"ayah mau menjodohkan kalian berdua" ucap Ayah ketika mereka semua ada di ruang tamu. Embun yang tadinya sedang mengunyah lidi-lidian sampai tersedak.
"ayah ? yang bener aja masa Emlyn sama Pak Alex serem dong" balas Embun tidak jelas. Emlyn langsung melototi kembarannya. bisa-bisa nya ngerandom di saat genting seperti ini.
"ehh mulutnya" balas Emlyn tidak terima, mana mau dirinya dengan laki-laki masa batang main sama batang. Dia masih suka cewe ya. Beda lagi dengan Bunda yang tau ke anehan anak perempuannya jadi dia hanya bisa terkekeh pelan.
"kamu lah, Embun. Masa Emlyn yang sama nak Alex" sambung ayah setelah meminum teh hangat yang bunda buatkan. Embun menganggukan kepalanya tanda mengerti sampai akhirnya tersadar ada keanehan disesi pembicaraan ini.
"ehh? Sebentar. Sabar. APA?? Yang bener aja. Aku ? sama Pak Alex?" sambung Embun tidak percaya mukanya yang syok dan tatapannya yang kosong membuat Bunda meringis.
"engga ah, kaya gak ada yang lain aja" ucap Embun dengan nada frustasi
"emang ada yang mau sama lo?" balas Emlyn sekenanya
"yaaa... engga ada sih. Tapi tetep aja. Ya tuhan apa salah hamba" runtuk Embun sambil mengadahkan tangan dan mendengakan mukanya ke langit-langit.
"salah lo? Banyak" jawab Emlyn dengan tawa devilnya.
"tapi yah, apa tidak terlalu cepat? Maksud Alex-"
"engga bisa Lex kamu itu hidup sendiri bukannya lebih baik jika cepat menikah, urusan Embun bisa sekolah atau engga itu gampang. Dia tetep bisa sekolah nanti ayah yang bilang kepala sekolah" balas Ayah ketika memotong omongan Pak Alex.
Pak Alex hanya bisa menghela napas pasrah begitu juga Embun yang di buat pundung oleh omongan sang Ayah. Embun tampak menremas ujung bajunya bermaksud untuk menetralisir rasa kesalnya tetapi air mata malah jatuh membasahi kedua pipi, dengan langkah cepat dia berlari keluar rumah tanpa membawa apa-apa termasuk handphonenya.
Embun terus berlari tanpa mau mendengar suara di belakang yang terus memanggil-manggil namanya untuk pulang. Dengan kaki telanjang dia berhasil kabur dari perumahan dan terduduk di depan supermarket.
"Embun" panggil seseorang, Embun mendongak dan melihat Aydin yang sedang membawa kantung berisi makanan
"eh Aydin, mau kemana? gue ikut ya?" ucap Embun yang sudah berdiri, dia memandang Aydin dengan senyum penuh harap.
Aydin memperhatian penampilan Embun yang sangat berantakan, yaa walau sering berantakan tapi kali ini beneran berantakan, rambut yang di cepol berantakan, tidak menggunakan sepatu, mata merah seperti habis menangis.
"Lo abis nangis?" tanya Aydin memastikan. Mendapat pertanyaan tersebut membuat Embun menelan ludahnya takut. Akhirnya dia menganggukan kepalanya, jujur tidak salah bukan?
handphone di saku Aydin bergetar dan tertera nama "Lylyn" dahinya makin berkerut heran ada apa dengan saudara kembar ini karna penasaran dia mengangkat terlfon tersebut.
"apa?"
'gue nitip si ijo dulu sama lo, bawa pulang dulu. besok gua ambil.'
"dikira barang kali" balas Aydin heran.
'gue liat lo sama kakak gue di depan supermarket tapi gak mungkin gue bawa sekarang ke rumah, lagi gak kondusif buat dia'
"ehh iya iya, gue bawa pulang" dengan terpaksa Aydin membawa pulang Embun sepertinya mama tidak akan memarahi dirinya, mari kita doakan saja.
Aydin menghela napas pasrah dan menggenggam tangan tangan kecil milik Embun, membuat sang empu melebarkan matanya. Aydin membawa Embun masuk kedalam mobil dan menyalakan mobil tersebut.
"Bun, lo sama gue dulu yaa, kata Lyn rumah lo belum kondusif" ucap Aydin dan di balas dengan anggukan oleh Embun.
Guys guysssss kaya nya besok aku up 1 chapter aja deh sorry yaaa, gmn menurut kalian gereget gak? Kalau ada kata2 yang salah tolong koreksi yaaa hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Teen Fiction"Embun itu polos, tapi barbar" - Aydin "Aydin itu malaikat yang selalu ada kalau gua lgi apes" -Embun