12

168 20 2
                                    

Cuaca sedang terik-teriknya membuat Emlyn harus duduk di dekat pohon rindang dengan botol air mineral yang baru saja dia beli. Keringat terus menetes dari rambut miliknya yang mulai memanjang. Tepukan di bahu  membuatnya terpaksa menoleh dan menyapa orang tersebut.

"Eh pak," sapa Emlyn dengan senyum

"Hai, gimana Embun udah ketemu?" Tanya pak Alex yang sudah duduk disamping Emlyn. 

"Hm... " Emlyn terdiam, dia bingung harus menjawab seperti apa karna tidak mungkin dia bilang 'aku nyuruh Aydin nyulik Embun biar gak di nikahin sama situ' 

"Embun itu anak yang menggemaskan walau banyak negativenya," sambung pak Alex sambil menatap langit-langit siang yang bersih. Emlyn hanya membalas dengan tawaan, dia mengingat kejadian-kejadian bersama Embun. 

"Jadi boleh kan kalau saya ingin menikah dengan saudarimu?" Minta pak Alex dengan sopan. senyum yang kharisma itu membuat Emlyn terpaku, baru kali ini dirinya menemukan seorang pria yang meminta kakaknya secara langsung.

"Hm... gimana ya pak, saya gak bisa jawab. Itu bukan hak saya buat ngejawab, kakak saya yang berhak," jawab Emlyn kemudian dia menggaruk kepala belakang. Kemudian pak Alex hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti, tidak lama dia bangun dan menepuk bahu Emlyn. "ya sudah, saya pergi dulu ya. terima kasih atas waktumu" lanjutnya dan berjalan menjauhi Emlyn. 

------- 

Di kamar Emlyn terlihat seorang gadis yang sedang menyisir didepan lemari kaca, tidak lama pintu di ketuk dan muncul Emlyn dengan senyum yang lebar. Dia masih menggunaka Pakaian sekolah. Embun melihat kearah jam di dinding kamar, tepat pukuln 16.00 WIB. 

"Kak, lo gak usah pulang dulu ya," ucap Emlyn yang sudah duduk di kasur milik Aydin. Embun menoleh dan berjalan mendekat. Dari raut wajahnya menggambarkan kegundahan. 

"Lyn, gue gak enak kalau disini," jawab Embun, 

"Engga apa-apa kali, Gue udah biasa di repotin sama lo," saut Aydin yang sudah berada di depan pintu sambil menyilangkan kedua tangan.

"Lagian ya, nyokap gua seneng, ada temennya. Doi bisa masak bareng atau ngelakuin apa kek kasihan dia sendiri terus," sambung Aydin. dia duduk di meja belajar dan mengeluarkan seragam perempuan yang tadi di beli di koperasi sekolah. Tidak lama Emlyn juga mengeluarkan barang-barang penting yang ada di kamar Embun dan membawanya ke rumah Aydin. 

"Nih, gue tau lo gak bisa hidup sama eleven kan?"  kata Emlyn sambil mengeluarkan boneka gajah dari tasnya. 

"Lo mah niat mau ngebuang gua, Lyn" seru Embun dan mengambil Boneka itu. 

Aydin terkekeh karena tingkah menggemaskan Embun. Hatinya mulai menghangat dan degup jantungnya mulai tidak beraturan. 

-------

Makan malam kali ini tidak ada suara teriakan Embun sebab di usili Emlyn atau gerutuan bunda karena kedua anaknya tidak mau mengalah. 

Helaan napas terdengar kencang dari bibir Emlyn. membuat kedua Orang Tuanya menoleh. "Kamu udah nyari Embun, Lyn" tanya ayah. Emlyn menoleh dan menatap mata ayahnya 

"Udah" jawabnya malas 

"Ketemu?" tanya bunda penasaran.

"Ketemu"

"Kenapa gak dibawa pulang?" tanya ayah heran. 

"Kalau di bawa pulang, mau di nikahin pak ALex kan? ya, gak aku bawa pulang lah. kasihan Embun," jawab Emlyn tenang dan menyuapkan nasi kedalam mulutnya lagi.

"Itukan demi kebaikan dia," saut ayah tidak terima 

"Tapi bunda setuju sama Lyn, buat apa sih di jodohin kaya gitu, kaya Embun gak laku aja" saut bunda tidak terima. 

"Besok bunda ikut ya kalau kamu ketemu Embun,"  sambung bunda dan langusung membereskan peralatan makan. 

---------

HAIII..... 

Aku mau ngasih tau, minggu besok aku UAS, jadi untuk kedepannya aku gak up dulu ya sampai selesai UAS. hehehe maaf ya kawan 


gimana suka gak ceritanya? jangan lupa Vote san comentnya ya di tunggu. 

oh iya aku mau tanya sedikit, apa tulisan ku tidak bagus ya? atau tidak rapih? atau apapun? aku menunggu kritik dan sarannya yaaa.... kalian bisa DM aku dan ngasih tau aku dengan cara yang baik dan sopan terimakasih sudah mau mampir. 

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang