Gerbang sekolah pagi ini terlihat ramai dan tampak seorang gadis dengan rambut ombre hijau berlari memasuki gerbang.
"Mampus, Alex lagi" umpat gadis itu ketika melihat guru muda yang berada tak jauh dari tempat dia berdiri. Guru tersebut tamoak sedang mengawasi murid lainnya yang berlarian masuk ke dalam sekolah.
"EMBUN!" panggil guru tersebut. Sayangnya, gadis bernama embun itu sudah berlari keluar sekolah.
Setelah jauh dari gerbang sekolah dia menghentikan acara berlari nya dan mengatur napas nya yang terputus-putus
"Sial si alex ngeliat aja" ucap Embun dengan napas yang belum teratur.
"ngapain lo?" ucap seseorang di belakang Embun. Perempuan itu tersentak karna kaget
"Aydin! ngapain lo ?" ucap embun ketika melihat orang yang tadi memanggil nya.
"dih, lo yang ngapain ? ngumpet begitu" Tanya laki-laki itu. Aydin melihat perempuan didepan nya dengan tatapan aneh, rok abu-abu pendek, kaos pink di jadikan dalaman dan menjadikan kemeja putih seperti outwer. Dan jangan lupakan almamater yang di pegang perempuan itu.
"penting?" Tanya Embun balik.
"gue tau pasti pak Alex kan ?" ucap Aydin sok tau. Siapa yang kenal Charlota Embun Kirana siswi perempuan yang gemar gonta ganti warna rambut dan sering memakai seragam semau nya. Embun hanya berdecak gemas melihat kelakuan Aydin.
"Pak Alex nih Embun nya" teriak Aydin ketika melihat guru Bk tersebut berada di depan gerbang sekolahnya seperti mencari sesuatu.
"Aydin bego." Ucap Embun dan berlari sambil memegang tangan Aydin.
Aydin yang di tarik paksa Embun hanya tertawa lepas melihat panik nya gadis tersebut.
-------
Mereka berdua sudah berada di belakang sekolah. Tepat pukul 10.00 wib jam istirahat. Tepatnya di warung yang sering di kunjungi siswa yang mau bolos.
"gue mau masuk ke sekolah. Ada ulangan din," ucap Embun gemas
"dih tumben, peduli lo sama ulangan," Tanya Aydin ketika mendengar penuturan gadis di samping nya.
"kalau susulan engga bisa nyontek, nyet" tutur Embun
"nyesel gue nanya" gemas Aydin
Tanpa menunggu, Embun naik ke atas pagar sekolah, tetapi Aydin hanya memperhatikan gadis itu. Dia bingung kenapa harus memanjat. Aydin membuka gerbang tersebut dengan mudah dan membuat Embun kaget karna bergerak di atas pagar.
"punya otak tuh di pake, jangan cuman di jadiin pajangan" ucap Aydin dan berjalan kedalam sekolah dengan santai. Di belakang nya Embun yang sudah turun dari atas pagar tampak nyumpahi dia dengan kata-kata kasar.
Ketika di dalam kelas, Embun langsung menaruh tasnya di pojok kanan kelas. Tidak lama terdengar suara yang membuat telinga miliknya berdengung.
"Embun!!! Gila lo, gila abis dari mana?" Tanya gadis berambut panjang sepunggung tersebut dengan heboh.
"sttt ah ilah, abis nyari waktu yang tepat untuk masuk ke dalam kelas" ucap Embun santai dan duduk di kursi nya. Dia mengambil paksa minuman yang ada di genggaman tangan teman nya.
"Itu kiranti pake es btw" bisik si gadis pemilik minuman tersebut.
Embun yang mendengarnya segera ke tong sampah terdekat untuk memuntahkan minuman tersebut.
"Lovata!!!!" teriak Embun dengan kencang, napasnya mulai tidak teratur ingin rasanya dia menjambak rambut indah milik temannya.
"Ya lo main ngambil-ngambil aja" bela Lovata yang sudah ada di samping Embun, nada suara nya seperti orang tidak memiliki salah.
"Sejak kapan kiranti di kasih es, aduh sakit kepala gue ngeliat kelakuan lo" gemas Embun dengan bersender di tembok samping tong sampah.
"ya udah sih maaf, lo belum jawab pertanyaan gue kenapa baru masuk jam segini" jelas Lovata karna tidak mau terus- terusan di salahkan oleh temannya.
"tadi ada pak Alex di depan trs gue kabur aja, aman nya udah jam 9 lewat" jelas Embun santai dan terduduk di koridor.
"tumben masuk biasa nya klo ketemu Pak Alex langsung cabut gak balik-balik" jelas Lovata yang masih meminum kiranti nya, sambil berdiri di samping Embun yang duduk bersila di bawahnya.
"ada ulangan sejarah" jawab Embun santai dan menaruh kepala nya di lutut teman nya.
"hah sejarah? Mabok lo. Sejarah mah kemaren pas lo gak masuk" jelas Lovata.
BAD DAY.
Hai haiii
Jangan lupa Vote yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Embun itu polos, tapi barbar" - Aydin "Aydin itu malaikat yang selalu ada kalau gua lgi apes" -Embun