Embun berjalan menuju lapangan basket, disana terlihat Emlyn, Aydin, Gilang dan Kenan. Mereka sedang duduk di pinggir lapangan basket, baju seragam yang mereka pakai sudah tergeletak di pinggir lapangan meyisakan kaos polos berwarna putih.
Embun berlari mendekati mereka dan langsung menarik tangan Aydin, Aydin yang bingung dengan cepat menarik tasnya dan mengikuti Embun dari belakang.
"Cepet pulang,din. Ada Alex tadi mana modus-modus gitu. Jijik gue demi deh" gerutu Embun yang sudah berada di depan mobil milik Aydin. Sang lawan bicara hanya bisa menghela napas dan mengangguk setelah nya mereka memasuki mobil dan pergi meninggalkan sekolah.
Di lapangan Emlyn melihat pak Alex berjalan mendekati mereka, dan pak ALex duduk di samping Emlyn. membuat semua yang berada disana terdiam sejenak.
"Sore pak" sapa Gilang yang berada di samping Emlyn.
"Iya sore, kalian baru selesai main? padahal tadi saya mau ikutan" ucap pak Alex.
"Iya nih pak, baru banget selesai, next time kita ajak bapak deh" balas Gilang yang sibuk memantulkan bola ke lantai.
"Ya udah, saya pulang duluan ya, kalian jangan pulang malem-malem ya" setelah itu pak Alex berjalan menuju perkiran mobil.
-----
Malam yang dingin Embun duduk sendiri di sudut Cafe dengan segelas lemon tea yang ada di depan nya. Dia terlihat mengaduk-ngaduk teh tersebut dengan pandangan kosong."AH!" Seruan napas terdengar hingga beberapa orang di dekatnya sampai menoleh.
Ting! Ting! Ting!
Handphone di depan nya terus berbunyi tetapi perempuan itu tampak tidak menghiraukan suara tersebut.
"Oy!! Pulang! Di cariin mama juga" ucap Aydin yang berada di belakang Embun.
Gadis itu menoleh kemudian membuang mukanya ke arah lain. Aydin melihat kejadian itu hanya bisa menghela napas dan duduk di samping Embun.
"Bun, pulang yuk ke rumah gue kok. Bokap lo udh gak di rumah gue" jelas Aydin sambil meminum teh milik Embun
"Apa sih bokap, masa gue di jodohin sih" balas Embun kesal, tangannya sudah mengepal dengan kuat. Aydin yang melihat kejadian itu segera memegang tangan Embun bermaksud untuk melepas kesal yang ada di dalam diri Embun.
"gak baik kaya gitu, kuku lo panjang ntar luka" Ucap Aydin sambil tersenyum dan menatap mata Embun dengan tatapan damai.
Embun terdiam ketika melihat tatapan Aydin yang sangat damai itu. Setelah tersadar dia langsung menarik tangan nya dan berjalan keluar dari Cafe tersebut.
Aydin melihat hal tersebut segera mengeluarkan dompet, dia menaruh uang di atas meja dan menyusul Embun.
------
Pagi ini, Embun berangkat dengan Aydin menggunakan mobil Laki-laki tersebut. suasana du dalam mobi tampak sepi hanya terdengar kunyahan roti dari mulut milik Embun.
"Din gue berenti disini aja, gak enak kalau gue ikut lo mulu, ntar di sangka macem-macem lagi" ucap Embun sambil menutup bekal nya. Aydin hanya menganggukan kepala dan menepikan mobilnya.
setelah Embun melihat mobil milik Aydin menjauh di segera menyetop angkot yang berlawanan dengan sekolah. Tujuan nya kali adalah salon di salah satu pusat perbelanjaan.
-------
hai guyssss, maaf ya aku jarang up. bener-bener gk ada inspirasi buat nulis hehehe
maaf ya klo gak feel sama cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Embun itu polos, tapi barbar" - Aydin "Aydin itu malaikat yang selalu ada kalau gua lgi apes" -Embun