18

9 1 0
                                    

Untuk jadi maju memanglah banyak hambatan. Kecewa semenit dua menit boleh, tetapi setelah itu harus bangkit kembali.
Liana putri

"Sekarang jam berapa ya"rara pun melihat jam nya ternyata sudah menujukan jam11:30.

"Ouh iya sekarang aku ada jabwal syuting"rara pun bangkit dari tempat duduknya dan mandi setelah mandi rara pun menurunkan anak tangga dan mamahnya pun lagi ada di sofa.

"Rara"sapa mamahnya.

"Iya mah"

"Mau kemana"

"Rara hari ini ada syuting mah,rara pergi dulu ya"rara pun mencium tangan mamahnya dan segera menaiki mobil.

"Baiklah hati hati ya ra"

"Rara bareng ya ke lokasinya"tiba tiba ajah natasya datang.

"Ouh iya hayu"mereka pun naik ke mobilnya.

"Hm,ra lo kenapa kaya lagi punya masalah"tanya natasya yang dari tadi ngeliat rara yang selalu ngurung.

"Gue gapapa ko,tas"rara pun tersenyum kecil.

"Ouh yaudah"mereka pun sampai di tempat tujuannya.

"Yaudah yu turun kita langsung"mereka pun turun.

"Hm,iya"rara pun langsung pergi.

"Rara tunggu"natasya pun lari ngejar rara.

"Nisa"panggil mamahnya sambil mengetuk pintu kamar nisa dan nisa pun membukakan pintu kamarnya.

"Iya mah ada apa"

"Lagi ngapain"

"Ouh,gak ngapa ngapain ada apa mah."jawab nisa sambil menutup pintu.

"Temenin mamah belanja yu,buat masak"

"Iya mah bentar."nisa pun masuk kekamarnya lagi dan langsung pergi belanja sama mamahnya.

Malam hari.

"Alhamdulilah selesai udah yu pulang."ajak natasya.

"Iya"mereka pun pulang tetapi di perjalanam dia ketemu gilang.

"Ra ke moll dulu yu"ajak natasya.

"Iya"mereka pun langsung menuju ke mall dan rara pun papasan sama gilang.

"Hai ra"panggil laki laki itu siapa lagi kalo bukan gilang.

"Hai lang"

"Kamu masih marah sama aku"tanya gilang.

"Gak ko"mereka gobrol sambil menikmati minumanan.

"Hm,ra"tanya gilang terpotong.

"Iya lang ada apa"

"Ra aku suka kamu,kamu mau nga jadi istri aku"pertanyaan itu membuat rara terselek kaget.

"Ekm,apa lang"rara oun kaget.

"Iya ra aku mau menikahi kamu,apakah kamu mau"

"Aku mau lang tapi aku bingung apa kamu beneran mau menerima aku tulus atau hanya kasihan"batin rara,pelan pelan air mata rara pun terjatuh.

"Ra"gilang mengabaikan tangannya di deket mata rara karna sedang melamun.

"Eh,iya lang"

"Gimana kamu mau gak "

"Hmm tapi"

"Aku iklasdan menerima masa lalumu ra."gilang meyakinkan rara.

"Kayanya dia memang tulus,"rara pun menarik nafas dan mengiyakan.

"Bismillah,lang aku mau menikah denganmu"rara pun tersenyum,dan natasya datang yang sudah selesai belanja.

"Hai ra,yu pulang"ajak natasya.

"Hm,iya"

"Ra minggu depan aku ke rumah kamu sama keluarga"

"Iya lang"di balas dengan senyumana dan rara pun pergi dan menaiki mobilnya.

"Lo mau di lamar ra"tanya natasya.

"Iya"

"Gue bodoh menerima dia,yang udh menghina gue,dan membuat rumah tangga kakak gue hampir ancur"batin rara,lagi lagi rara menangis.

"Lo kenapa ra nangis"tanya natasya dan melihat rara yang menyetir mobil sambil nangis.

"Gue gapapa,udah nyampe rumah lo"natasya pun turun dari mobil.

"Makasih ra"nataysa langsung menutup pintu mobilnya.

"Iya"rara pun langsung mengendarai mobilnya

Sesampai di rumah.

"Assalamualaikum"rara pun langung masuk ke dalam dan dia juga tidak lupa bahwa minggu depan dia akan di lamar.

"Walaikumsalam"ayahnya pun baru keluar dari dapur.

"Yah"panggil rara.

"Iya sayang ada apa"ayahnya menyamparkan rara dan mengelus hijabnya.

"Minggu depan ada yang mau lamar aku"

"Ahh,yasudah nanti mamahmu siapkan semuanya.

"Hm,iya yah rara kekamar dulu ya"rara pun langsung menuju kekamarnya.

"Iya ra"

"Sekarang kamu udah gedeya ra sebentar lagi akan ada seorang pria yang melamarmu."ayahnya pun melamun sambil duduk di sofa dan istrinya pun datang.

"Kamu kenapa mas ko nangis"

"Eh gak ini anak kita sebentar lagi bakal ada yang melamar."

"Siapa mas,rara siapa yang melamar dan kapan."

"Mas belom tau laki laki itu,minggu besok dia akan di lamarnya."

"Alhamdulilah atuh,yaudah kita kekamar yu udah malam"mereka pun pergi kekamarnya.

Mawar indah harum mewangi, aromanya menyentuh nurani, pesan Ini sebagai pengganti diri, selamat Hari Raya Idul Fitri."

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang