Bab 06

3.9K 483 36
                                    

Tasya dan Taeyong sedang berkeliling untuk mencari daging, Taeyong hanya diam dan membiarkan Tasya yang lebih mengerti tentang ini untuk memilih-milih daging.

"Nih Yong, udah. Ada lagi?" tanya Tasya, Taeyong melihat kertas catatan yang di beri ibu nya kemudian menggeleng.

Tasya tersenyum, "Yuk ke kasir."

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kasir untuk membayar, banyak hal yang mereka bicarakan.

Ke-akraban mereka tidak usah di ragukan lagi, Tasya dan Taeyong sudah bersahabat sekitar 4 tahun, apalagi mereka tinggal di satu komplek. Hanya berbeda blok.

Setelah selesai membayar Taeyong langsung membawa belanjaan nya ke mobil, dia tak membiarkan Tasya sedikit pun membawa barang belanjaan mereka. Karna itu adalah tugas nya sebagai laki-laki.

"Mau langsung pulang?" Taeyong menyalakan mobil nya sehabis menaruh barang di bagasi tadi.

Anggukan diberi Tasya, "Iya. Takut nya Jaemin udah nungguin di rumah."

Taeyong tersenyum tipis, mungkin lebih tepatnya tersenyum miris. Entah lah Ia masih belum rela dengan perjodohan yang di jalani Tasya.

Ia hanya tidak ingin Tasya tak bahagia karna menikah dengan orang yang tidak di cintai nya. Hanya itu saja kok.

"Lo masih punya hutang sama gue ya," ucap Tasya sembari terkekeh. Taeyong ikut tertawa pelan dan menatap gadis itu.

"Chat aja gue, kapan pun lo minta gue bakal traktir kok."

Tasya tersenyum lebar, "Makasih ya udah mau jadi sahabat yang baik buat gue."

Sahabat, mendengar kata itu hati Taeyong sedikit sakit. Tidak, tidak mungkin lah. Yang benar saja.

Tidak mungkin lah kalau Taeyong memiliki rasa kepada Tasya, selama ini Ia memandang Tasya sebagai adik kok.

Sudahlah lupakan.

♡♡

Sesampainya di rumah, Tasya langsung berpamitan kepada Taeyong dan masuk ke dalam rumah nya.

"Dari mana?"

Suara tadi memberhentikan langkah Tasya yang akan pergi ke kamar, Ia menoleh. Ternyata itu adalah Jaemin.

Jaemin menatap nya datar, "Kenapa baru pulang jam segini? Kakak tau kan kalo sekarang jam sembilan, anak cewek gak baik pulang malem."

Tasya menghela nafas, "Aku tadi pergi ke Carrefour, nemenin Taeyong belanja bulanan. Disuruh sama mama nya."

"Harus banget ya di temenin?"

Dahi gadis itu sedikit berkerut, "Dia gak ngerti sama bahan-bahan yang disuruh beli sama mama nya, maka nya dia minta aku buat nemenin. Karna aku cewe."

"Tapi kan Kakak tau kalo ini udah malem," nada Jaemin mulai meninggi, mendengar nama Taeyong tadi emosi nya sedikit naik.

Karna malas berdebat Tasya pun memilih untuk mengalah, "Iya iya tau ini udah malem, aku minta maaf ya. Aku duluan ke kamar capek banget."

Jaemin hanya menatap punggung Tasya yang semakin lama semakin menjauh. Ia menyesal sudah membentak Tasya tadi.

♡♡

Pagi-pagi sekali Tasya sudah siap dengan pakaian kantor nya. Jarum jam baru menunjukkan pukul setengah enam.

Sebenarnya Ia pergi ke kantor pagi seperti ini karna Tasya ingin menghindari Jaemin. Setelah pertengkaran kecil kemarin, Ia sedikit malas untuk bertemu dengan pemuda itu.

Ia mulai menuruni tangga dan mengambil kunci mobil yang berada di tembok dengan televisi.

"Kakak mau kemana?"

Sial, gagal sudah rencana nya untuk menghindari Jaemin. Dewi Fortuna memang tidak berpihak pada nya.

Tasya menoleh, "Mau ke kantor."

Jaemin mengernyit heran, "Ini masih pagi banget loh, kantor Kakak aja kayak nya belum buka. Atau Kakak mau ngehindarin aku? Iya?"

"Hm."

Tasya tidak ingin perdebatan yang kemarin terulang lagi di pagi ini, Ia tidak mau merusak mood nya dan berakhir malas bekerja.

Pria itu berdiri di depan pintu, bermaksud untuk menghadang Tasya agar tidak berangkat ke kantornya.

Tasya berdecak, "Jaem minggir."

"Kak, aku minta maaf," Jaemin menatap mata hazel yang indah itu dengan dalam. Sedangkan yang di tatap malah membuang pandangannya.

Tangan lembut Tasya di ambil dan di genggam oleh nya, "Please, maafin aku. Aku kebawa emosi kemarin."

"Udah aku maafin, sekarang kamu minggir."

Jaemin menggeleng, "Enggak, Kakak belum sepenuhnya maafin aku. Aku gak bakal minggir sebelum Kakak maafin aku."

Sejenak Tasya menghembuskan nafas nya panjang, kemudian Ia tersenyum, "Jangan di ulangin lagi ya?"

Tubuh mungil Tasya langsung dipeluk oleh Jaemin, "Maafin aku, Aa Jaemin sayang Neng Tasya hehe."

Jaemin melepaskan pelukan nya dan menarik Tasya menuju dapur, "Ayo kita masak sarapan bareng!"

"Ayo!"
























—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo dicoblos!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo dicoblos!

Noona | Na Jaemin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang