19

13 1 0
                                    


Dia tidak akan membawaku untuk melakukan maksiat, tetapi membimbingku menuju jalan Allah dengan menjadikan ku Halal baginya.

-Gilang-

Satu minggu kemudian.

"Alhamdulilah ra,kamu bakal jadi milik orang lain"kakaknya yang sedang mengrias rara di kamarnya tetapi rara lagi lagi mengeluarkan air matanya.

"Kamu kenapa ra ko menangis"kakamya melihat dari kaca yang melihat rara sedang menangis.

"A--k--u, gaak apa apa kak"jawabnya pun gugup.

"Udah ra,kakak yakin dia lelaki baik,"

"Hm,iya kak"

"Dah cantik,yuk turun"tak lama kemudian mamahnya pun mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Rara, keluarga gilang udah datang tuh cepet turun ya! Kata mamah di balik pintu kamar. Kontan membuatku tengang.

"Iya mamah sebentar. Jawabku lantas aku langsung membukakan pintu kamar.

"Wah, cantik sekali rara"kata mamahnya.

Aku langsung mengandeng tangan ka nisa.l, "mah kak kedepan nya bareng ya soalnya rara malu "

"Masyaallah anak mamah cantik udah mau jadi istri"ucap mamah dan tersenyum kekeh.

Aku pun membalas ucapan dengan senyuman lantas.kami berjalan menuju ruang tamu bersama.

Sesampai disana terdapat gilang duduk berhadapan dengan ayah.
Kemudian di samping gilang ada pria setenga baya mungkin itu ayahnya.
Disampingnya lagi ada seorang gadis memakai gamis, berwarna pink beserta khimarnya senada. Masyaallah gadis itu cantik sekali apa dia adiknya gilang.
Tetapi kemana mamahnya,kenapa dia tidak datang acara lamaran anaknya.

Saat aku dan mamah menuju menghampiri ke arah mereka gilang menengok ke arahku sembari terseyum membuatku gugup.

Ayah dan abinya gilang masih berbincang,bincang sementara adiknya dan  gilang masih terdiam.

"Ekhm,lang"tanya rara.

"Iya ra"

"Mamahmu mana"

"Mamah,aku sudah meninggal ra 5 tahun lalu"gilang yang tadinya ceria sekarang berubah muka sedih.

"Ehh,maaf lang aku nga tau"

"Gapapa ko"gilang pun membalas senyumn kecilnya.

"Emmh...maksud kedatangan kami kemari ini adalah meminang putri bapak Rara marlina yang jika terima kami sandingkan dengan anak kami
Gilang ramadhani"ucap abinya gilang.

Penjelasan abinya gilang membuatku seneng namun aku tetap menunduk.karna takut ketahuan terlalu senang.

"Kalo saya si,terserah putri saya aja pak"ucap ayahnya rara.

"Jadi bagaimana nak rara mau kan menerima pinangan kami."tanya abinya gilang.

Bagaimana ini apakah aku menjawab iya,atau tentu saja atau dengan senang hati atau bagaimana?

"Bagimana rara,?tanya mamahnya yang sambil duduk bersama kami.

Aku masih menunduk dan akhirnya aku hanya gugup tanpa berkutik apa apa.

"ALHAMDULILAH"..,suara mereka bersatu padu didalam ruangan ini dan secara diam aku mengucapkan alhamdulilah didalam hati."

"Kami dari pihak keluarga meminta pernikahannya bulan depan apa bisa pak?tanya abinya gilang.

"Insyaallah bisa pak.. anak saya sudah menerima pinangannya. Jadi lebih cepat lebih baik bukan"jelas ayahnya rara.

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah SAW. bersabda: Seorang wanita janda tidak boleh dinikahkan sebelum dimintai pertimbangan dan seorang gadis perawan tidak boleh dinikahkan sebelum dimintai persetujuan. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah, bagaimana tanda setujunya? Rasulullah saw. menjawab: Bila ia diam. (Shahih Muslim)

"Rara ikut aja"sambil tersenyum,malu.

"Alhamdulilah kalo begitu kami berterima kasih sudah membawakan kabar baik,kami pamit "abi gilang dan adiknya pun bangkit dari tempat duduknya dan menuju ke luar.

"Baik terima kasih sudah berkunjung".

"

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang