17.Dia tak pantas untuk kita!

460 39 4
                                    

Nahfan POV

Setelah pulang dari taman bersama Lova, Nahfan kembali kesekolah. Ternyata mereka berdua tidak dihukum, karna Lova dan Nahfan membawa alat-alat kebersihan. Jikalau mereka berdua membawa tangan kosong yang ada Pak Jayus marah dan menanyakan kemana mereka pergi.

Kring...

Bel pulang sekolah berbunyi, itu tandanya jam mata pelajaran sudah berakhir.

"Ok kita lanjut minggu depan ye, dan buat saat ini bapak yang kece badai ini nggak kasih kalian perkerjaan rumah" Ujar Pak Eko narsis.

Pak Eko emang humoris dia sebenarnya wali kelas XII IPS 01 tapi dia sedang mengantikan Pak Mamat.

Nahfan keluar dari area sekolah, hari ini tak ada kegiatan apa-apa. Awalnya Daren mengajak Nahfan untuk main ke rumahnya, namun Nahfan menolak ajakan Daren.

Nahfan merasa dirinya ingin segera kerumah, ingin bertemu ibunya.

Sampailah Nahfan dirumah yang mewah ini. Banyak tanaman di depan rumahnya dengan  terawat dengan baik dan benar. Nahfan melangkahkan kakinya kedalam rumah.

"Mamih, Nahfan pulang" Ujar Nahfan sambil membuka sepatunya dan menaruh ketempatnya lagi.

Hiksss

Hikss

Hiksss

"Suara orang nangis?" Monolognya

"Mamih!" Panggil Nahfan sembari mencari keberadaan Gendis-- ibunya itu.

"Mamih!" Nahfan terus mencari keadaan mamihnya, mulai dari dapur, kamar mandi bawah, ruang TV, dan pada akhirnya Nahfan berinisiatif untuk kekamar atas. Dan benar saja Gendis ada disana, dan apa itu..ia menangis? Kenapa dia?.

"Mamih!" Ucap Nahfan sembari berjalan menghapiri Gendis, dan Gendis pun menoleh kearahnya.

"Eh anak mamih udah pulang? tumben nggak main ke rumah Daren?" Ujar Gendis sambil mengusap air matanya dengan cepat.

"Mamih kenapa? Siapa yang buat mamih nangis hm? Apa jangan-jangan DIA" cercanya sambil menekankan kata DIA.

"Apa si kamu, mamih tadi abis liat drakor saran dari temen mamih eh taunya sedih jadi mamih nangis deh" timpal Gendis sambil mencoba tersenyum kearah Nahfan.

"Mamih bohong! ini pasti gara-gara DIA, dia yang buat mamih sedih dia yang buat kita menderita! Dia yang buat mamih berlarut-larut dalam kesedihan!" Ucap Nahfan penuh dengan amarah.

"Nggak kok, mamih nggak bohong mamih tadi beneran habis liat drakor" ujarnya lagi sambil tersenyum dan menahan segukan.

"Sekarang dia kemana! Dia ngomong apa sama mamih? Bilang mih sama aku!" Ujar Nahfan sambil memegang kedua bahu Gendis. Dan tangis Gendis pun pecah, cairan bening mulai keluar tanpa permisi.

"Dia nggak ngomong apa-apa" timpal Gendis lirih.

"DIA TAK PANTAS UNTUK KITA!" Ujar Nahfan penuh dengan amarah.

Nahfan pun segera meninggalkan Gendis tanpa berpamitan.

"NAHFAN! KAMU MAU KEMANA NAK! hikss hikss" Ujar Gendis sambil teriak agar Nahfan berhenti, ia takut anaknya melakukan yang tidak-tidak kepada DIA.

"NAHFAN!"

Brukk

Nahfan pun menoleh dan Gendis pun sudah tergeletak di lantai begitu saja.

"MAMIH!" Teriak Nahfan sambil menghapiri Gendis dengan sedikit berlari. Nahfan langsung menggendong Gendis dan membawanya ke rumah sakit.

***

Yasudahlah putusin aja[SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang