Sebelum bertemu denganmu, Mas. Kita hanyalah masing-masing manusia asing yang kehilangan arah; lupa jalan pulang hingga akhirnya saling menemukan pada sebuah rumah yang disebut hati dari masing-masing kita.
"Aku pernah gagal menjalin hubungan." katamu saat itu.
Akupun samanya.
"Aku pernah dikecewakan dan merasa ditinggalkan."
Akupun pernah mengalaminya.
Aku jadi berpikir bahwa semesta menemukan kita bukan tanpa alasan, melainkan ada maksud dan tujuannya;
Bahwa terkadang, setiap sakit tak memerlukan obat. Bahwa terkadang, bersama dengan orang yang tepat bisa mengobati luka-luka itu sendiri.
Dan ya, Mas. Orang itu adalah kamu.
Aku menatap ke depan, selain ada kamu yang kusuka. Di depanku juga ada gelas yang berisi kopi susu yang aku pesan beberapa menit yang lalu.
Anehnya, hanya ada satu gelas di sana, tanpa ada milikmu, Mas.
Katamu, "kita nikmati saja segelas ini berdua."
Tanpa menolak, aku mengiyakan.
Seperti gelas kosong, berjanjilah kita akan mengisinya dengan banyak kebahagiaan lalu setelah terisi penuh kita akan menikmatinya sampai habis lalu kembali mengisinya dengan banyak kebahagiaan lagi ya, Mas?