Aydin berjalan kearah kantin, dia masih ngengandong tas nya. Dia menoleh kekanan dan kekiri mencari teman nya. tidak lama dia melihat 3 laki-laki duduk di pojokan kantin. Aydin berjalan kearah mereka.
"Eh abang Aydin, abis dari mana? Tas masih di bawa-bawa aja" ucap Gilang yang duduk sendiri.
"tadi guE di tarik paksa sama si rumput" jawab Aydin yang telah duduk di samping Gilang
"rumput?" Tanya Kenan yang sedang meminum es teh manis. Pria bermata sipit itu bingung, bisa kah rumput membawa pergi teman nya.
"itu si Embun, rambut ijo nama Embun, ya jadi rumput" tutur Aydin sambil mengambil bakso milik Gilang yang tinggal satu.
"ah lo mah din, yang terakhir itu yang nikmat" ucap Gilang sedih ketika melihat bakso terakhirnya.
"ya elah lang, sama temen gitu amat" ucap Aydin,
"parah lo kakak gue juga, rumput-rumput nama bagus-bagus di panggil rumput" ucap Emlyn yang berada di depan Aydin
"mending gua panggil rumput dari pada gua kasih nama Kambing" jelas Aydin dan membuat ke empatnya tertawa.
"emang kaya kambing dia mah" ucap Emlyn sambil mengingat kelakuan konyol Saudara Kembarnya.
------
Embun berjalan keluar kelas dengan menghentak-hentakan kaki nya kesal. Bisa-bisa nya Lovata tidak memberitahu nya kalau kemaren ulangan nya. fix dia akan mendiami Lovata sampai besok.
"Embun!!" teriak Lovata dari pintu kelasnya. Embun hanya menoleh dan melengos pergi.
"gede di ambek najis" gerutu Lovata tetapi tetep mengejar teman nya itu.
"GUA DENGER LOWFAT" teriak Embun dari ujung koridor.
Lovata hanya tersenyum sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
Di perjalan pulang Embun menendang-nendang apapun yang berada di bawah kaki nya. sampai dia menendang batu dan terkena orang yang tidak ia kenal.
"WOY!" teriak orang itu. Embun menoleh dan berlari dengan kecepatan Extra agar tidak tertangkap oleh orang itu.
Embun masuk ke dalam supermarket bermaksud untuk menghindari orang yan tadi mengejarnya. Dan dia berjalan ke rak rak minuman dingin dan mengambil salah satu minuman itu dan berjalan kearah kasir
"5 ribu kak" ucap penjaga kasir
Embun mengeluarkan uang receh yang ada di kantung tas nya, ada 2 keping 1000 an, 4 keping 500 an, dan 5 keping 200 an.
Dia memberikan uang tersebut, dan meninggalkan sang kasir dengan senyum yang terpaksa.
--
"princess pulang!" teriak Embun ketika membuka pintu rumah nya dengan kaki. Sampai tersengat suara DUG yang cukup kencang
"lepas kek itu tangan" ucap Emlyn yang sedang bermain ps di ruang tengah.
"eh biadab, sopan ya sama kakak" balas Embun yang sudah duduk di sofa. Emlyn yang duduk di karpet hanya memperhatikan saudara kembarnya dengan malas dan melanjutkan bermain ps.
'orang gila di lawan, yang ada gue ikutan gila' tutur Emlyn dalam hati.
Setelah duduk selama 30 menit Emlyn merasa tidak ada tanda-tanda kehidupan dari saudara perempuan nya, dia menoleh dan melihat Embun sudah tertidur dengan posisi sangat tidak elit, bayang kan, kaki kiri nya berada di atas sofa, tangan kiri nya ada di atas kepala, tangan kanan nya berada di pinggir sofa tetapi dia masih memegang minuman yang tadi dia bawa kedalam rumah.
Emlyn menghela nafas dan menggendong sang kakak ke kamar milik saudara nya.
-----
Brak bruk suara gaduh terdengar dari kamar milik Embun. Orang-orang yang berada di ruang makan tidak menghiraukan suara tersebut karna sudah terbiasa mendengarnya.
"kamu sekolah?" Tanya perempuan paruh baya yang sudah rapih dengan pakaian kantor nya.
"kayanya" ucap Embun yang sudah duduk di depan Emlyn.
Sang kepala keluarga melihat anak perempuan satu-satu nya hanya bisa menggelengkan kepala nya pasrah
"udah kelas 11 loh kak, kamu kaya gini terus?" ucap sang kepala keluarga
"justru karna udah kelas 11 yah" jawab Embun kepada sang ayah.
"terserah deh, pokok nya klo gk naik kelas putus sekolah aja" jawab sang bunda yang duduk di sampingnya.
Orang-orang di rumah tersebut sudah lelah dengan kelakuan ajaib anak perempuan mereka. Seperti nya ketika hamil bunda Embun tidak mengidam yang aneh-aneh tapi kenapa memiliki anak yag sangat ajaib.
-------
Kesan nya dongg hehehe
Vote vote kawannn
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Embun itu polos, tapi barbar" - Aydin "Aydin itu malaikat yang selalu ada kalau gua lgi apes" -Embun