan dinding pertahanan itu dan ini belum saatnya, Hyuck. Walau begitu, gue tahu dia memang berusaha untuk mengubah dan memperbaiki hubungan kita sebagai Ibu dan anak."
"Gue 'kan pernah bilang sama lo," lanjutnya. "Apapun yang terjadi, gue tetap sayang sama Mama gue—"
"Kak Jaemin!"
Sebuah suara memanggil namanya dengan begitu lantang, membuat sang pemilik menoleh ke belakang dan melotot terkejut mendapati Beomgyu berlari menuruni tangga. Mengejarnya hingga pemuda itu berhenti tepat satu meter di hadapannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/213496731-288-k711746.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayward • Nomin ✓
FanfictionIn which a do-gooder tried to be a wayward. © Rayevanth, 2020